37. Terima atau Tidak?

652 83 1
                                    

Rasa sakit membuat kamu lebih kuat, rasa takut membuat kamu lebih berani dan patah hati hanya membuat kamu lebih bijak.

Sometimes.

🎸Pupus - Cover Hanin Dhiya 🎸

"Vira!" ucap Laura ketika sudah berhasil menyamakan langkahnya mengejar Vira. "Ada apa?" tanya Vira.

"Lo harus ikut gue sekarang, Aska dan Farel berantem di lapangan!"

Dalam kebingungan, Vira langsung mengikuti kemana perginya Laura dan sekarang mereka melihat Aska sedang bergulat dengan Farel di tengah-tengah lapangan. Tidak ada yang meleraikan keduanya, Vira mempercepat langkahnya dan berhasil mendekati Aska dan Farel agak memisahkannya.

Laura membantu Raja untuk memisahkan Farel dan Aska. Namun sepertinya Aska tidak bisa terkontrol hingga menendang kaki Farel.

"Nggak usah ikut campur, bangsat!" cetus Farel yang sudah tak bisa terkendali.

Raja hanya memegangi kedua tangan Farel agar tak lagi berkelahi dengan Aska. "Cukup! Tindakan lo ini udah keterlaluan, kalo sampai Papah tau lo berantem gimana?"

Vira menyentuh kedua pipi Aska dan berusaha untuk menenangkan pikiran Aska yang sedang emosi. "Berhenti Aska, aku mohon!" ucap Vira yang sudah menangis.

Semula Aska tak ingin main kekerasan saat berusaha untuk berdamai dengan Farel. Namun perkataan Farel yang menyudutkan Aska menjadi pembunuh Kanya membuat emosi Aska meledak. Melihat air mata yang keluar dari mata Vira membuat Aska berdiam sambil menyentuh pipi Vira.

"Kamu kenapa nangis? Jangan nangis, okey? Aku baik-baik aja." ucap Aska.

Vira tahu betul bahwa kondisi wajah Aska sudah babak belur begitu juga dengan Farel. Tak ingin kejadian ini sampai terdengar di telinga guru akhirnya Raja dan Vira membawa Aska dengan Farel ke UKS sekolah.

***

"Arghh...," Aska meringis kesakitan saat kapas kecil sudah mengenai luka di sudut bibirnya. Vira hanya diam dan tetap melanjutkan mengobati Aska.

Sementara Laura mengobati Farel yang begitu parah di bagian sudut matanya. Memar biru di bibirnya juga membuat Farel kesulitan berbicara.

"Keterlaluan, kenapa kalian berdua itu keterlaluan sih? Gue pikir lo itu gentleman buat mengatur emosi. Rel, kesepakatan tetep aja kesepakatan! Lo udah janji kalo Aska yang memenangkan billiar lo harus baikkan sama dia." Laura berceramah hingga membuat kedua lelaki itu menundukkan kepalanya.

"Kalo seandainya Kanya ada di sini dia pasti sedih liat kalian berdua nggak akur begini! Kalian berdua nggak inget kalo Kanya cuma ingin kalian akur dan nggak bermusuhan!" lanjutnya.

"Farel, gue udah bilang sama lo berkali-kali lupain semua masa lalu. Lo harus berdamai sama Aska, gue tau tadi Aska udah coba buat berdamai sama lo. Tapi kenapa lo malah menyudutkan Aska?" kali ini Raja yang berbicara.

"Gue cuma bicara sesuai kenyataan." cetus Farel.

"Kenyataan yang sebenarnya nggak seperti yang lo tuduhkan sama gue! Kanya meninggal karena kecelakaan dan itu pun nggak sengaja." balas Aska.

SometimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang