Kelas akselerasi siang itu cukup hening. Atau memang selalu seperti ini. Bukan tanpa alasan, kelas ini hanya terdiri dari 20 orang dan tentu mereka murid cerdas dan pintar. Jangankan untuk bermain atau bersantai-santai disaat jam pelajaran kosong. Mereka justru memanfaatkan jam kosong ini tetap dengan belajar. Tidak semua si, hanya saja kebanyakan seperti itu. Seperti siang ini, beberapa anak sibuk membaca buku dan membahas soal, adapula yang tertidur dan bermain game. Mereka mempunyai cara masing-masing untuk mengisi jam kosong.
Satya sendiri baru saja melangkahkan kakinya keluar kelas. Mengerjakan 30 soal matematika membuat otaknya mumet. Biasanya ia akan berbincang dengan Dinar,Sahabatnya dan merupakan teman satu mejanya. Tapi saat ini Dinar sedang sibuk karna tugasnya sebagai ketua osis, sedangkan Adam sahabat satunya lagi, ia sedang sibuk dengan gamenya. Dan Satya memilih pergi dari kelas ketika jam pelajaran kosong,seperti yang biasa ia lakukan. Kadang bermain bola dilapangan, kadang berdiam diri dikantin, dan yang terakhir tiduran dibawah pohon rindang dihalaman belakang sekolah,seperti yang ia lakukan siang ini.
Matanya terpejam,alunan musik yang mengalun lewat earphonenya menambah kesan damai bagi dirinya. Sejujurnya, menjadi salah satu murid akselerasi suatu kebanggan baginya, namun jika dipikirkan cukup berat tanggung jawabnya. Jika murid biasa harus menyelesaikan sekolahnya selama 3 tahun dibangku SMA. namun tidak bagi murid akselerasi,mereka hanya menyelesaikan masa sekolahnya selama 2 tahun. Dan tentu saja ditambah tugas yang banyak dan waktu jam belajar yang diperbanyak.
Satya tergelonjak kaget ketika mendengar teriakan seorang perempuan. Satya langsung merubah posisinya yang tadinya tiduran menjadi berdiri tegap menghadap seorang perempuan didepannya.
Mungkin perempuan itu sama kagetnya dengan dirinya. Bahkan kalau boleh dikatakan ia seperti melihat hantu. Melihat perempuan itu memakai seragam Putih biru membuat matanya memicing.
Anak baru gumamnya
*
Kembali kekelas dengan perasaan sedikit kesal. Bagaimana tidak, seorang perempuan yang tidak ia kenal, malah mengiranya hantu karna berada didekat pohon besar. Bahkan perempuan itu terlihat sangat ketakutan.
"woy Sat, pelan-pelan kenapa si jalannya" teriak Adam, karna Satya jalan begitu cepat dan menabrak bahu Adam yang berjalan berlawanan dengannya.
Satya menghiraukan ucapan Adam. Ia malah memilih berjalan terus untuk menuju kekelas.
"tadi gue liat ade kelas. Cantik deh" ucap Adam,sekarang Adam malah mengikuti Satya dibelakang. Cowok yang tadinya ingin kekantin tidak jadi karena melihat sahabatnya itu.
Bukannya Satya malas berbicara dengan Adam, hanya saja Adam selalu seperti itu. Tidak bisa melihat cewek cantik atau apapun itu yang berhubungan dengan cewek, Adam pasti akan membicarakannya. Bahkan seringkali Dinar dan Satya malas mendengarnya.
Adam memang seperti itu, suka godain perempuan. Bahkan buat perempuan jatuh cinta dengannya bisa sangat mudah. Dia punya 1001 cara untuk menaklukan siapa aja. Bagaimana tidak, parasnya yang seperti orang timur itu mampu memikat banyak perempuan.
Jika Adam bisa mendapatkan banyak perempuan karna tampangnya, berbeda dengan Dinar dan Satya. Dinar tipe orang yang cenderung lebih serius, menganggap semua hal yang dihadapi dengan serius. Dan untuk urusan asmara Dinar lebih tertutup. Walaupun banyak yang suka dengannya namun Dinar memilih untuk tidak berpacaran.
Dan berbeda lagi dengan Satya, dia itu tipikal orang yang cuek. Bahkan dengan satu kelasnya saja ia cuek. Tentu saja Satyapun tak kalah banyak disukai perempuan disekolah ini. Bahkan banyak perempuan yang berani mengungkapkan perasaannya kepada Satya, namun tetap saja, Satya menghiraukan itu semua. Karna masih ada satu orang yang sangat berbekas dihatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA'VU [TAMAT]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU AKUNKU, BARU BACA CERITANYA] [TAMAT] Bagi Satya jatuh cinta itu sulit, bahkan siswi disekolahnya ia abaikan gitu saja, namun seketika semua itu berubah ketika ia bertemu dengan gadis polos ditaman belakang sekolah. Dan bodohnya ia malah...