38. Menikah

711 81 4
                                    

Bertengkar, berdebat atau bahkan berbeda pendapat itu membuat aku suka dengan hal kecil yang kita ributkan.

Sometimes.

***

"Bunga buat lo."

Laura menoleh dan ingin menerima namun tak ada rasa sedikit suka ketika Raja memberikannya bunga mawar putih.

"Lo niat nggak kasih gue bunga?" tanya Laura.

Raja mengangguk. "Niat kok, kalo nggak niat ngapain gue beliin lo bunga ini." jawab Raja yang bernada tinggi.

"Tapi kasihnya jangan gitu, lo kayaknya bukan cowok yang romantis buat senengin hati ceweknya ya? Gue nyesel deh, udah jatuh cinta sama lo." protes Laura.

Raja mengalungi tubuh Laura dengan kedua tangannya. Kemudian salah satu tangan Raja memberikan bunga mawar putih kepada Laura. "Ini bunga buat kamu sayang." bisik Raja.

Laura memberontak dan tersipu malu saat tingkah Raja mendadak membuat Laura menjadi menjijikkan.

"Lo tuh, nggak pantes tau begitu. Lagian gue juga nggak mengharapkan cowok romantis. Tipe cowok kayak lo gue udah bahagia, soal romantis itu kan relatif. Gue nggak akan pernah permasalahin soal itu kok." jelas Laura yang menerima bunga dari Raja.

Raja memeluk Laura dengan erat. "Mungkin gue emang nggak seromantis cowok di luar sana. Tapi yang nggak romantis bukan berarti nggak bisa romantis?"

Laura mencubit telinga Raja. "Lo nggak usah belajar jadi cowok romantis deh. Gue nggak mau kalo keromantisan lo nanti malah dibagi-bagi sama cewek lain." ucap Laura.

"Lo cemburu kalo gue deket sama cewek lain?"

"Menuru lo?" Laura melepaskan pelukan Raja dan melipat kedua tangannya yang masih memegangi bunga.

Raja membenci dengan sikap posesif Laura. Ia ingin sekali kembali seperti dulu, melihat Laura yang masa bodo dengan siapapun Raja berdekatan dengan wanita. Tapi mungkin dengan begitu Laura menunjukkan rasa cintanya dengan Raja.

"Gue nggak pernah nyakitin lo kan?" tanya Raja.

Laura menggeleng pelan. "Kalo begitu gue nggak akan pernah lakuin itu sama lo. Menyakiti lo sama aja buat gue menderita." lanjut Raja.

Laura menciptakan sebuah senyuman di bibirnya. "Gue akan berhenti jadi posesif." ucapnya. .

"Jangan dong!" lirih Raja.

"Kenapa?"

"Nanti siapa yang cemburu lagi?" tanya Raja dengan senyuman usilnya.

Laura mencubit pinggang Raja. "Nyebelin!" pekik Laura.

"Sakit Ra!"

***

"Sudah makan?" tanya Maya yang menyajikan makan malam di meja.

Aska masih diam tak menjawab pertanyaan Maya. Sementara Laura melempar sendok ke arah Aska yang melamun.

"Woy, Aska!" ucap Laura.

SometimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang