"Sorry beberapa hari ini gue ngebuat lo santai-santai aja padahal seharusnya lo sudah dapet belaian dari mani gue yang banyak ini..." Sean melanjutkan kembali ucapannya sambil mengangkat tubuh Senna yang sudah terdesak di meja bar dapurnya kemudian menelanjangi perempuan itu. "Berhubung tabungan mani gue banyak, gue mau keluar di dalem... Lo udah minum pilnya?"
Senna menganggukan kepalanya sambil menahan nafas ketika Sean merasuki dirinya. Dia seharusnya menggunakan alat kontrasepsi, sayangnya, Senna tidak mengambil opsi itu dan memilih meminum pil yang membuatnya tidak akan hamil. Setidaknya begitu kata dokter yang dirinya dan Sean temui satu minggu lalu.
"Makin manis aja..." Sean mengecap bibir Senna dan kemudian terkekeh ketika perempuan itu menarik tubuhnya sehingga mereka semakin rapat
Senna mendesah dengan pelan, "Ada...Hm...." dia memejamkan matanya sesaat menikmati bagaimana Sean memanjakannya dibawah sana, "Gue bawa plan B?"
Sean berhenti, "Plan B?" Beralih menggigiti bahu Senna, mengecupinya pelan-pelan sementara memberikan Senna waktu untuk menjelaskan maksud ucapan perempuan itu
"Pil kontrasepsi darurat..."
"Oh..." Sean menggigit pelan kuping Senna dan kembali menunggu penjelasan selanjutnya sambil menikmati gerakan tangan halus Senna di punggungnya
"Hm..." Senna mengecupi leher Sean yang terlihat begitu tegang, "Itu buat pil darurat kalo lo keluarnya di dalem. Karena pil kontrasepsi bikin gue gak yakin, yang ini diminum habis kita..."
Sean menyentakkan tubuhnya, membuat Senna memekik dengan cukup kencang menghentikan ucapannya, "Gue suka banget cewek yang tau harus ngelakuin apa. Bukan yang tiba-tiba nongol minta kawin atau minta duit pas udah ada isinya..."
Senna menikmati bibir Sean kemudian. Mungkin waktu bulanannya akan tiba sebentar lagi. Seingatnya dia pernah membaca kalau sebelum datang bulan, hormonnya akan meningkat dan membuatnya semakin mudah terangsang. Buktinya, dia sudah tidak tahan ingin Sean lebih cepat memberinya kepuasan.
Tangan Sean terulur melilitkan kedua tungkai kaki Senna ke pinggangnya. Dia bahkan memejamkan matanya sambil mengeratkan pelukannya kepada Senna. Sudah terlalu lama dia berlibur dari perempuan yang dibayarnya ini, membuat Sean semakin menginginkan Senna untuk meneriakkan namanya.
"Sean..." panggil Senna ketika hentakan itu datang begitu cepat kepada dirinya. Matanya memejam dan memeluk Sean sekuat mungkin
"Lagi, Sen... Panggil nama gue lagi..." Sean tersenyum dengan puas ketika dia mendengar Senna memanggil namanya berkali-kali,
Senna menelan ludahnya dengan susah payah. Tubuhnya mengejang menikmati kepuasannya sendiri, dia mencari sebanyak mungkin oksigen dan membuka matanya perlahan. "SEAN?!" Pekiknya
Sean yang tidak siap menerima teriakan Senna dan perempuan itu yang tiba-tiba menatapnya dengan bergantian entah ke arah mana membuatnya sedikit kesal. "Apaan sih?"
"Se..." Senna meronta melepaskan diri dan berusaha bersembunyi dibalik tubuh pria yang berada di depannya ini
"Apaan sih? Gue belom keluar, Sen. Bentar dikit aja lagi, dikit..." Sean kembali menggerakkan tubuhnya tapi perempuan itu menggelengkan kepalanya, "Bentar, bentar... Nanggung, Sen. Hm..." dia mencari bibir Senna yang sayangnya perempuan itu mendorongnya, "Ah, sialan! Apaan?! Kamar?! Ayo!"
"Ah, Sean! Lepasin!" Pekik Senna yang membuat itu menggeram dengan kesal akhirnya melepaskan dirinya. Tapi begitu Sean akan berbalik meninggalkan dirinya yang tidak memakai apapun, perempuan itu menahannya dengan marah, mengisyaratkan jangan sampai Sean berani meninggalkannya
"Apa lagi?! Mau disini apa di kamar?!" Bentak Sean akhirnya. Kesal karena dia sudah mulai pusing tapi perempuan di depannya malah memandang ke arah belakang dirinya
Sean menyadari ada sesuatu yang salah sampai akhirnya dia memutuskan menolehkan kepalanya ke belakang. Takut jika mereka benar-benar dipergoki dalam keadaan seperti ini.
"Kok berhenti, Pah?"
"Fuck..." Sean memaki sambil memperbaiki celananya dengan cepat. Membuka kemejanya dan menutupi tubuh Senna karena menemukan dua makhluk yang paling tidak ingin dia temui. Dalam keadaan begini tentu saja.