Happy reading.
Dia kembali menatapku.
Mendekat ke arahku. Aku hanya bisa was was tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Aku terus mundur. Namun dia juga terus maju agar semakin dekat dengan ku.
Hingga aku terpojokkan di dinding rumah pohon ini.
Rumah pohon ini tidak terlalu besar. Jadi dia bisa dengan mudah memojokkanku.
Dia semakin mendekat. Dan dia mendekatkan wajahnya hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang menerpa kulit wajah ku.
Aku hanya diam terpaku menatap indahnya namja ciptaan Tuhan ini. Dengan segala kesempurnaan nya.
Dia semakin dekat. Dekat. Dekat.
Dan.
"YAAAKKKKKKKKKKK............"
Jimin oppa langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuhku. Dan menatap kesal enam namja yang mengganggu nya. Yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Author pov
Mendengar teriakan dari depan pintu rumah pohon tersebut. Jimin langsung saja menjauhkan tubuhnya dari tubuh Jiyeon dan menatap kesal enam laki laki yang tidak lain adalah temannya sendiri, ralat sahabatnya.
"Ckk... Apa yang kalian lakukan disini?? Mengganggu saja." ucapnya sambil berdecak sebal.
"Yakk.... Kau ini. Tentu saja kami kemari karena turut prihatin atas kepergian orang tua Jiyeon. Kami ingin menghiburnya. Bodoh." kata Yoongi sambil mengumpat dan menjitak Jimin di akhir perkataannya.
Jimin yang mendapat jitakan hanya mengerucutkan bibirnya dan mengusap kepalanya yang berdenyut akibat jitakan sayang dari seorang Min Yoongi.
"Kami takut Jiyeon terpuruk. Itu sebabnya kami kesini untuk sekedar menghibur dan berpesta untuk menghilangkan pikiran yang kalut. Tapi, ternyata kalian biasa saja. Bahkan bermesraan. Cih..." kata Namjoon sambil berdecih karena melihat kelakuan Jiyeon dan Jimin.
"Apa kau tahu kalau kita tadi seperti orang gila yang berteriak teriak di depan pintu rumah orang? Dan ternyata orangnya malah asik bermesraan disini." Ucap Jin sinis.
"Mhiane oppa. Aku tadi bosan di dalam rumah. Jadi aku kesini. Bahkan Jimin oppa juga mencari ku seperti orang gila." kata Jiyeon sedikit melirik ke arah Jimin.
"Aiss... Kau ini... Bisa kah kau menjaga privasi??" kata Jimin
"Yak... Apa kau bilang tadi?? Orang gila?? Aigoo..... Aku bukan orang gila." sambung Jimin saat dia menyadari ucapan terakhir Jiyeon.
Semua yang ada di sana menertawakan Jimin. Karena Jimin baru menyadari kalau dia disebut orang gila dengan Jiyeon.
Sedangkan Jimin hanya mengerucutkam bibirnya kesal. Sedari tadi semua membullynya.
Itulah yang ada dipikiran Jimin.
"Sudahlah oppa. Kajja kita masuk. Aku akan membuat minuman dan juga makanan untuk kalian semua. Mari kita bersenang senang." ajak Jiyeon kepada sahabat Jimin. Dan menarik tangan Jimin untuk masuk kerumah dan diikuti dengan yang lain.
.
.
.Jiyeon sudah menata makanan dan minuman di atas meja.
Semua berkumpul di ruang tengah.
Ada yang duduk di sofa sambil menonton tv dan ada juga yang tiduran di depan tv dengan beralaskan karpet bulu...
Semua menikmati acara kecil yang mereka buat.
Dengan berbagai macam candaan dan hal hal yang sangat seru.
Sehingga Jiyeon dapat melupakan masalahnya sementara.
.
.Cukup lama mereka bersenang senang, hingga waktu menunjukkan pukul 17.30 KST.
Mereka berkumpul di ruang makan untuk melakukan makan malam yang sudah Jiyeon siapkan.
Semua memakan makanan Jiyeon dengan lahap. Mereka mungkin terlalu lelah untuk bercanda lagi.
Karena mereka hanya diam dan menikmati makanan mereka dengan lahap dan hanya suara dentuman alat makan yang mendominasi ruangan yang terbilang lumayan luas ini.
.
.Usai makan, mereka kembali berkumpul di ruang tengah.
"Oppa... Menginaplah disini. Disini banyak kamar kosong. Aku masih ingin merasakan kebersamaan seperti ini lagi. Aku akan memasak yang enak besok.. Ne oppa?? Jebal.." kata Jiyeon sambil menangkupkan tangannya tanda memohon.
"Mhia..."
"Oppa... Jebal.... Ne oppa... Sekali saja." potong Jiyeon saat Jin mengatakan bahwa dia tidak dapat menginap.
Namun, saat Jin melihat Jiyeon yang memohon. Akhirnya dia mengangguk.
Dan tentu saja. Wajah Jiyeon langsung ceria dan bertepuk tangan. Bagaikan seorang balita yang baru di belikan mainan.
Semua yang melihat itu hanya terkekeh geli karena ulah Jiyeon.
.
.Mereka banyak menghabiskan waktu hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan untuk beristirahat.
Akhirnya mereka semua memilih kamar masing masing dan beristirahat.
Jimin tidur bersama Jiyeon. Awalnya Jiyeon menolak. Tapi, Jimin terus memaksa dan akhirnya dia menyerah.
.
."Oppa. Sikat gigi mu terlibih dahulu sebelum tidur." kata Jiyeon yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Malas. Aku sudah mengantuk." kata Jimin sambil terus menutup matanya.
Jiyeon yang melihat tingkah Jimin hanya menggeleng kan kepala dan berjalan mendekati Jimin.
Jiyeon menarik tangan Jimin untuk bangun dari tidurnya.
Tapi Jimin jauh lebih kuat dari Jiyeon. Sehingga Jiyeon terjatuh di atas tubuh Jimin karena tarikannya.
"Oppa. Irroena... Jika kau tidak mau menyikat gigimu. Jangan tidur dengan ku. Keluarlah." kata Jiyeon yang kesal dengan kelakuan Jimin. Sambil terus berusaha melepas kan pelukan Jimin yang berada di bawahnya.
"Arraso..." ucap Jimin final dan mengecup singkat bibir Jiyeon.
Jimin melepas pelukannya dan bergegas ke kamar mandi.
Jiyeon yang diperlakukan manis oleh Jimin hanya tersenyum malu. Bahkan pipinya sudah memanas.
Tak lama Jiyeon tertidur. Begitupun dengan Jimin yang keluar dari kamar mandi dan langsung merebahkan dirinya di samping Jiyeon.
Memeluk Jiyeon dan tenggelam di alam mimpi.
.
.
.Jiyeon house
07.30 KSTMatahari memancarkan sinarnya dari celah celah jendela dan kaca jendela. Membuat dua insan enggan untuk membuka matanya.
Ohh.. Salah, bukan dua namun satu.
Jimin sudah lebih dulu bangun.
Dan Jiyeon akhirnya membuka matanya perlahan. Namun dia merasakan sensasi yang aneh.
"Akhhh........"
TBC
Maaf kalau banyak typo yang bertebaran.
Maaf juga kalau tidak memuaskan. Bukan profesional 😂😂Semoga kamu menikmatinya.
Jangan lupa untuk Tinggalkan jejak.
OK ..
See you next time
KAMU SEDANG MEMBACA
My Byuntae Boss [Park Jimin]
RomanceKisah seorang anak yang dipaksa ayahnya untuk menggantikan posisinya. Sedangkan sang anak sangat menyukai musik dibandingkan posisi ayahnya. Bagaimana kah kisah selanjutnya? Dan adakah seorang wanita yang dapat mencuri hatinya? Sedangkan dia adalah...