12. Kebetulan atau Kesengajaan?

1K 154 7
                                    

Lucu sih ya, berawal dari penasaran jadi bawa perasaan, lama-lama perhatian eh taunya cuma jadi pelarian.

-Sometimes-

⏮ Without Me • Hasley ⏭

••

Vira sudah berdiri di depan cermin yang menghiasi wajahnya dengan make up yang tak terlalu banyak. Sedikit kaku saat Vira bermake-up seperti ini, apalagi Ibunya sudah memilihkan baju untuk dipakai oleh putrinya itu.

Vira melirik gelang yang ada di dekat alat make-up nya. Sudah lama sekali ia tak memakai gelang itu, setiap kali ia memakai gelangnya pasti selalu teringat kenangan buruk itu lagi.

Kenangan buruk? Vira menobatkan kenangan itu adalah hal yang terburuk dalam sejarah hidupnya. Sahabat yang seharusnya menjadi orang yang paling penting dalam hatinya kini sudah mulai kelewatan batas.

Raja selalu mengutarakan isi hatinya pada Vira. Pertama Vira hanya menganggap itu adalah leluconnya Raja yang tak lucu sama sekali. Namun sekali dua kali Vira menyimpulkan bahwa ada perasaan yang membuat Raja sampai mencintai Vira.

Itu membuat Vira tak terima hubungan persahabatan yang mereka sejak kecil telah hancur karena satu rasa sepihak.

Mau diperdebatkan seperti apa pun, itu tak akan membuat Vira berubah pikiran untuk mencoba mencintai sahabatnya sendiri. Tidak ada gunanya lagi untuk Vira mengingat semuanya itu, kini ia harus memulai kehidupannya kembali setelah usai di Bandung.

Di Jakarta, Vira bahkan banyak pengalaman yang lebih buruk dibandingkan dengan yang ada di Bandung. Bersama dengan Aska membuatnya menjadi pusing dan tak bisa menebak apa isi otak dan hati dari cowok itu.

Sudah cukup berdebat dengan hatinya kini Vira mendengar suara panggilan dari ibunya. Tanpa menunggu lama Vira berjalan keluar kamar sambil membawa tas kecil yang ada di salah satu tangannya.

"Ternyata pilihan baju Mamah itu cocok juga buat kamu." ujar Risa yang memastikan gaun berwarna putih itu cocok dipakai oleh putrinya.

Vira menanggapinya dengan tersenyum. "Iya, aku pikir Mamah nggak tau ukuran baju aku."

"Masa sih? Mamah tau semuanya kok. Apalagi kamu itukan anak satu-satunya Mamah."

Setelah mendengar kata 'anak satu-satunya' membuat Vira terpekik dengan kondisi keluarganya yang sudah terjadi sejak lama. Risa selalu mempermasalahkan soal status anak-anak mereka.

Seperti Vira dan Tirta yang tak memiliki darah yang sama tetapi Vira masih menerima Tirta seutuhnya menjadi kakaknya. Tak juga membuat Risa sedikit lebih acuh ketika berbicara mengenai Tirta.

"Anak Mamah sekarang ini ada dua. Aku dan Abang Tirta, kenapa Mamah selalu beda-bedain kita?"

Risa tak menjawab, salah satu tangannya menyelipkan anak rambut Vira yang keluar dari selipan telinganya.

"Aku tau kenapa Mamah selalu nggak suka sama Bang Tirta. Mamah mau sampai kapan mengasingkan Bang Tirta di keluarga kita sendiri?" tutur kata Vira sangat baik hingga membuat Risa tak sanggup mendengar nasehatnya itu.

"Mamah cuma butuh waktu. Sampai sekarang Mamah belum bisa kehilangan Daniel, Mamah nggak bisa lupain anak Mamah." balas Risa yang menahan sesuatu di pupil matanya.

SometimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang