24. Mencuri Ciuman

876 114 25
                                    

Jika suatu saat takdir tak memihak kita, setidaknya aku pernah mencintaimu dengan cara yang sebenar-benarnya.

-Sometimes-

⏩Selena Gomez - The Heart Wants What It Wants⏪

***

Vira turun dari motor Aska dengan wajah yang gugup, senyum di wajah Aska justru lebih terlihat jelas dibandingkan dengan Vira. Sejak Aska selalu memberikan sikap baiknya pada Vira itu membuat pikiran Vira semakin bingung apa yang Aska pikirkan tentang seseorang seperti Vira Aurellianita?

"Makasih ya udah anterin aku pulang." ucap Vira.

"Iya sama-sama." balas Aska.

Ketika Vira ingin memasuki rumahnya tiba-tiba saja tangan Aska meraih pergelangan tangan Vira. Seluruh tubuh Vira seperti tersengat aliran listrik dari sentuhan tangan Aska.

"Nanti malam gue jemput lo ya?"

Vira tersenyum tipis saat mendengar ucapan itu. "Emangnya kita mau kemana?" tanya Vira balik.

"Ada satu tempat yang gue suka banget dateng ke situ, jadi gue pikir kalo dateng sendiri itu nggak enak aja. Lagi pula lo itu pasti suka kok sama tempatnya." jelas Aska.

"Gue pikir-pikir dulu ya."

"Nggak usah dipikirin lo tinggal jawab mau apa enggak!" balas Aska.

"Iya mau." Senyum Vira semakin lebar ketika melihat wajah Aska yang terus memandangi dirinya.

"Oke, see you again. Bye!" Aska menancapkan gas motornya dan pergi meninggalkan rumah Vira.

***

Vira masih tersenyum saat memasuki rumahnya. Ia berjalan sambil menciptakan wajahnya yang berseri-seri. Seketika semuanya berubah saat ia melihat Mamahnya sedang duduk di sofa dengan keadaan cemas. Vira melihat isi ruang tamu begitu berantakan dan seperti sudah terjadi pertengkaran di dalam rumahnya.

"Ini kenapa berantakan semuanya, Mah?" tanya Vira.

"Papah kamu dan Tirta tadi bertengkar."

"Abang sama Papah bertengkar? Loh, kok bisa?"

Tirta buru-buru berjalan sambil membawa tasnya. Keadaan rumah semakin tak terkendali saat Tirta sudah memutuskan unuk meninggalkan rumahnya sendiri.

"Abang mau kemana?" Vira menahannya.

Belum ada sahutan balik dari Tirta, Vira bisa melihat sorot mata Kakaknya itu terlihat kesal dan begitu menyimpan semua rahasianya sendiri.

"Tirta," Risa terbangun dan menyentuh tangan putranya tersebut. "Mamah mohon kamu jangan pergi dari rumah. Jangan tinggalkan Mamah dan Vira!" pintanya.

"Bang Tirta kenapa sama Papah?" suara Vira begitu panik dan tegang. "Kalo Papah dan Bang Tirta terus bertengkar lagi keluarga kita nggak akan harmonis."

"Lo tanyakan semua itu sama Papah. Gue memutuskan untuk hidup mandiri. Papah bilang gue harus jadi apa yang dia mau, gue sendiri juga punya kehidupan sendiri. Gue muak diatur sama Papah!" jelas Tirta.

SometimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang