Happy reading
Cukup lama Jimin oppa terisak. Akhirnya dia sudah tenang dan melonggarkan pelukan kami.
Dia memandangku.
"Oppa?? Gwenchana??" tanya ku lagi."Ah.. Ne.. Gwe.. Gwenchana." ucapnya yang masih terisak.
"Apa kau mimpi buruk oppa??" tanya ku lagi.
Namun dia tidak menjawab.
Hingga...
Greb...
Jimin oppa kembali memelukku. Awalnya aku sedikit tersentak karena kaget. Namun, lama lama aku mulai membalas pelukannya dan mengusap punggungnya untuk memberikan sedikit ketenangan.
Author pov
Jimin kembali memeluk Jiyeon dan kembali terisak.
Jiyeon yang mendapat pelukan mendadak pun terperanjat. Namun, dia sudah mulai terbiasa dan membalas pelukan Jimin dan mengusap punggungnya untuk menyalurkan ketenangan.
Cukup lama Jimin terisak. Hingga pelukan mereka yang erat sedikit demi sedikit melonggar.
Jimin melepas pelukannya. Namun, tangannya masih melingkar di pinggang Jiyeon.
"Mhian. Mhiane sudah membuat mu terbangun." ucap Jimin yang masih terisak.
"Gwenchana oppa."
"Ini. Minumlah oppa." kata Jiyeon sambil memberikan air yang sudah dia siapkan di atas nakas.Jimin menerima air itu dan meneguknya hingga habis. Setelah itu Jimin mengembalikan gelas nya kepada Jiyeon.
Jiyeon menerima gelas yang di berikan Jimin dan menaruhnya di atas nakas.
"Jiyeon ah. Apa aku terlihat menyedih..."
"Ani oppa. Kenapa oppa mengatakan itu?? Oppa tidak boleh mengatakan seperti itu. Ada kalanya seseorang merasa sedih karena hal yang di alaminya." ucap Jiyeon memotong ucapan Jimin."Gomawo Jiyeon ah." ucap Jimin
"Ne oppa. Jika oppa mempunyai masalah. Oppa bisa berbagi dengan ku. Jangan di tanggung sendiri agar oppa tidak terbebani. Tapi, jika oppa belum mau bercerita. Tidak masalah. Jika oppa ingin bercerita nantinya, aku siap mendengar keluh kesah oppa." kata Jiyeon dengan senyum hangatnya.
Jimin yang mendengar perkataan Jiyeon tertegun.
Ternyata masih ada orang yang peduli dengannya. Walau ia juga tau jika sahabatnya selalu ada untuknya.
Jimin adalah orang yang terlihat kuat di luar. Namun sebenarnya dia adalah orang yang rapuh.
Sebenarnya Jimin telah menyimpan perasaan kepada Jiyeon. Tapi dia belum begitu yakin dengan perasaannya. Apakah dia mencintainya atau hanya sekedar mengaguminya.
"Jiyeon ah." panggil Jimin memecah keheningan di antara mereka.
"Ne oppa." jawab Jiyeon
"Sebenarnya aku tadi bermimpi. Aku selalu mimpikan ini di setiap malam. Namun, satu minggu terakhir ini aku tidak pernah memimpikannya. Aku tidak tau, mengapa satu minggu terakhir aku tidak memimpikannya. Namun tadi aku memimpikannya lagi." akhirnya Jimin mengatakan apa yang menyebabkan dia seperti tadi. Terbangun dari tidurnya dan terisak.
"Gwenchana oppa. Jika oppa belum bisa menceritakannya. Ja "
"Ani Jiyeon ah. Aku harus menceritakannya kepada mu. Sekarang dengar kan aku. Arrasso??" kata Jimin memotong ucapan Jiyeon."Ne oppa. Arra.." akhirnya Jiyeon mengalah.
"Saat itu...
Flashback on
KAMU SEDANG MEMBACA
My Byuntae Boss [Park Jimin]
RomanceKisah seorang anak yang dipaksa ayahnya untuk menggantikan posisinya. Sedangkan sang anak sangat menyukai musik dibandingkan posisi ayahnya. Bagaimana kah kisah selanjutnya? Dan adakah seorang wanita yang dapat mencuri hatinya? Sedangkan dia adalah...