Part 16

3.1K 152 0
                                    

Happy Reading

Jimin menarik lembut tangan Jiyeon sampai di ruang rawat  ayahnya.

Hingga.

"APPAAAA....."

•••••••••••••••••••••••••••••••••

Jimin dan Jiyeon masuk kedalam ruang rawat ayah Jiyeon.

Disana sudah ada beberapa suster dan juga dokter.

Beberapa suster tengah sibuk mengurus sesuatu dan dokter sedang memeriksa pasiennya.

Wajah dokter tersebut menggambarkan bahwa dia sedang khawatir.

Hingga raut wajahnya berubah.

"Bagaimana kondisi appa saya dok?" Tanya Jiyeon setelah masuk kedalam ruang rawat ayahnya.

"Hfftt.." dokter menghela nafas, dan

"Maaf. Kami tidak bisa menyelamatkannya. Nyawanya sudah tidak bisa tertolong." Kata dokter dengan perasaan yang sangat bersalah.

"APPPPPAAAA....." Jiyeon berteriak histeris saat mendengar perkataan dokter tersebut.

Jimin yang berada di samping Jiyeon langsung saja memeluk nya erat.

Mengusap punggung nya dengan maksud memberikan ketenangan.

Lama mereka berpelukan akhirnya Jimin membuka suara.

"Bukankah keadaannya kemarin baik baik saja dokter? Dan bukankah dokter mengatakan bahwa tuan park akan siuman 2 sampai 3 hari?"

"Maaf, tapi kami juga tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi. Dan kami juga hanya manusia biasa. Jadi kami tidak mengetahuinya. Saya minta maaf. Dan turut berduka cita atas kepergian tuan Park." kata dokter tersebut dan berlalu pergi meninggalkan Jiyeon dan Jimin setelah menepuk pundak mereka.

Jiyeon semakin histeris saat berada di dekat mayat ayahnya.

Tepat saat Jiyeon berteriak. Jiyeon langsung ambruk.

Jimin langsung menggendong Jiyeon bridal style ke UGD. Dan berteriak memanggil suster yang tak jauh dari mereka.

Suster langsung berdatangan dan memeriksa keadaan Jiyeon..

Setelah di periksa oleh beberapa suster, Jiyeon akhirnya sadar dan kembali menangis.

Jimin langsung saja memeluk Jiyeon dan mengusap punggungnya.

.
.
.

Acara pemakaman sudah di mulai sejak sejam yang lalu. Namun Jiyeon belum juga beranjak dari makam ayahnya.

Sedangkan Jimin, dia terus berada di samping Jiyeon sambil mengusap punggungnya dengan maksud untuk memberikan ketenangan dan menghentikan tangisnya.

"Jiyeon ah. Kajja. Kita pulang. Sebentar lagi malam tiba. Dan udara di luar cukup dingin." ajak Jimin lembut sambil membantu Jiyeon berdiri.

Sedangkan Jiyeon hanya menurut dan mengikuti langkah Jimin.

Mereka berjalan keluar dari tempat pemakaman dan menuju ke mobil Jimin.

Jimin membukakan pintu untuk Jiyeon setelah itu berjalan memutari mobilnya dan membuka pintu kemudi.

Setelah itu mobil Jimin melesat membelah kesunyian jalanan tersebut.

.
.
.

Mereka telah tiba di rumah Jiyeon. Jimin langsung melirik Jiyeon yang tertidur pulas di sampingnya.

Jimin mengusap surai Jiyeon dan membuka pintu di sebelahnya kemudian berjalan menuju pintu penumpang.

Dan membawa Jiyeon masuk ke dalam rumah dengan menggendongnya bridal style.

Awalnya Jimin kesusahan membuka pintu rumah. Namun dia terus berusaha dan disinilah dia. Di kamar Jiyeon yang sedang merebahkan tubuh Jiyeon dengan sangat hati hati. Seakan akan tubuh tersebut sangat rapuh dan mudah rusak.

Jimin keluar dari kamar Jiyeon menuju ke dapur untuk mengambil air.

Setelah itu Jimin kembali ke kamar Jiyeon.

Jimin memperhatikan wajah Jiyeon yang terlelab. Terlihat wajahnya sangat tenang dan damai namun juga terlihat sangat lelah akibat dari beberapa hari yang lalu Jiyeon tidak bisa tertidur sepulas sekarang ini.

Jimin mengamati wajah Jiyeon dengan sangat intens. Dari hidungnya yang merah karena terlalu banyak menangis. Matanya yang sembab dengan lingkaran hitam karena terus menangis dan tidak dapat tidur nyenyak.

Cukup lama Jimin memperhatikan wajah Jiyeon. Dan akhirnya dia memutuskan untuk tidur di samping Jiyeon dengan memeluknya.

.
.
.

Park house
07.45 KST

Jimin mengerjapkan matanya saat sinar mentari menembus gorden putih di jendela kaca kamar Jiyeon.

Jimin perlahan membuka matanya untuk beradaptasi dengan sinar yang di lihat nya.

Jimin melihat ke sampingnya tempat dimana Jiyeon semalam tertidur.

Seketika mata Jimin terbuka lebar saat tidak menemukan Jiyeon tertidur di sampingnya.

Jimin langsung beranjak dari tidurnya dan mencari keberadaan Jiyeon.

Jimin mencari di kamar mandi namun disana tidak ada Jiyeon.

Jimin keluar kamar dan mulai menuruni tangga.

"Jiyeon ah.." Jimin mulai memangil Jiyeon sambil menuruni anak tangga.

"Jiyeon ah.." Jimin mulai berteriak kecil memanggil Jiyeon.

"CHAGIYA...." Jimin mulai berteriak keras karena Jiyeon belum juga menyahutinya.

Jimin sangat khawatir. Dan berbagai pikiran negatif ada di otaknya.

Jimin berlari menuju dapur. Tapi dia tidak mendapatkan keberadaan Jiyeon.

Jimin terus berlari dan memasuki semua ruangan yang ada di rumah tersebut.

Rumah Jiyeon terbilang cukup luas. Jadi memakan banyak waktu dan tenaga Jimin untuk mencari Jiyeon.

Namun Jimin tidak menghiraukannya. Dia terus saja membuka setiap pintu ruangan mencari keberadaan sosok Jiyeon dengan berteriak memanggil Jiyeon.

Karena semua ruangan telah di telusuri dengan Jimin, akhirnya dia memutuskan untuk keluar mencari keberadaan Jiyeon.

Jimin terus berteriak memanggil Jiyeon dan bertanya kepada tetangga yang tinggal di sekitar tempat tinggal Jiyeon.
Namun hasilnya nihil. Mereka tidak mengetahui dimana letak keberadaan Jiyeon.

Jimin hampir frustasi.
"Aigoo... Dimana sebenarnya dia berada?? Aku sangat mengkhawatirkan nya. Aku takut dia depresi dan bunuh diri. Andwee.." Jimin langsung saja menepis pikiran negatif nya.

Dan kembali mencari keberadaan Jiyeon dengan mengingat tempat yang belum ditemuinya saat mencari Jiyeon.

"Ahh... Aku baru ingat. Aku belum mencarinya di taman belakang rumahnya. Seperti nya aku harus mencari di sana. Mungkin dia ada di sana." Jimin bergumam sendiri dan kembali berlari menuju taman belakang rumah Jiyeon.

Napas Jimin tersenggal senggal saat tiba di taman belakang rumah Jiyeon,.

Jimin mulai mengatur napasnya dan mencari sosok Jiyeon di taman itu.

Namun naas. Jimin tidak menukan keberadaan Jiyeon.

"PARK JIYEONNNNNN........."

TBC

Hehehhe..... Mhiane kalau ada typo.
Mhian juga kalau GJ😅😅😅

Tunggu kelanjutannya ne?? See you..

Dont forget for vote and comments...

My Byuntae Boss [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang