Aku pernah merasa begitu dicintai, hingga rasa cinta itu mampu membunuhku dengan perlahan.
⏮ Gagal Bersembunyi • The Rain ⏭
•••
Hayu di vote dulu yuu ✨
"ASKA BUKU NOVEL GUE KENAPA ROBEK BEGINI?"
Teriakan itu membuat si pemilik nama menoleh ke belakang. Melihat cewek yang duduk di sofa sambil memandang buku novelnya yang telah robek bagian tengahnya. Aska hanya mengangkat bahu seperti memberi jawaban bahwa ia sama sekali tidak tahu.
"Lo jangan pura-pura nggak tau ya? Tadi pagi buku novel gue ini nggak kenapa-kenapa!" lanjut si cewek itu.
"Gue sama sekali nggak minjem novel lo!" balas Aska.
Laura hanya menatap wajah Aska dengan tajam tanpa menunggu lama dia langsung memukul tubuh Aska dengan buku novelnya itu.
"Lo tuh, ngeselin ya! Gue tau kalo lo tadi udah pinjem buku novel gue. Jangan bohong!" ucap Laura.
"Eh, Argh.., Ra, apaan, sih?" Aska berusaha untuk menghindari pukulan keras dari Laura.
"Aduh, ini ada apa sih? Aska, Laura kalian kenapa ribut begini?" Wanita berparuh baya itu datang sambil membawa belanjaannya. Baru saja pulang dari supermarket sudah disambut oleh keributan dari dua orang yang ada di rumahnya itu.
"Tante Maya tau? Aska ini udah ngerusakin novel yang baru aku beli kemarin. Dia pasti udah minjem novelnya terus robek dan dia nggak mau ngaku, Tante!" Adu Laura pada Ibunya Aska.
Maya hanya melirik ke arah Aska. "Aska, yang dilakukan kamu ini ..." Aska memotong pembicaraan dengan cepat.
"Sumpah deh, Ma! Aku sama sekali nggak robekin novelnya Laura. Mungkin aja ada orang lain yang pinjem novelnya." kata Aska membela diri.
Laura ingin melempar novelnya ke arah Aska. Namun saat itu Maya sudah menghentikan kedua orang yang akan saling berdebat.
"Sudah dong! Laura kamu jangan asal nuduh Aska, siapa tau novel kamu bukan Aska yang robekin." ucap Maya.
"Tapi Tante?"
"Udahlah ya, urusan novel nanti bisa di ganti. Ngapain coba pake ribut segala." sahut seorang cowok yang baru saja datang memasuki rumah Aska.
"Rehan?"
"Ngapain coba tuh anak ke sini?" sindir Laura.
"Malam Tante, aku mau bawain kue nih buat Tante. Oh iya, sekalian mau ketemu sama Aska." ucap Rehan dengan sopan.
Maya menerima kue yang diberikan pada Rehan. "Terima kasih, Nak Rehan. Aduh jadi ngerepotin nih, yaudah kalau gitu Tante mau siapkan makan malam dulu yaa." ucapnya.
"Iya Tante." jawab Rehan lagi.
Aska langsung menaiki tangga menuju lantai dua dan memasuki kamarnya. Beberapa menit kemudian Laura masih membingungkan siapa yang telah merusak novel yang baru dia beli kemarin.
Kemudian Rehan menghampiri Laura sambil menanyakan mengenai Aska.
"Aska masih kayak biasa?" tanya Rehan.
Laura hanya mengangguk.
"Kasihan gue sama dia. Yaudah gue mau ke kamarnya dulu deh!" Rehan pergi menemui Aska di kamar.
***
Rehan memberanikan diri masuk ke dalam kamar Aska yang bernuansa aesthetic itu. Sudut kamarnya memang sudah dihiasi oleh beberapa lukisan wanita yang berbentuk siluet hitam. Rehan mendapati Aska sedang berdiri dibalik pintu balkon kamarnya.
Seraya mencicipi kue yang Rehan bawa tadi Aska masih tidak ingin berbicara apapun. Dia bukan bermasalah atas tuduhannya Laura. Tapi ada satu hal yang membuatnya tidak pernah bisa melupakan dari pikirannya.
Rehan satu-satunya sahabat Aska yang paling mengerti perasaan dan pikiran Aska. Meskipun Laura juga sepupunya Aska tidak pernah bisa akur mengenai perasaannya itu.
"Bro, besok pagi gue ke sekolah nebeng sama lo ya?"
Aska masih diam dan membuat kebisuan yang sulit dimengerti oleh siapapun. Apalagi ketika Rehan sedang berbicara pada Aska untuk membujuknya melakukan sesuatu. Rehan tidak pernah berhasil untuk memberikan dunia baru pada Aska.
"Aska," panggil Rehan yang duduk di kasur.
Aska menoleh dan menutup pintu balkon kamarnya. Lalu dia berharap bahwa temannya itu tidak akan mengganggunya untuk malam ini.
Rehan menghampiri Aska dan mencoba untuk berbicara pada Aska lagi. Meskipun semuanya sudah berubah dan membuat Aska menjadi memiliki sifat yang tertutup Rehan tidak akan menyerah.
"Besok gue boleh nebeng nggak?" tanya Rehan sekali lagi.
"Iya boleh." Akhirnya Aska menjawab.
Rehan bernapas lega mendengar suara Aska. Selama ini memang Aska tidak pernah banyak bicara. Aska seorang cowok yang profesional dalam bidang pelajaran sekolah dan sifatnya juga tidak pernah ribet akan sesuatu yang dia kerjakan.
Pintu kamar Aska terbuka lebar akibat dorongan dari Laura. Kebiasaan Laura yang membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu membuat Aska geram. Hal ini tentu membuat Rehan juga merasakan apa yang dirasakan oleh Aska setiap hari bersama Laura.
"Aska, hai?" sapa Laura dengan nada suara yang lebay saat bertemu dengan Aska.
"Lo mau ngapain lagi sih? Gue udah bilang kan kalo gue sama sek-"
Laura menutup mulut Aska dengan buku novelnya. Terlihat bahwa Laura memilki cara lain untuk meminta maaf pada Aska.
"Mau minta maaf." ucap Laura.
Rehan memukul bahu Aska dan menertawakan apa yang Laura lakukan pada Aska. Kemudian Aska menepiskan novel dari mulutnya itu. Membuat Laura mendapatkan jawaban dari Aska bahwa dia tidak akam mendapatkan permintaan maafnya itu.
"Aska sumpah deh, gue mau minta maaf ya soal novel gue ini. Ternyata bukan lo yang robekin novel gue." cerita Laura.
"Itu baru sadar."
"Tadi temen gue ada yang telepon gue, dia bilang kalo novel gue rusak karena dia. Aduh, gue minta maaf sama lo!" Laura merasa bersalah bahkan kedua telapak tangannya sudah menggenggam erat.
"Gue maafin lo." ucap Aska.
Laura mendongak dan menatap wajah Aska yang mengatakan sesuatu. "Serius?" tanya Laura.
"Iya,"
"Oke deh, see you next tomorrow Aska! Good night, have a nice dream." ucapan Laura langsung terhenti saat pintu kamar Aska sudah di tutup rapat oleh Rehan.
"See you...," balas Rehan. "Gue heran deh, kenapa nyokap lo itu nyuruh dia buat tinggal di sini?" tanya Rehan.
Aska kembali tiduran di kasur sambil meletakkan ponselnya di atas meja. "Gue nggak tau deh, makin lama makin ngeselin dia tiap hari sama gue."
"Sabar, Bro."
Aska menatap Rehan yang masih berdiri di sisi tempat tidurnya. "Lo mau ngapain masih disini?" tanya Aska.
"Mau nginep, kan besok gue nebeng sama lo. Udahlah ya, sekali-kali gue tidurin sama lo." Rehan merebut selimut yang di pakai oleh Aska.
"Tapi?"
"Good night. Nice dream!" Rehan mematikan lampu sebelah kiri dan Aska malam ini akan merasakan sensasi luat biasa saat tidur bersama dengan Rehan.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/134626107-288-k947049.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sometimes
Teen Fiction[SELESAI • BEBAS MEMBACA] "Demi kamu, aku rela mematahkan hati orang lain." Genre: Drama, Romance Copyright ©2017 Written by : firlanadini