"Ngapain lo disini?" Diani memandang sengit kepada Febi yang sedang menikmati hidangan soto di salah satu sudut meja ruang keluarga Sandy
Hari ini anak cowok itu ulang tahun dan mengadakan syukuran kecil-kecilan sekaligus mengenalkan Senna dan juga Elang kepada tetangga mereka.
Febi menghela nafas dengan kesal menatap Diani yang sudah seperti ibu tiri kepada dirinya itu. "Gue kan temennya, ada Ares juga. Kita kan TEMEN-nya..." dan kembali anak gadis itu menikmati sesuap sotonya
"Hah?! Ngaku-ngaku lo sialan!" Bentak Diani kemudian menatap tajam kepada Febi
Jelas saja Febi lebih memilih mengabaikan Diani dan mengambil mangkoknya lalu bangkit meninggalkan anak gadis itu begitu saja. Dasar Diani tidak tahu malu, sudah tahu acara orang masih saja mencari keributan dengan dirinya.
Diani yang ditinggalkan hanya bisa melebarkan kedua bola matanya dan melihat Febi melangkah seolah dirinya tidak ada di sana. Gadis itu berdecak dengan kesal. Pandangannya jatuh pada ponsel yang sepertinya Febi tinggalkan di meja.
Gadis itu menaikkan satu sudut bibirnya dan meraih begitu saja ponsel milik Febi. Diani bahkan berusaha membuka password ponsel Febi dan pada tebakan kedua dia berhasil membukanya. Anak perempuan itu memilih untuk duduk di dekat Sandy dan beberapa sepupunya.
Karena kekasihnya sibuk dengan ponsel dan tampak bahagia dengan gadget di tangannya, Sandy berdehem untuk menyadarkan Diani, "Ngapain sih?"
"Nothing. Aku nemu hpnya Febi tadi..." belum sempat gadis itu melanjutkan ucapannya Sandy sudah terlebih dahulu menatapnya tajam
"Jangan bilang yang kamu buka-buka itu punya Febi?"
"Kalo iya kenapa kalo enggak kenapa? But yeah just a little snatch. Kamu jangan main sama mereka lagi, mereka anak gak bener..." lalu Diani menghela nafas dengan entengnya dan kemudian meletakkan ponsel itu diatas pahanya
Sandy terlalu curiga dengan apa yang dilakukan pacarnya itu sehingga anak cowok itu mengambil dengan cepat ponsel Febi yang berada dipangkuan Diani. "Gak sopan kamu, tau? Ini punya orang. Main kamu buka aja..."
Diani melebarkan bola matanya, "Oh, My God. Aku kira itu punya Febi, San. Aku mau liat dia gangguin kamu atau gak..."
"Terus jawabannya? Emangnya itu ngebenerin sikap kamu buat gak menghargai privasi orang?" Sandy berdecak dengan kesal sampai kemudian beberapa notifikasi masuk ke dalam ponsel Febi yang berada di tangannya
Diani yang melihatnya hanya bisa tersenyum penuh arti dan menatap kekasihnya penuh kemenangan.
Sandy melihatnya mengernyitkan dahi, membaca satu persatu pesan yang masuk tanpa menggeser layarnya. "How poor, maksudnya?" Sandy semakin mengerutkan keningnya membaca pesan yang masuk ke hp Febi, "Kamu bajak hp Febi..."
"Ya..." Diani mengibaskan rambutnya dan menatap tajam Sandy, "Terus? Cuma hal kecil doang... Lagian dia juga korban..."
"Maksudnya?"
"Omg, San. Kamu tau gak sih dia itu liar banget, dan gak heran dong kenapa dia liar..." beberapa orang sudah mengalihkan pandangan mereka dan menatap Diani juga Sandy yang masih saja sibuk berdua, "Kamu tau gak sih, Febi nyimpen video bokep di hpnya. Dan dia yang rekam. Oh, My. Coba cewek gak bener kan? Aku yakin dia pasti sering dipake sama Om-om, San"
"Jaga omongan kamu, ya" Sandy mengacungkan jarinya ke wajah Diani yang sekarang sudah menatapnya tajam
Diani menepis jari Sandy dan berkata dengan tegas kepada cowok itu, "Kamu harusnya makasih sama aku. Kamu gak tau kan kenapa Ares sama Febi keluarganya gak jelas? Papanya aja suka bayar cewek buat dipake, San..."
Sandy mengerutkan keningnya
Bersamaan dengan ucapan Diani yang semakin menjadi menjelaskan tentang penemuannya di dalam hp Febi yang berisi beberapa note curhatan Febi mengenai Papanya yang membayar seorang perempuan sebagai teman tidur pria itu dan kemudian menjadikan perempuan itu sebagai pengasuh ke dua anaknya.
Ada Febi juga Ares yang baru saja akan menghampiri mereka, kemudian saling berpandangan ketika Diani dengan lantang menjelaskannya.
Begitu juga dengan kedua orang tua Sandy yang mendekat karena mendengar keributan yang ditimbulkan Sandy dan Diani.
"Maksud kamu apa, Di?"
Diani menghela nafas, menggelengkan kepalanya beberapa kali karena tidak percaya kalau Sandy masih kebingungan dengan penjelasannya, "San, mereka anak gak bener. Bokap mereka aja berani beli cewek buat iyeuh... Mereka juga pasti anak dari perempuan gak bener, kan?"
Sandy menganga sesaat sampai kemudian otaknya kembali bekerja dan menelan ludah, "Maksud kamu tadi, kamu baca catetan Febi---"
"Gue bisa jelasin..." Potong Febi dengan cepat
Semua mata tertuju kepada Febi juga Ares yang sudah mendapatkan perhatian dari orang-orang disekitarnya juga kedua orang tua Sandy
Senna dan Elang yang baru saja bergabung ke ruangan itu mendadak bingung dengan orang-orang yang menatap Febi juga Ares dan Diani beserta Sandy. Apalagi yang mereka ributkan sampai acara syukuran ini berakhir seperti ini? Senna memijit keningnya.
"San..." Febi menggigit bibirnya dengan wajah bersalah yang tidak bisa lagi dia sembunyikan
Ares menggelengkan kepalanya lalu menatap Diani dengan lurus, "Omg, bitch. You're fucked up..." tegasnya dengan suara sedikit kecil
Diani menaikkan satu sudut alisnya tanpa memperhatikan Sandy yang sekarang sudah menoleh kepadanya.
Cowok itu menganggukkan kepalanya beberapa kali, mengerti dengan apa yang dijelaskan Diani tadi adalah mengenai Sean, laki-laki yang beberapa hari lalu diperkenalkan sebagai atasan Senna, kakaknya. Dan dia tidak perlu kejelasan berikutnya mengenai siapa perempuan yang dimaksud dalam catatan itu.
"Awww..." Diani meringis ketika pergelangannya digenggam kasar Sandy
"Terus kamu tadi bajak hp Febi dan update dimana?!"
"Kok kamu marahin aku, sih?!"
Febi menoleh kepada Ares dan berdesis kepada adiknya, "Oh, My God. She ruined everything..."
Ares hanya bisa menggelengkan kepalanya mengisyaratkan Febi agar melihat Sandy dan Diani yang sekarang sudah saling membentak
"KAMU UPDATE SOAL SEMUA ITU DI IG?! BAGUS DI, BAGUS! ITU KAKAK AKU YANG KAMU MAKSUD ADA DI VIDEO ITU?!"
Dan semua mata beralih menatap Senna. Peremuan itu memandang kaku kepada kedua anak Sean yang menatapnya prihatin. Oh, video? Video dirinya dengan Sean ketika Ares memergoki mereka bukan? Senna menelan ludahnya dengan susah payah.
.
.
.
.
.
.
.
.Wah gak nyangka IFMJIY uda mau ending aja, thankyou 3K votesnya aku ga nyangka loh bisa sampe total 3K gitu wkwkwkwkwkwkwkwk *ketawa ala ibu tiri*