Happy reading
Karena Geong Min akhir ini sangat jarang berkumpul dengan sahabat kakaknya, karena dia di sibukkan dengan tugas sekolahnya.
"Ne." jawab Jimin sambil tersenyum manis.
"Yeii... Gomawo oppa. Saranghae." ucap Geong Min girang. Sambil memeluk erat tubuh Jimin.
Flashback off
"Jadi, dia adik Namjoonie oppa?? Terus dia minta tolong buat kasih kejutan ulang tahun nya Namjoonie oppa?" kata Jiyeon
"Ne, chagi. Apa kamu mau memaafkanku?" tanya Jimin.
Jiyeon langsung memeluk Jimin.
"Oppa. Mhian. Mhiane. Aku sudah salah paham. Seharusnya aku tidak egois. Aku tidak berpikir dewasa untuk menyelesaikan masalah ini. Aku malu oppa. Malu jika bertemu dengannya." kata Jiyeon yang belum melepas pelukannya.
Jimin mengusap sayang surai Jiyeon.
"Gwenchana. Yang penting kau kembali." kata Jimin yang terus mengusap surai Jiyeon.
"Lalu, bagaimana dengan kejutan Namjoonie oppa?" tanya Jiyeon.
"Masih ada tiga minggu lagi. Kita bisa bicarakan ini bersama yang lain." ucap Jimin.
Jiyeon mengangguk.
.
.
."Oppa. Kita mau kemana?" tanya Jiyeon, saat melihat jalanan yang tidak menuju rumahnya dan juga apartemen Jimin.
Jimin hanya menjawab pertanyaan Jiyeon dengan senyuman.
"Dasar menyebalkan." cibir Jiyeon.
Jimin yang mendengar cibiran Jiyeon terkekeh, dan mengacak surai Jiyeon.
Membuat Jiyeon mengerucutkan bibir kesal.
Cup
"Yak... Oppa. Mengemudilah yang benar. Jangan mengecup ku saat kau sedang mengemudi. Bahaya." kata Jiyeon
"Jadi, kalau sedang tidak mengemudi boleh?" tanya Jimin dengan nada, menggoda.
"Cih. Dasar mesum." decih Jiyeon.
"Ne. Ne.. Nyonya. Berhenti lah mencibir."
Blushh
Jiyeon langsung memalingkan wajahnya. Pipinya memanas. Dan sudah di pastikan, pipi nya sudah merah seperti apel.
Jimin yang melihat itu hanya terkekeh geli.
.
.Jimin memasuki pekarangan rumah yang sangat besar. Saat penjaga gerbang membuka pintu gerbang.
"Oppa. Kita dimana? Ini bukan rumah ku." ucap Jiyeon dengan mengedarkan pandangannya ke sekeliling lingkungan rumah.
"Kajja." ajak Jimin sambil menarik tangan Jiyeon.
Jimin membawa Jiyeon masuk kedalam rumah tersebut.
"Annyeong appa." sapa Jimin kepada pria paruh baya yang sedang berkutat dengan laptop nya di sofa.
"Uh? Annyeong." ucap pria baruh baya tersebut
Jimin dan Jiyeon duduk di depan pria paruh baya itu.
Pria paruh baya yang di panggil appa oleh Jimin tersebut melirik ke samping Jimin.
"Ahh... Appa. Ini calon istri ku. Dan chagi, itu appa ku." ucap Jimin memperkenalkan
"Aaa.. Annyeong ahjussi.." ucap Jiyeon sambil membungkukkan badannya memberi hormat.
"Yaisshh.... Jiminie. Kata kan kepada calon istri mu. Panggil aku appa, jangan ahjussi. Bukankah dia akan menjadi menantuku?" kata ayah Jimin kesal.
Jimin yang mendengar penuturan ayah nya langsung terbahak.
"Haha... Chagiya. Lihatlah, appa marah. Aigoo.... Ck ck ck." kata Jimin sambil menggelengkan kepalanya.
Jiyeon hanya tersenyum menanggapi ejekan Jimin untuk ayahnya. Sedangkan ayah Jimin, mengerucutkan bibir kesal.
"Arraseo. Appa." ucap Jiyeon sambil tersenyum lembut.
Mendengar di panggil appa. Ayah Jimin langsung tersenyum sumringah.
"Ahh.. Sebaiknya kalian mandi setelah itu makan malam . Lihatlah, wajah kalian sangat kusut. Jelek. Dekil. Bau. Kotor. Kurus lagi. Ck ck ck. Kekuatan cinta memang hebat." ujar ayah Jimin sambil berlalu pergi.
"Yakk... Appa.. Kau jahat sekali eoh?? Kami tak seburuk itu." kata Jimin yang kesal karena telah di ejek oleh ayahnya.
Sedangkan ayah Jimin, dia tertawa terbahak bahak mendengar anaknya berteriak kesal. Menurutnya satu sama.
.
.
.Sekarang mereka semua sudah berkumpul di meja makan.
"Jangan di lihat saja. Cepat dimakan. Aku tau makanan ku tak seenak di restoran. Tapi cobalah, masakan ku jauh lebih enak." kata ayah Jimin membanggakan dirinya.
"Cih.. Percaya diri sekali." kata Jimin yang heran melihat ayahnya.
Jiyeon hanya terkekeh melihat anak dan ayah yang sedari tadi saling mengejek. Keluarga yang harmonis menurutnya.
Membuatnya teringat kembali akan kebersamaannya kepada orang tuanya.
"Chagi.. Gwenchana?" tanya Jimin, yang melihat Jiyeon melamun
"Uh? Ah.. Ne, gwenchana." ucap Jiyeon
"Lain kali. Ajaklah orang tua mu berkunjung kemari." kata ayah Jimin.
Jiyeon yang akan menyuap makanan kedalam mulutnya berhenti.
"Emm.. Orang tua ku telah tiada."
"Mwo? Jinjja?" tanya ayah Jimin. Jiyeon hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Mhian. Aku tidak tau" kata ayah Jimin.
"Gwenchana appa." ucap Jiyeon sambil tersenyum hangat.
Acara makan malam mereka penuh dengan kehangatan. Banyak candaan yang di lontarkan ayah Jimin, dan mereka juga banyak mengobrol ringan tentang keseharian Jiyeon.
Ayah Jimin juga bertanya apa penyebab ke salah pahaman dan bagaimana mereka bisa bertemu.
Tentu saja, Jimin menjelaskannya dengan detail.
Hingga.
"Appa." panggil Jimin.
Dari raut wajahnya, Jimin sangat serius.
Melihat anaknya serius. Ayah Jimin mengunyah makanannya dan meneguk air di gelas yang sudah di siapkannya.
"Emm.. Wae?" tanya ayah Jimin
"Aku akan menikah dengan Jiyeon secepatnya." ucap Jimin
"Mwo? Jinjja?" tanya ayah Jimin
Jimin hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Andwe. Kalian tidak akan menikah. Appa belum merestui mu........
BRAKKKK
T
B
C
Mhian kalau banya typo
Semoga terhibur.Jangan lupa untuk vote dan komen
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
My Byuntae Boss [Park Jimin]
RomanceKisah seorang anak yang dipaksa ayahnya untuk menggantikan posisinya. Sedangkan sang anak sangat menyukai musik dibandingkan posisi ayahnya. Bagaimana kah kisah selanjutnya? Dan adakah seorang wanita yang dapat mencuri hatinya? Sedangkan dia adalah...