Acara keluarga malam ini benar-benar membuat Satya kesal. Bagaimana tidak, Nabila yang padahal bukan termasuk bagian dari keluarganya harus ada didalam bagian dari keluarga. Mengikuti kemanapun Satya pergi, mencari perhatian dari nenek, tante, dan semua keluarga Satya yang datang.
Memasang wajah polos dan senyum manisnya, membuat siapapun yang melihatnya pasti langsung jatuh cinta kepadanya. Jatuh cinta dalam artian langsung menyukai sikap Nabila. Bahkan neneknya sendiri menyutujui kalau Satya berpacaran dengan Nabila.
Malam ini setelah acara makan malam bersama, dilanjutkan dengan acara berkumpul ditaman belakang rumah Satya. Bernyanyi bersama dan saling mengobrol.
Satya sedang duduk dibangku dekat kolam renang, sendirian dan sekarang sedang mengutak-atik ponselnya. Kadang ia mencoba menghubungi Anin, namun tidak ada jawaban dari sebrang sana.
Nabila sedang mengobrol dengan beberapa saudara Satya ditemani oleh Sarah. Sarah sedari tadi melirik kearah Satya, dan abangnya itu masih tetap sama, sibuk dengan ponselnya.
Angkat Nin, ucapnya. Masih mencoba menghubungi Anin. Satya malah berpikir kalau bisa saja dirumah Anin saat ini ada Bima, atau kemungkinan yang lain Anin sudah tidur. Tapi tidak mungkin karna Anin biasanya tidur jam 10 malam.
Padahal tadi sebelum pulang, Anin sudah janji akan mengangkat telfon dari Satya. Tapi sekarang? Entah lah dia sedang apa.
"abang kok disini" ucap Susan mengagetkan, lalu ia duduk disamping Satya menatap Wajah anaknya yang sedang gundah.
Satya hanya tersenyum getir, "kenapa ma? Tanyanya, ia menghadap Susan.
Susan tampak kaget mendapat pertanyaan itu, padahal ia sendiri yang mau bertanya. "lho, abang yang kenapa? Disana ada Nabila kok abang disini" ucapnya.
Satya melengoskan wajahnya begitu saja. Lagi dan lagi Susan membahas soal Nabila. "Satya punya pilih sendiri ma" ucapnya berkali-kali.
"sebenernya kamu itu ada apa sama Nabila, dia baik dan cantik" ucap Susan. Sepertinya ia masih berusaha untuk mendekatkan Satya dengan Nabila.
"mama tau Satya paling gak suka sama orang yang seperti apa?"
Susan mengangguk, tentu saja ia tahu apa yang disuka dan tidak disuka Satya. "Egois" ucapnya.
Satya tersenyum, mamanya memang paling tahu soal dirinya. "Nabila egois ma, Satya gak suka" ucapnya,
Jujur ini pertama kalinya Satya membicarakan soal Nabila kepada Susan, sejak beberapa tahun lalu. Dulu saat masih SMP dan bermain dengan Nabila, ia suka menceritakan Nabila kepada Susan. Nabila yang baik, cantik dan pengertian. Namun itu semua topeng karna Nabila yang sesungguhnya adalah Nabila yang egois dan tidak berperasaan.
Mungkin Susan bingung sekarang, makanya ia hanya diam, berharap kalau Satya akan cerita lagi.
"dia paksa Satya buat jadi pacar dia, dia yang umumin itu disekolah, Satya gak suka awalnya, tapi Satya terima karna Satya takut mama marah kalo Satya buat Nabila nangis karna nolak Nabila" akhirnya kata-kata itu terucap juga didepan Susan. Sesuatu yang selama ini berat untuk ia katakan kepada Susan.
"jujur lama-lama Satya nyaman sama Nabila, tapi dia tiba-tiba hilang gitu aja. Dan muncul disekolah yang sama tanpa merasa bersalah sedikit pun" lanjutnya.
Susan menggenggam tangan Satya, ada rasa bersalah yang mengalir dalam dirinya, ia terlalu memaksakan Satya. "maafin mama"
Satya menggeleng. "Nabila yang salah ma, mama gak perlu minta maaf"
Setitik air mata jatuh dari pelupuk mata Susan, dengan sigap Satya menghapus air mata itu.
"mama mau liat pacar Satya?" tanya Satya bersemangat, membuat Susan mengangguk kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA'VU [TAMAT]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU AKUNKU, BARU BACA CERITANYA] [TAMAT] Bagi Satya jatuh cinta itu sulit, bahkan siswi disekolahnya ia abaikan gitu saja, namun seketika semua itu berubah ketika ia bertemu dengan gadis polos ditaman belakang sekolah. Dan bodohnya ia malah...