7. Takti Modus Vira

1.3K 210 13
                                    

Jangan salah paham.
Aku cuma bercanda merayu kamu.

Vira Aurellianita.

Bukti • Virgoun ⏭

••


"Abang gimana, sih? Bukannya hari ini harusnya jemput aku? Ya ampun, terus kalo nggak bisa jemput aku pulangnya gimana?" Vira berbicara dengan Tirta melalui teleponnya.

Kekesalan Vira sudah terlihat cukup lama menunggu Tirta menjemputnya. Kemudian Vira menutup teleponnya dengan kesal dan melihat sekitar sekolah sudah hampir sepi. Vira seperti biasa menunggu di halte sekolah dan berharap masih ada kendaraan lain untuk melewati sekolahnya. Seharusnya Vira bisa pulang sendiri dengan menggunakan taksi atau aplikasi online.

Tapi dia tidak tahu bagaimana cara menggunakan aplikasi itu. Yang Vira tahu bahwa selama ini dia pergi hanya diantarkan oleh supir dan Tirta.

Namun sialnya hari ini cuaca tidak mendukung Vira untuk tetap menunggu sama sekali. Lalu Vira memilih untuk memasuki ponselnya ke dalam tas. Vira hanya berharap bahwa masih ada anak murid yang akan ia tumpangi untuk pulang bersama.

Vira menoleh pelan ketika melihat pintu gerbang terbuka dan keluar sebuah motor ninja hitam dengan terburu-buru. Vira mengetahui bahwa itu adalah satu-satunya murid yang sudah keluar dari sekolah.

Tentu saja itu adalah Aska.

"Aska tunggu!" Vira berlari mengejar motor Aska yang terhenti di pinggir jalan.

"Gue nggak bisa tumpangi orang." ucap Aska yang sebelum Vira mengatakannya.

Vira mendengus lalu menguncir rambutnya yang sudah lepek akibat cucuran air hujan. "Siapa yang mau nebeng sama kamu." celetuknya.

"Terus lo ngapain belum pulang?"

"Aku mau nanya nih sama kamu. Siapa tau kamu tau alamat ini," Vira mengeluarkan ponselnya lagi untuk menanyakan alamat pada Aska.

"Ini daerah rumah gue." jawab Aska.

"Oh iya? Jadi rumah kamu daerah menteng juga?"

Aska mengangguk. "Iya, emang kenapa?"

"Nah, kalo gitu berarti kan rumah kita searah tuh. Kenapa kita nggak pulang bareng aja?" Vira memiringkan kepalanya sambil tersenyum lebar pada Aska.

"Maksud lo?"

Vira membuka telapak tangannya dengan cukup lebar dan memastikan bahwa hujan akan segera turun derasnya. "Tuh, ini juga hujannya mau deras." Vira langsung menaiki motor Aska tanpa rasa malu.

"Turun nggak!" sentak Aska.

"Aska ini hujan loh, aku sih nggak mau turun. Kalo kamu milih buat hujan-hujanan ya nggak papa kok." kata Vira.

Aska berdecak kesal lalu menyalakan mesin motornya dan mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya. Selama diperjalanan Vira hanya menikmati rintikan air hujan yang belum terlihat deras.

Cara Vira menanyakan alamat pada Aska merupakan taktiknya untuk mendapatkan tumpangan dari Aska. Sikap baik yang Aska tunjukkan hari ini tidak lebih membuat Vira merasa senang.

Tiba-tiba saja motor yang Aska bawa telah berhenti. Membuat Vira kebingungan mencari alasan untuk membuat Aska kembali berjalan.

"Aska kok motornya berhenti? Jangan bilang bensinnya habis?"

SometimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang