13. Permintaan

997 139 4
                                    

Aku takut ketika jatuh cinta, aku terlalu mencintainya. Dan ketika patah hati, aku terlalu sulit untuk mengikhlaskan.

-Sometimes-

⏮ Sheila On 7 • Dan ⏭

(Lagunya jangan lupa di play ya✨)

••

"Kamu tadi kenapa malah bengong? Mamah pikir kamu kenal sama anaknya Tante Maya." ujar Risa yang baru saja masuk ke dalam mobilnya.

Vira mengembung kan pipinya yang cukup besar. Ia tak tahu harus menjawab apa setelah Ibunya ternyata teman baik dari ibunya Aska. Apa yang terjadi saat ini membuat Vira berpikir bahwa dunianya sendiri sudah sempit.

"Vira sendiri nggak tau kalo Mamah itu kenal sama Ibunya Aska." jawab Vira.

"Kamu satu sekolah kan sama Aska? Itu berarti kamu harus terbiasa dengan Aska. Anaknya Tante Maya itu pinter loh, kamu harus deketin dia."

Vira melotot tajam saat Risa menyuruhnya untuk dekat dengan Aska. "Maksud Mamah apa sih? Aska itu nggak mudah buat di deketin. Aku udah coba buat berteman sama dia. Tapi sikapnya masih dingin banget sama aku." cerita Vira.

"Kenapa dia bisa bersikap kayak gitu? Pasti dia ngerasa kalo kamu itu selalu gangguin dia, ya?"

"Ya, enggak lah! Aku sama dia satu kelas. Aku mau nanya pelajaran aja malah di omelin sama dia."

Risa terkekeh geli mendengar cerita putrinya tersebut.

***

"Makanan Tante Maya enak banget, Sania jadi ketagihan buat makan lagi." pujian dari Sania membuat Aska geram dan tidak kuat lagi menahan kekesalannya.

Maya menerima pujian dari Sania hingga membuat seluruh pikiran Aska ingin meledak. Sania dan Ibunya Aska memang sangat dekat. Bahkan Aska tak pernah melarang Ibunya sendiri untuk berkenalan dengan Sania. Tapi sikap Sania kepada ibunya Aska hanya untuk formalitas belaka. Ia hanya ingin merebut dan mencari celah agar bisa mendapatkan tempat di hati wanita itu.

Laura yang duduk di samping Aska juga merasakan hal yang sama. Tak nyaman dengan kehadiran Sania yang sok manis di depan Ibunya Aska.

"Kamu bisa kok main ke rumah Tante. Lagi pula Tante itu kesepian kalo di rumah, apalagi Aska itu sibuk sama pelajarannya di sekolah." ucap Maya.

Sania melirik ke arah Laura. "Loh, kan di rumah Tante masih ada Laura? Emang dia di rumah ngapain aja?"

"Gue di rumah juga ada kegiatan kali. Lagian lo ngapain sih kepo banget sama urusan orang!" semprot Laura membuat Sania terkejut.

"Laura kamu kenapa bicaranya seperti itu? Harus sopan dong," tutur Maya.

"Maaf Tante, abisnya aku udah kesel banget sama dia. Tante itu nggak tau aja dia sikap sok baik kayak gini cuma mau,"

"Ra, lo bisa diem nggak?" Kali ini Aska yang berbicara.

Laura seketika diam dan tak berbicara lagi. Ia menyudahi makan malamnya kemudian masuk ke dalam kamarnya. Sudah terlanjur kesal ia sama sekali tak mempedulikan apa yang dikatakan oleh Ibunya Aska.

SometimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang