Part 40

2.2K 103 0
                                    

Happy reading

Mendengar teriakan Jiyeon, Jimin langsung berlari tanpa menghiraukan notebooknya yang jatuh dari tempat tidurnya akibat kepanikan Jimin.

Jimin berlari menuju dapur untuk melihat apa yang terjadi.

"Ji. Jiyeon ah." panggil jimin terputus putus karena nafasnya belum teratur.

Saat Jimin sudah sampai di dapur. Banyak kaca pecah berserakan di lantai..

Mata Jimin langsung membola saat melihat Jiyeon....

"Jiyeon ah. Gwenchana?" tanga Jimin panik saat melihat Jiyeon sedang duduk di lantai sambil memegang kepalanya.

Jimin jalan kearah Jiyeon dengan hati hati agar tidak menginjak serpihan kaca.

Setelah berada di samping Jiyeon, Jimin langsung menarik Jiyeon kedalam pelukannya.

"Oppa. Mhian. Aku memecahkan piring." kata Jiyeon, merasa bersalah.

"Yaish... Jangan fikirkan tentang piring. Sekarang, apa yang terjadi padamu? Apa kamu baik baik saja?" tanya Jimin dengan nada kesal karena Jiyeon meminta maaf untuk hal yang sangat tidak penting.

"Kepala ku sangat pusing oppa. Dan aku tidak sengaja menjatuhkan piring itu. Untung semua makanan sudah aku sajikan di meja makan." kata Jiyeon

"Bukankah oppa sudah katakan agar kau tidak memasak? Kau sudah sangat kelelahan. Tapi kau sungguh keras kepala." gerutu Jimin kepada Jiyeon.

"Mhiane, oppa. Aku ingin yang terbaik untukmu." kata Jiyeon lirih.

"Sudahlah. Sekarang bersihkan badan mu. Dan makan bersama. Setelah itu istirahat. Kau pasti sudah sangat lelah." kata Jimin mengalah.

"Ne oppa." ujar Jiyeon

Jiyeon pun meninggalkan dapur dan pergi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.

Sedangkan Jimin, dia membersihkan serpihan serpihan kaca yang berserakan di lantai.

.
.

Usai makan malam, Jiyeon dan Jimin kembali kekamar untuk tidur. Karena mereka sudah sangat lelah akibat perjalanan yang lumayan jauh, dari Amerika.

Jiyeon terlelap di pelukan Jimin. Sedangkan Jimin terus mengusap surai Jiyeon, memberikan kenyamanan kepadanya.

Tak beraselang lama Jimin pun terlelap.

.
.
.

Jimin apartemen
07.15 KST

Jimin terbangun dari tidurnya saat sinar matahari masuk kedalam kamar melalui celah celah tirai.

Jimin meraba di sampingnya, mencari Jiyeon. Namun Jimin tidak mendapatkan keberadaan Jiyeon di sampingnya.

"Jiyeon ah." panggil Jimin.

"Ne oppa. Irroena. Aku sudah membuat sarapan. Ppalli. Kau sangat bau." kata Jiyeon sambil menutup hidungnya.

Jimin hanya terkekeh melihat orang yang sangat dicintainya itu. Kemudian Jimin beranjak dari tempat tidurnya dan mengecup singkat bibir Jiyeon.

"Yaishh... Kebiasaan." gerutu Jiyeon dan keluar dari kamar menuju dapur.

.
.

Hari yang di tunggu tunggu Jimin dan Jiyeon akhirnya tiba.

Hari ini, adalah hari pernikah Jimin dan Jiyeon.

.
.
.

'Eomma. Appa. Hari ini adalah hari pernikahan ku. Apa eomma dan appa tahu? Aku sangat bahagia sekarang. Tapi, aku akan lebih bahagia jika eomma dan appa ada disini. Bersama ku. Aku merindukan kalian.' gumam Jiyeon dalam hati.

My Byuntae Boss [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang