Ya udah

22.2K 1.4K 66
                                    

Ariesta lagi pulang kampung, habis menimba ilmu di negeri seberang samudera. Bukannya tiduran atau nongkrong, malah kebagian tugas jaga anak di rumah. Akibat dari Papanya yang kebanyakan gaya tadi pagi, malah kepentok di tangga terus jatuh dan sekarang lagi dibawa ke rumah sakit.

Sementara Febi tidak bisa pulang karena kelas musim panasnya belum selesai. Jadi hanya ada Ariesta di rumah, dengan ke dua adiknya.

Dari pada lihatin adiknya yang entah sedang apa, cowok itu menggeliat mengecek ponselnya. Kebetulan sekali Megan sedang kebagian tugas jaga anak dan Sandy sedang libur kerja.

Ariesta Faturrahman: Sayang...
Ariesta Faturrahman: Abang kangen...

Sandy si tupai: Banci
Sandy si tupai: lo tuh paling kecil tapi paling nyolot ya Ta

Var relkereta api: Kebiasaan

Ariesta Faturrahman: Eh. Tidak boleh gitu
Ariesta Faturrahman: y uda
Ariesta Faturrahman: Dedek baru pulang nih, kangen dong bang

Megantengbanget: Ta
Megantengbanget: Obat abis?

Ariesta Faturrahman: Bosen anjeng
Ariesta Faturrahman: Gue jagain anak mulu

Megantengbanget: O

Sandy si tupai: Anak?
Sandy si tupai: Lo punya anak?
Sandy si tupai: Kan gue bilang Ta, jangan premature nikahnya, keburu gede kan anaknya

Ariesta Faturrahman: Bangsat
Ariesta Faturrahman: Gitu ya lo pada

Megantengbanget: Gue sama sandy lagi di cafe cek menu baru

Ariesta Faturrahman: Ikut :(

Megantengbanget: Lo jgn kesini

Sandy si tupai: Bye

Ariesta Faturrahman: Apa salah dan dosaku sayang
Ariesta Faturrahman: dulu ku di sayang skrg ku dibuang

Sandy si tupai: Ada uang abang sayang, gak ada uang dibuang

Ariesta Faturrahman: Parah

Megantengbanget: Inget ya, jangan ke sini

Ariesta memberengut sambil menutup aplikasi chatnya. Tapi dia mengerti, kalau dia tidak diperbolehkan ke sana artinya pekerjaan mereka sudah hampir selesai dan mereka akan pulang ke rumah. Berarti ketika Ariesta sampai di sana nanti, mereka sudah akan pulang.

Cowok itu menghela nafas sambil mengipasi dirinya. Dia bingung ingin melakukan apa sampai akhirnya memutuskan melirik ke dua adiknya yang sedang menonton acara televisi itu.

"Eh, kalian mau pizza gak?"

Brandon menoleh dengan jempol yang masih berada di dalam mulutnya. Anak laki-laki itu menggelengkan kepala.

"Maunya mekdi, kak..." giliran Chelsea yang bersuara tanpa menoleh kepadanya, "Mekdi wuwu, yang ada batmannya. Batman. Wowo..."

Duh! Mesti deh adiknya ini. Mana yang satu cuma mengacungkan jempolnya lalu kembali menatap televisi tidak peduli kepada Ariesta yang tampak kesal ingin meremukkan dua adiknya itu.

Tadi habis dia dipukuli, sekarang dicueki habis-habisan. Ini sih, adik tidak tahu diri. Walaupun kata Papanya harus mengerti karena adiknya itu play hard to get banget, mereka masih mau empat tahun soalnya. Wajar kalau suka nyolot apalagi sama Ariesta yang sering mencontohkan hal tidak benar.

"Iya... iya. Mekdi... Mekdi..." cowok itu kembali sibuk dengan aplikasi di hpnya dan memilih-milih apa yang ingin dia makan. "Eh, kakak ke sebelah bentar, ya?"

"Ngapain?" Brandon langsung berdiri menghampiri kakaknya itu, "Mau kabur, ya?"

"Enggaaaak..." Ariesta mengelak sambil menggelengkan kepalanya, "Orang mau cari jajan..."

Brandon menganggukkan kepalanya mengerti. "Oh, sana..."

"Oke..." Ariesta melirik kepada Chelsea yang tampak tidak peduli dan masih sibuk menonton acara tv. "Inget, ya. Nanti kalo ada orang yang gak dikenal jangan dibukain pintu..."

"Ya ya ya..." sahut Chelsea dan mengacungkan ibu jarinya ke atas tanpa menoleh sama sekali

Ariesta meraih Brandon ke dalam gendongannya dan berjalan ke pintu depan rumahnya. Dia menurunkan adiknya itu kemudian berlutut sambil mengingatkan kembali, "Denger ya, kakak ke sebelah bentaaaaaar aja..."

"Hm..."

"Kalo ada orang yang gak dikenal, jangan?"

"Buka pintu..."

Ariesta mengacak rambut adiknya dengan gemas lalu berdiri dan melangkah mundur. Dia perhatikan adiknya yang sudah kembali masuk ke rumah dan mengunci pintu sampai berbunyi itu.

Dia menghela nafas lega dan kemudian mulai membalikkan badan. Mau ke rumah sebelah untuk membeli jajanan yang dia butuhkan. Baru beberapa langkah dia kembali lagi ke depan pintu dan mengetuk.

"Bran, cel....!"

"Siapa ya?" Terdengar derap langkah dari dalam rumah dan dua suara anak kecil

"Kakak nih, woy! Elah... Ambilin dompet kakak di atas meja..." teriak Ariesta sambil bersandar di pinggiran pintu rumahnya

Bukannya melaksanakan perintah kakaknya, kedua anak itu malah mengintip dari jendela yang sudah dipasangi tralis dan cekikikan sendiri.

"Cari siapa ya?" Tanya Chelsea sambil memainkan matanya dan kemudian cekikikan menghadap Brandon

"Woy, bukain gak?"

"Kita gak boleh bukain pintu buat orang gak dikenalin, Kak..." jawab Brandon lalu kembali cekikikan dengan saudara kembarnya

Ariesta melongo mengurut dadanya, "Astaghfirullahaladzim. Ini nih akibat emak bapak gak pake bismillah bikinnya ini begini nih..." kesalnya, "Bukain!"

"Kakak siapa?" Chelsea menunjuk kakaknya dan mengerjap beberapa kali

"Cari siapa? Kita gak kenal kakak. Namanya siapa?" Brandon malah ikut menambahi sambil berdiri di tralis dengan berpegangan kuat dan menempelkan wajahnya ke tralis jendela untuk menatap Ariesta

"Ugh! Cumi!!!! Kakak lewat samping nih, ya! Awas, ya!" Cowok itu buru-buru berlari ke bagian samping rumah. Takut kalau kedua adiknya lebih dulu sampai di sana dan mengunci pintu samping juga. Bahaya ini bahaya.

Begini ini kalau Papa dan Bundanya kebanyakan santai dan masa bodoh. Kan anaknya jadi begini. Usil tidak tertolong. Tidak sadar diri dia, dulu sama Febi hampir sama usilnya.

"Chelseaaaa!!!!" Ariesta teriak sambil lari ke dalam rumah mengejar ke dua adiknya yang sudah lebih dulu menghambur entah kemana.

Ya bener sih tidak gampang buka pintu, tapi please Ariesta bukan orang gak dikenal lho, ya. Memang dua adiknya saja yang pura-pura tidak kenal. Memang minta ditepok pantatnya biar taubat itu dua adiknya.

IFMJIYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang