Happy reading
Sehabis dari kamar mandi, Jiyeon berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan yang akan mereka makan nanti.
Jiyeon tengah sibuk berkutat dengan alat masak.
Hingga ada langkah kaki mendekat kearah Jiyeon.
Jiyeon menoleh dan mendapati ayah Jimin sedang meneguk air mineral yang baru saja di ambil nya di lemari pendingin.
"Pagi appa. Kau sudah bangun?" sapa Jiyeon kepada ayah Jimin sambil menata makanan yang sudah masak di meja makan.
"Tentu saja. Aku sudah terbiasa bangun pagi. Tidak seperti tunanganmu." kata ayah Jimin dengan nada mengejek.
"Ne. Dia memang seperti itu." ujar Jiyeon sambil terkekeh.
"Jiyeon." panggil ayah Jimin sambil mendekat ke arah Jiyeon
"Ne appa. Wae?" tanya Jiyeon
Ayah Jimin semakin mendekat kearah Jiyeon sambil tersenyum hangat.
Tiba tiba
BUGH
"Arrgghh..."
"Oppa. Berhenti. Kenapa oppa memukul appa?" tanya Jiyeon.
Yaa... Saat ayah Jimin mendekati Jiyeon, Jimin menariknya dan memukul perutnya, hingga dia mengerang menahan sakit.
Mendengar perkataan Jiyeon, Jimin menghentikan kegiatan memukulnya.
"Apa yang akan kau lakukan ha? Bisa bisa nya kau mendekati calon menantumu sendiri. Ingatlah. Dia akan menjadi istri anak mu. Dan kau akan mendekati nya? Dasar orang tua tidak tau diri. Kau mengatakan bahwa kau sudah merestui kami. Dan kau berlaku baik dengan nya. Ternyata di balik sikap baikmu. Kau menyimpan kebusukan." ujar Jimin menahan amarahnya dengan menggenggam tangannya hingga buku buku jarinya memutih.
"Akhh... Sudah selesai bicaranya?" tanya ayah Jimin santai sambil menahan sakit di perutnya akibat pukulan Jimin.
Jimin tidak menjawab pertanyaan ayahnya. Karena sedang menahan amarahnya yang tak lama lagi akan meledak.
"Appa bukan laki laki brengsek yang akan menggoda calon atau menantu sendiri. Kau salah paham. Dasar anak nakal. Sudah berani memukul ayahnya sendiri." ujar ayah Jimin santai.
Mendengar itu. Jimin hampir saja melayangkan pukulan. Namun, jiyeon menahannya.
"Apa maksud appa?" tanya Jimin geram
"Appa mau memberikan ini untuk Jiyeon." ujar ayah Jimin sambil memperlihatkan kotak berwarna merah yang ukurannya tidak begitu kecil dan tidak begitu besar. Sedang sedang.
"Apa itu?" tanya Jimin, lagi
"Ini adalah peninggalan dari eomma mu. Eomma mu bilang, jika kau akan menikah. Aku harus memberikan ini kepada calon istrimu. Calon istri mu harus memakai ini saat acara pernikahan mu nanti. Dan kau malah memukul appa mu? Woah..." kata ayah Jimin sambil menggelengkan kepalanya.
Jimin yang mendengar itu langsung membelalakkan matanya tidak percaya dengan penuturan ayahnya. Dan jangan lupakan, dia merasa sangat bersalah dengan ayahnya. Karena telah salah paham bahkan memukulnya.
"Mi.. Mhiane appa. Ak.. Aku salah." kata Jimin gugup sekaligus takut jika ayahnya marah.
Tapi ketakutan Jimin segera hilang saat ayahnya menepuk bahunya.
"Gwenchana. Ternyata kau sangat mencintainya. Bagus nak. Appa bangga. Jaga terus milikmu. Jangan sampai orang lain merebutnya." kata ayah Jimin sambil tersenyum hangat.
"Ne appa" jawab Jimin. Lega. Karena ayahnya tidak memarahi nya.
"Jiyeon ah. Ini adalah amanah dari eomma Jimin. Jagalah. Rawatlah. Sekarang ini adalah milikmu." kata ayah Jimin sambil menyerahkan kotak tersebut kepada Jiyeon.
Ragu, Jiyeon menerimanya.
"Terimalah. Appa yakin. Kau satu satunya gadis yang bisa menjaganya. Dan kau satu satunya gadis yang bisa membuat Jimin jatuh hati. Jangan ragu." kata ayah Jimin.
Jiyeon menerima kotak tersebut.
"Ghamsahamnida. Appa. Tapi, apa isi kotak ini?" tanya Jiyeon
"Bukalah." ujar ayah Jimin.
Jiyeon membuka kotak tersebut. Ternyata kotak itu adalah sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati yang terbuat dari permata. Di setiap sisi liontin tersebut terdapat ukiran nama Park.
"Apa ini hanya khusus untuk keturunan Park? Disini ada ukiran yang membentuk sebuah tulisan." tanya Jiyeon.
"Ya. Itu memang hanya untuk keturunan perempuan Park. Jadi, jika kita memiliki anak seorang namja. Maka itu akan di berikan kepada istrinya. Dan itu sudah menjadi adat kami secara turun temurun." jelas ayah Jimin.
"Ghamsahamnida appa. Sudah mempercayakan nya kepada ku. Aku akan menjaganya dengan baik." kata Jiyeon.
Ayah Jimin tersenyum dan mengusap surai Jiyeon. Sambil mengangguk.
"Aishh.. Aku lapar. Sebaiknya kita makan, sebelum makanannya dingin." kata ayah Jimin.
"Ne appa." jawab Jiyeon dan Jimin.
.
.
.Usai makan. Jiyeon dan Jimin bersiap pergi ke bascamp untuk berkumpul. Jimin sudah menghubungi yang lainnya. Sehingga mereka semua sudah berada di bascamp untuk menunggu kedatangan Jimin. Jangan lupakan Kim Geong Min. Dia juga harus berkumpul di bascamp.
.
.Saat ini Jimin dan Jiyeon berada di dalam mobil. Mereka sedang di perjalanan menuju ke bascamp.
Tak lama mereka pun sampai di bascamp.
Jiyeon dan Jimin turun dari mobil.
Mereka saling bertautan untuk masuk kedalam bascamp.
Kreekk..
Pintu bascamp terbuka dan masuklah Jimin bersama dengan Jiyeon yang masih saling bertautan. Seakan takut jika Jiyeon pergi lagi.
Saat mereka sampai di ruang tengah.
PLAK
TBC
Semoga kalian terhibur. Dan semoga kalian tudak bosan membaca part ini.
Untuk menghargai author. Jangan lupa untuk tinggalkan jejak.
See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Byuntae Boss [Park Jimin]
RomanceKisah seorang anak yang dipaksa ayahnya untuk menggantikan posisinya. Sedangkan sang anak sangat menyukai musik dibandingkan posisi ayahnya. Bagaimana kah kisah selanjutnya? Dan adakah seorang wanita yang dapat mencuri hatinya? Sedangkan dia adalah...