8

23K 1.6K 18
                                    

Sean meletakkan beberapa lembar uang seratus ribuan di depan Senna yang sedang mengancingkan pengait sepatunya. Gadis itu kemudian menghela nafas lega setelah berhasil mengaitkan tali heelsnya. "Hm..." Sean menggumam dengan pelan

Lembaran itu masuk dengan begitu saja ke dalam tas kecil Senna. Enam ratus ribu dan Senna tersenyum kepada Sean di depannya. "Thanks, ya. Kalo butuh lagi, kabarin aja..."

"Hm..." Sean menganggukkan kepalanya, "Lo kerja hari ini?"

Senna berpikir sebentar. "Iyalah. Bisa dipecat dong kalo gak kerja. Emang situ, bos..."

Pria itu meringis sebentar, "Jangan bawa-bawa pangkat, dong. Gue kan lahirnya duluan, wajar kalo jabatan lebih tinggi..."

Senna hanya mengibaskan rambutnya dan menggelengkan kepala. Berdiri ketika dia merasa perlu mengakhiri pertemuannya dengan Sean karena tidak ada lagi hal yang harus dia lakukan bersama pria itu. "Ya, udah. Pamit ya..."

"Sopan amat. Gue anterin, tapi kita sarapan dulu..." Sean mengambil jamnya dengan cekatan sambil terus menatap Senna. "Gue turunin di deket halte kalo lo gak mau keliatan barengan sama gue..."

Benar, Senna menghela nafas lega mendengarnya. Awalnya dia ingin menolak tapipria itu terus menatapnya dengan tajam dan mengintimidasi. "Gue jadi ngerepotin..."

"Ya, gak apa-apa. Searah ini..." Sean kemudian memberikan isyarat dengan jarinya agar gadis itu mengikutinya. Berjalan keluar menuju parkiran kemudian mencari mobilnya

Senna berjalan di belakang Sean dengan canggung karena sejujurnya dia bingung harus bagaimana mengatakan kalau dia membutuhkan baju ganti.

Tapi pria itu menoleh kepadanya, "Ke tempat lo dulu, ganti baju. Baru sarapan terus ke kantor. Setuju? Oke, lo setuju..."

"Sean..." panggil Senna yang kemudian membuat Sean kembali menoleh kepadanya, "Kebanyakan ngatur..."

"Hah...?" Sean memandang tidak percaya dengan ucapan Senna yang tiba-tiba.

Senna menggaruk tengkuknya, "Turunin di halte aja, lagian belom telat. Ntar gue ngangkot terus..."

"Ribet. Sekalian aja..." Sean kembali melangkah menuju mobilnya yang sudah terparkir rapi di depannya. "Ayo, naik..."

Perempuan itu kemudian mendekat dan kembali bicara setelah berada di dalam mobil Sean, "Gue tinggal sama orang tua gue. Kalo mereka tanya gimana?"

"Ya, bilang aja lo habis kunjungan ke mana gitu sama bos..."

"Makin dikira negatif dong, kalo kayak gitu. Gue gak mau..."

"Ya, udah. Gue turunin di depan komplek. Seenggaknya gue udah menawarkan tebengan, jadi lo gak perlu keluar duit buat ongkos. Kan lo nyari duit masa mau buang-buang..."

Senna melongo. Dia memijit keningnya dengan tangan yang bebas sementara tangan satunya berpegangan pada jendela mobil. "Terserah, deh"

"Dari tadi, kek... Kasi tunjuk jalannya ntar..." pria itu sudah memutar kemudinya keluar dari area parkir

Senna mengangguk, menatap Sean kemudian bertanya, "Kok lo baik banget, sih?"

"Mungkin karena gue tau rasanya jadi orang susah..." jawab Sean sekenanya. Memang benar, sejak umur lima belas tahun, Sean sudah keluar dari rumah orang tuanya dan belajar hidup mandiri.

Memulai sebagai part timer di salah satu restaurant, dan juga sebagai pengajar salah satu mata pelajaran di tempat kursus. Sean juga sempat menjadi penjaga kasir semasa sekolah menengahnya dan malam hari sebagai bartender.

Dengan tabungannya yang lumayan, Sean mulai menjajaki dunia saham ketika dia masuk kuliah. Tidak banyak yang berubah selama satu dan dua tahun. Baru setelahnya, Sean memulai bisnis properti ketika dia magang di salah satu perusahaan dan kemudian meraup hasil dari usaha penjualan beberapa cluster perumahannya. Tidak lama setelah itu, Sean terlibat hutang. Tapi tidak berjalan lama karena Lutfi dengan baik hati membantu adik sepupunya itu.

Setelahnya barulah, mereka berdua menjalankan bisnis sampai akhirnya tamat kuliah bekerja sebagai pegawai di perusahaan swasta sementara Lutfi sebagai pengacara.

"Oh, iya? Tapi lo kayaknya tajir dari lahir..." Senna masih tidak yakin dengan ucapan pria itu

"Oh, i am..." Sean menganggukkan kepalanya, "Tapi bokap gak suka sama gue, you know? Yah, begitulah pokoknya... Intinya, gue sampe ke titik ini gak gampang..."

"Oh..." Senna mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi worth, kan?"

"Semuanya itu worth kalo lo bersyukur..."

Senna diam. Dia kemudian menunduk dan menghela nafas, "Ya. Bener juga, sih..."

Sean melirik perempuan di sebelahnya, "Lo ngejual badan lo, buat uang kan? Buat hidup ala selebgram atau..."

Senna berdehem memutus ucapan pria itu, "Life isn't easy for me..."

"Mau mati aja kalo gitu?"

Perempuan itu melirik tajam, "Ya, gak mati juga. Tapi kadang kepikiran, sih. Apa gue mati aja, ya?"

Pria itu mendengarkan dengan seksama. Dia sedikit tersenyum mendengarnya, mengingatkan ketika Sean dulu bekerja terjebak hutang dan hampir ingin bunuh diri karena tidak tahan dengan kehidupannya yang keras.

"Tapi terus kepikiran seseorang yang bakalan gue tinggal sendirian..." Senna menghela nafas, tersenyum kepada Sean dengan ramah, "Gue gak mau dia sendirian di dunia yang kejam ini..."

Sean memandang Senna cukup lama, sampai akhirnya dia berkata dengan satu tangan yang mengetuk di kemudi, "The world isn't cruel, human are..."



........... Author's Note .............

Jadi begini geng recehku, aku updatenya lama karena i'm stilk stuck in da momment with ... engga tau. Hehe. Aslinya, cerita ini update kalo ada ide aja. Jadi mohon bersabarlah. Karena aku suka kesel pas idenya nongol tapi aku lagi di kamar mandi mainan busa sabun. Pas pegang hp sudah lupa sama idenya.

Dan akhir2 ini lagi suka baca cerita. Karena kan awalnya aku bikin waty buat baca cerita ya (baru setelah beberapa bulan aku ngeh kalo bisa nulis cerita), jadi aku sedang mencari kumpulan cerita gitu. Ternyata emang seru bgt baca cerita.

Anyway, aku pengen bikin review suka2 dari cerita watty. Mungkin akan masuk ke IP (silahkan cek di profil). Btw, makasi gengs yang uda bela2in baca, vote, komen dan follow. Pake muji segala pula hehe. Maaf ya aku kadang suka ga balas karena di notif suka gak ada muncul. Pas aku lagi baca ulang ceritanya (kebiasaan emang suka baca cerita sendiri dan cringe2 sama tulisan alay sendiri) eh nemu komen dari kalian yg ternyata gak kebales :( maaf ya :(

IFMJIYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang