Setelah kepergian Satya.....
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Ujian semesteran baru saja usai, tak terasa kalau sudah enam bulan ia dan Satya menjalani hubungan jarak jauh. Suasana sekolah tentu saja berbeda dari beberapa bulan yang lalu. Biasanya akan ada Satya,Dinar dan Adam si penguasa lapangan setiap hari kerjaannya main basket dilapangan sini. Biasanya Anin dan Satya akan kekantin bersama dan biasanya mereka akan bertemu diam-diam ditaman belakang sekolah. Dan masih banyak lagi kenangan yang masih berbekas disini,masih teringat jelas.
Siang ini Anin sedang duduk sendirian dipinggir lapangan sekolah sambil memegang sapu tangan. Setelah tadi baru saja menyelesaikan ulangan kimia, kepalanya sedikit mumet jadi ia memutuskan keluar kelas untuk mencari udara segar, sebenarnya sudah diperbolehkan pulang hanya saja nanti ada rapat untuk acara kemah sekolah jadi ia memutuskan untuk menunggu disekolah sambil melihat beberapa siswa yang sedang main basket didepan sana.
Sudah berada dikelas XI dan sekarang sedang disibukan dengan tugasnya sebagai wakil ketua osis. Mengikuti kegiatan organisasi tidak sama sekali menganggu waktu belajarnya, ia memang komitmen untuk menjalani dengan sepenuh hati jadi ia sama sekali tidak merasakan beban apapun. Bukan hanya disibukan dengan organisasi tetapi sekarang ia juga sibuk dengan eskul, ya memang sekarang Anin aktif di eskul PMR menggantikan Nabila beberapa bulan lalu.
Bulan lalu ia sempat mengikuti ajang karya ilmiah remaja untuk tingkat SMA, beberapa kali pula namanya santer disebut satu sekolah karna memenangkan ajang perlombaan tersebut.
Pikirannya berkelana namun tubuhnya tetap pada tempat. Rindu. Iya ia sedang rindu dengan seseorang, beberapa bulan yang lalu ingatan itu masih jelas terkenang dalam hati dimana ia menjadi saksi kelulusan Satya disekolah. Dimana hari pertanda dimulainya hubungan jarak jauh antara ia dan Satya.
Kalau boleh jujur, ia lebih suka Satya disini. Bersamanya. Kalau rindu bisa langsung ketemu dan makan bersama di tempat biasa. Sekarang kalau rindu ia hanya bisa diam didepan laptop untuk menunggu sambungan video call dari Satya. Kadang ia harus merelakan untuk tidak tatap muka dengan Satya karna masalah sinyal dan sebagainya, perbedaan waktu yang lumayan jauh kadang menyulitkan untuk mereka bertatap muka. Disini pagi dan waktunya Anin sekolah sedangkan disana Malam waktunya Satya istirahat akhirnya semakin hari semakin jarang untuk bertatap muka paling hanya Say Hai lewat pesan yang akhirnya tak terbalas.
Anin menghela napas sedalam mungkin berkali-kali ia yakini dalam hati kalau ia mampu melewati ini semua, tidak mempermasalahkan soal video call atau apapun itu. Yang terpenting ia dan Satya sudah berkomitmen untuk saling menjaga hati masing-masing, menjaga dari godaan orang-orang yang ingin merusaknya, termasuk orang yang sedang berjalan kearahnya.
Rambutnya yang gondrong, baju yang sudah mencuat keluar, celana yang dibuat lebih kecil dari kebanyakan siswa lainnya sudah menjadi ciri khas orang tersebut. Ia tersenyum jail ketika sudah sampai lima langkah didepan Anin.
"mau ngapain lagi?" Anin bertanya dengan nada ketus yang diakhiri dengan hembusan napas, lelah juga menghadapi orang seperti dia.
"mau dimarahin sama lo" ucapnya cuek lalu mengambil posisi duduk tepat disamping Anin.
"Der, gue tuh cape setiap hari ngomelin lo terus dan lo gak pernah berubah" keluh Anin.
Dia Derry, siswa kelas X yang dari awal mos sudah membuat banyak masalah dan sering dihukum guru BK atau wali kelas. Namanya sudah terkenal satu sekolah karna kelakuaannya yang sedikit berandalan. Sukanya bolos sekolah atau melawan guru yang mengajar.
"kalo gue gak gini, gue gak diperhatiin sama lo" ucap Derry, rasanya telinga Anin sudah panas mendengar ucapan Derry yang sudah keseribu kali—mugkin—.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA'VU [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUNKU, BARU BACA CERITANYA] [TAMAT] Bagi Satya jatuh cinta itu sulit, bahkan siswi disekolahnya ia abaikan gitu saja, namun seketika semua itu berubah ketika ia bertemu dengan gadis polos ditaman belakang sekolah. Dan bodohnya ia malah...