28

13.4K 1.2K 17
                                    

Kedua anak Sean memutuskan untuk menikmati malam mereka ke Dusk, sebuah cafe di Mount Park. Sementara Sean dan Ibu anaknya juga suami perempuan itu memilih Little Indian untuk makan malam.

Besok mereka baru akan bertemu dengan kedua anak nakal itu karena seperti biasa, Febi dan Ares memiliki cara tersendiri untuk menghindari ayah tiri mereka.

"It's been quiet awhile" Ibu anaknya memulai obrolan dengan nada yang cukup serius sekarang. Sejak tadi mereka membicarakan hal-hal ringan seperti apa yang kedua anak mereka lakukan dan biaya pendidikan juga kebutuhan Febi dan Ares.

Sean hanya menjelaskan sekedarnya kalau anaknya baik-baik saja dan ibu anaknya bisa memberikan mereka uang saku secara normal tidak perlu berlebihan. Suami wanita itu juga mengatakan hal yang sama. Sean menjadi sedikit tidak enak karena ayah tiri anaknya itu menaruh perhatian lebih kepada anaknya dibanding dirinya sendiri.

"Mereka gak bikin masalah, kan?" Sekali lagi perempuan itu bertanya untuk memastikan

"Gak. Cuma kemaren ada omongan sedikit soal manggil Mas daddy atau papi" Sean menjelaskan kembali karena raut wajah kedua orang di depannya jelas kebingungan, "Mereka mau ganti panggilan, tapi kalo Mas mau panggil selain Papa..."

"Itu bagus. Biar besok Aku yang bahas sama anak-anak, Ma" pria itu tersenyum menenangkan istrinya

Merasa sudah ada kemajuan pada kedua anaknya, wanita itu kembali bertanya kepada Sean, "Terus kamu gimana? Katanya anak-anak udah pertimbangin seseorang buat jadi ibu mereka..."

"Oh, iya? They did?" Sean sedikit kebingungan. Anaknya memang licik kan? Bisa saja bergosip tentang dirinya kepada ibu mereka sementara Sean saja masih belum ingin mempertimbangkan obrolan dirinya bersama anak kembar itu

Pria di depannya kemudian bergantian menjelaskan kepada Sean, "It's a good chance, Sean. Anak-anak yang minta kamu buat berumah tangga. Mereka pasti sayang banget sama kamu dan gak mau lihat papanya sendirian terus, apalagi kalo mereka tinggal-tinggal..."

"Yeah, mereka ada rencana kuliah di luar negeri soalnya. Mungkin mereka takut Aku kesepian, Mas" ujar Sean, dia menyapukan ibu jarinya pada bibirnya yang tidak kering kemudian kembali bicara, "I'm out of love..."

"Hm..." ibu kedua anaknya itu kemudian menghela nafas, mencoba bertanya dengan hati-hati sebuah masalah yang sangat sensitif untuk Sean. "Keluarga kamu masih..."

Sean menaikkan alisnya. Menghentikan aktivitasnya mengusap bibir kemudian menganggukkan kepalanya, "Masih. Papa masih gak bisa diajak ngobrol. You know... Yah, Papa kayaknya baru bisa nerima gue pulang kalo gue udah jadi arwah penasaran..."

"Gak lucu, Sean" gerutu perempuan itu dan menatap suaminya menggelengkan kepala. "Mas, kamu pukul aja kepalanya mas biar sadar. Dia emang agak sinting kayaknya sekarang..." katanya sementara suaminya hanya terkekeh

"Loh, aku bener kali. Mama aja masih ogah-ogahan ketemu..."

Lalu mereka terdiam karena ucapan Sean. Ibu dari kedua anaknya itu menunduk dengan cemas. Menggenggam kuat tangannya sendiri karena merasa bersalah kepada Sean.

Suaminya yang melihat itu kemudian mencoba menenangkan istrinya dengan mengusap lembut lengan istrinya sampai perempuan itu tersenyum menatapnya. Meyakinkan kalau dia baik-baik saja.

"Maaf ya, Sean. Karena aku sampe sekarang kamu sama keluarga kamu---"

Sean mengangkat satu tangannya ke udara. Perempuan itu berhenti bicara dan Sean sudah tertawa pelan, "Kalo Febi sama Ares denger ini mereka bisa kabur berbulan-bulan..." lalu Sean menatap suami perempuan itu dan berkata, "Mas, salut deh Mas sama Mas yang mau nerima ibunya anak-anak. Udah kebukti jadi ibu yang baik kan? Di umur segitu rela hamil sampe melahirkan operasi gitu. Jagain nih, Mas. Cengeng orangnya..."

Pria itu tertawa dan menganggukkan kepala, "Mah, sudah. Kalo kamu begitu sama aja menyesal udah melahirkan Febi sama Ares ke dunia. Kalo mereka tau bisa demo di depan rumah sama kantor kita, Mah..."

"Makanya Sean dengerin aku sama anak-anak..." perempuan itu kembali menatap Sean dengan khawatir, "Kalo emang keluarga kamu yang bikin kamu kepikiran gak pengen nikah karena takut bikin kesalahan lagi, mending kamu ikhlasin aja mereka Sean..."

Sean mendadak diam dan menatap wanita itu. Dia menelan ludah karena tidak tahu akan berkata apa untuk membalasnya

"Masih ada anak-anak yang sayang sama kamu, dan mereka butuh seseorang buat yakinin mereka kalo kamu bakalan baik-baik aja pas mereka tinggal. Kamu juga butuh keluarga kecil sendiri, Sean..." wanita itu mencoba tersenyum akhirnya, "Sekali aja jadi egois buat diri kamu sendiri, Sean..."

...
.....
......
........

Ya uri chingudeul karena hobi sahabatnya suami aku keluarin mixtape jd ini apdetan ini sebagai selebrasi. Kebetuln setelah daydreamdaydream dpt ide ini yauda terima ajadengan pasrah.

Bye, goin to save this country again.

IFMJIYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang