Sebelum membangunkan Jimin. Jiyeon membasuh tangan terlebih dahulu...
Namun tiba tiba....
"KYAAAAAAA............"
Jiyeon berteriak karena ada tangan kekar yang tiba tiba melingkar di pinggangnya. Refleks Jiyeon memutar badannya. Dan langsung menghadap orang yang memeluknya dari belakang.
"Ck.. Bisa kah kau tidak berteriak?? Kau merusak telingaku." kata orang yang memeluk Jiyeon, yang tak lain adalah seorang Park Jimin.
"Hfft..." Jiyeon menghela nafas lega..
"Kau mengaget kan ku.. Tiba tiba saja kau memelukku.. Ku fikir kau hantu." ucap Jiyeon sambil mengerucut kan bibirnya.Jimin yang melihat tingkah Jiyeon menjadi gemas. Dengan cepat Jimin mencium bibir Jiyeon.
"Yak... Kenapa kau menciumku??" tanya Jiyeon...
"KYAA..... KENAPA KAU TIDAK MENGGUNAKAN PAKAIAN?? CEPAT PAKAI BAJU MU.." Jiyeon kembali berteriak saat menyadari bahwa Jimin tidak menggunakan pakaian, melainkan hanya menggunakan handuk yang melilit di tubuh bagian bawahnya.
"Astaga... Bisa kah kau tidak berteriak????" ucap Jimin sambil menutup telinganya. Karena, suara teriakan Jiyeon
"Salah sendiri kau tidak pakai baju. Cepat pakai bajumu." kata Jiyeon sambil nyengir karena tingkahnya tadi.
"Bajuku kotor. Jadi aku masih mencucinya. Dan belum kering. Jadi aku seperti ini saja dulu." kata Jimin sambil tersenyum.. Ohh.. Itu bukan senyuman. Melainkan sebuah seringai...
"Jinjja?? Kau mencucinya sendiri?? Bagaimana cara mencuci? Dan kenapa harus di cuci??" kata Jiyeon kepada Jimin sambil mengernyitkan dahi heran.
"Aku mencucinya disana." jawab Jimin sambil menunjuk tempat pencucian di rumah Jiyeon.
"Dan kau bertanya?? Kenapa aku harus mencucinya?? Karena, baju itu sangat kotor dan bau keringat." kata Jimin kembali."Baiklah. Aku akan mengurus pakaianmu. Makanlah dulu." kata Jiyeon hendak melepaskan pelukan mereka. Yaa... Sedari tadi mereka masih saja berpelukan dan tidak ada yang ingin melepasnya.
Namun, Jimin tidak membiarkan Jiyeon melepas pelukan itu.
"Minggirlah. Aku akan mengurus pakaianmu." ucap Jiyeon yang masih berusaha melepas pelukan tersebut.
"Tidak. Sebaiknya kau juga ikut makan bersama ku. Bukankah kau juga belum makan dari malam?? Aku tau kau lapar. Urusan pakaian nanti saja." kata Jimin dengan suara beratnya...
Ohh.... Itu sangat sexy.. Jiyeon tersenyum dan "baiklah.. Mari makan bersama. Aku juga lapar." kata Jiyeon sambil melepas pelukannya. Lagi lagi. Jimin belum melepasnya.
Tapi, Jimin langsung saja menggendong Jiyeon ke meja makan dan memangkunya.
"Jika aku duduk di pangkuanmu. Bagaimana cara ku makan?? Dan bagaimana aku akan mengambilkan mu makanan??" tanya jiyeon yang mulai kesal dengan sikap Jimin.
Jimin hanya mengerucutkan bibir sambil melepas pelukannya. Dia tidak rela melepasnya..
Jiyeon yang melihat Jimin hanya tersenyum kecil dan dengan cepat Jiyeon mengecup bibir Jimin yang sedari tadi mengerucut lucu. Dan Jiyeon langsung berdiri dari pangkuan Jimin..
Jimin yang mendapat serangan mendadak dari Jiyeon hanya bisa mengedipkan mata lucu, mencerna kejadian yang baru saja terjadi.....
Ohh... Ayolah Jimin.. Bukan kah itu sudah sering dia lakukan??? Namun kenapa kau bersikap bodoh di hadapan yeoja itu??? Begitulah perang batin yang di alami Jimin.
Jiyeon hanya terkekeh geli melihat Jimin yang sangat manis saat seperti itu.
Jiyeon memberikan sepiring makanan kepada Jimin.
Dan mulailah acara makan mereka. Hening. Ya.. Hanya ada suara dentuman sendok dan piring.
Tidak lama mereka selesai makan.
"Aku akan mengurus pakaian mu. Duduklah di sofa. Aku akan membereskan ini terlebih dahulu." kata Jiyeon kepada Jimin sambil membereskan piring piring di meja makan..Jimin hanya menuruti perkataan Jiyeon. Dan duduk di sofa.
Tidak berselang lama, Jiyeon menghampiri Jimin yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv.
"Maaf lama. Ini pakaian mu. Pakai lah. Aku tau kau kedinginan." ucap Jiyeon sambil menyerahkan pakaian Jimin yang sudah kering dan sudah dia setrika.
Jimin langsung mengambil pakaiannya dan berjalan menuju kamar Jiyeon. Dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Jiyeon.
Jiyeon duduk di sofa sambil menunggu Jimin selesai. Dan tak lama Jimin turun dari kamar Jiyeon.
"Uh.. Kau sudah selesai??" ucap Jiyeon saat Jimin duduk di sampingnya.
"Hmm.." jimin hanya membalas dengan gumaman.Dan saat itu Jiyeon baru mengingat. Bahwa mereka tidak bekerja. Dan jam telah menunjukkan pukul 09.15 KST
"Seonsaengnim.. Apa kita tidak pergi ke kantor?? Ini sudah sangat siang.." tanya Jiyeon ke Jimin.
Namun Jimin tidak menanggapi ucapan Jiyeon."Yakk.. Kenapa kau tidak menjawab ku??" tanya Jiyeon kembali yang mulai kesal kepada jimin karena dia belum menjawab pertanyaannya.
"Jika kita di luar kantor. Kau tak perlu memanggil ku seperti itu." jawab Jimin dingin.
"Lalu aku harus memanggil apa??" tanya Jiyeon kembali, heran dengan jawaban Jimin.
"Oppa. Kau harus memanggil ku oppa." jawab Jimin dingin tanpa melirik Jiyeon..
"Hahahahahahaha........ OPPA??? Bahkan umur kita saja hampir sama.." kata Jiyeon sambil tertawa karena ucapan Jimin...
"Jika kau tak memanggilku oppa. Aku tidak akan pernah menjawab pertanyaanmu. Dan juga, aku lebih dulu lahir di bandingkan dengan dirimu." ucap Jimin
"Ohh... Baiklah oppa.. Aku mengaku kalah." jawab Jiyeon dengan nada yang mengejek.
"Oppa?? Kenapa kita tidak kekantor??" tanya Jiyeon lagi. Karena pertanyaannya tadi belum di jawab oleh Jimin..
"Hari ini kita cuti. Aku tau kau lelah." ucap Jimin lembut.. Bahkan terdengar sangat sexy.
"Kenapa??" tanya Jiyeon lagi karena tidak puas dengan jawaban Jimin.
Jimin pun memutar tubuh nya agar menghadap Jiyeon.
"Walau kita ke kantor. Bukan kah ini sudah terlambat??" jawab Jimin."Tapi. Oppa kan CEO disana."
"Walau begitu.." Jimin masih menggantung ucapannya, dan melanjutkan.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan saja kegiatan kita yang tadi malam.. Hmmm" lanjut Jimin dengan smirk nya...
Seketika mata Jiyeon membola saat mendengar ucapan Jimin...
"Yakk.. Dasar byuntae." ucap Jiyeon sambil melempar bantal sofa dan meninggalkan jimin ke kamarnya.
Saat tiba di kamar. Tiba tiba..
"KYAAAAAA......."
TBC
Hehehe.... Mhiane untuk typo
Jangan lupa votment
KAMU SEDANG MEMBACA
My Byuntae Boss [Park Jimin]
RomanceKisah seorang anak yang dipaksa ayahnya untuk menggantikan posisinya. Sedangkan sang anak sangat menyukai musik dibandingkan posisi ayahnya. Bagaimana kah kisah selanjutnya? Dan adakah seorang wanita yang dapat mencuri hatinya? Sedangkan dia adalah...