Part 17

3K 156 0
                                    

Happy reading

Napas Jimin tersenggal senggal saat tiba di taman belakang rumah Jiyeon,.

Jimin mulai mengatur napasnya dan mencari sosok Jiyeon di taman itu.

Namun naas. Jimin tidak menukan keberadaan Jiyeon.

"PARK JIYEONNNNNN........."

----------------------------------------------

Jimin berteriak kencang memanggil nama lengkap Jiyeon.

Seketika.

"Ne oppa. Waeyo?? Kau berteriak cukup keras." kata seseorang yang baru saja turun dari rumah pohon yang tidak lain adalah seorang Park Jiyeon.

"Yak... Kemana saja kau?? Eoh.. Aku mencari dimana mana. Aku juga sudah mengelilingi rumahmu yang terbilang lumayan besar itu. Aku juga membuka semua ruangan untuk mencarimu dan juga berteriak teriak memanggilmu. Bahkan aku bertanya dengan tetanggamu. Untuk mencari keberadaanmu. Dan ternyata kau disini." kata Jimin panjang lebar karena sangat kesal dengan Jiyeon.

Jiyeon tersenyum dan
"Aigoo... Apa oppa mengkhawatirkan ku??" tanya nya dengan maksud menggoda seorang Park Jimin.

"Ckk... Tentu saja aku mengkhawatirkan mu bodoh. Aku takut jika kau akan melakukan hal bodoh." kata Jimin sambil mengumpat karena cukup kesal dengan Jiyeon.

Jiyeon hanya terkekeh mendengar perkataan Jimin.

Bahkan Jimin terlihat sangat menggemaskan jika sedang khawatir dan menggerutu seperti ini. Itulah yang ada di pikiran Jiyeon.

"Aigoo.... Apa oppa ku marah??? Mhiane oppa. Hanya saja aku bosan di rumah jadi aku memutuskan untuk kesini. Tadi aku ingin mengatakan nya kepada mu. Tapi aku tidak tega membangunkanmu yang tertidur sangat pulas. Dan aku tidak akan pernah melakukan hal bodoh yang oppa pikirkan. Aku sudah menerima semua kenyataan ini walau sangat menyakitkan." kata Jiyeon yang merasa bersalah kepada Jimin.

"Arraso.. Lain kali jangan di ulangi. Bangunkan aku jika ada sesuatu." kata Jimin sambil mengusap surai Jiyeon sabar.

Jiyeon tersenyum merespon perkataan Jimin dan menarik tangan Jimin untuk naik ke atas rumah pohon yang terletak di taman belakang rumahnya.

.
.
.

Jimin dan Jiyeon sudah ada di rumah pohon Jiyeon.

Jiyeon mengatakan kepada Jimin bahwa dia sangat suka di tempat itu.

Dia selalu menghabiskan waktu bersama orang tuanya ditempat itu saat orang tuanya tidak sibuk bekerja.

Bisa dikatakan kalau rumah pohon itu adalah rumah kedua keluarga Park.

Seperti sebuah video yang terputar beberapa tahun lalu.

Saat umur Jiyeon masih 5 tahun.

Jiyeon pov

Seakan video yang terputar dengan sendirinya. Aku mengingat kenangan bersama kedua orang tua ku yang sangat mengkhawatirkan ku saat umur ku masih menginjak 5 tahun

"Baby.... Came here." kata eomma memanggilku.

"Yes mommy, wait me" kata ku sambil naik ke atas rumah pohon dengan menaiki satu demi satu anak tangga dengan kaki mungilku.

"Aigoo.... Baby eomma sangat pintar." kata eomma sambil mengusap sayang suraiku.

Aku hanya membalas dengan pelukan hangat atas perbuatan eomma kepadaku.

Dan tidak lama appa naik ke atas rumah pohon. Setelah sampai di atas appa mencium kening eomma dan juga mencium kening serta kedua pipi ku.

Aku membalas perbuatan appa dan memeluknya.

Aku sangat merindukan mereka berdua. Mereka baru saja pulang dari kanada untuk membangun investasi.

Appa dan eomma memang hanya pemilik rumah makan. Namun, appa dan eomma memiliki rumah makan yang cukup terkenal di berbagai daerah.

Itulah sebabnya appa dan eomma sangat sibuk dan jarang menghabiskan waktu di rumah.

Walau begitu mereka tetap meluangkan waktu untuk bermain dengan ku.

Mereka selalu saja menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat cepat dan bergegas pulang untuk menghabiskan waktu bersama ku.

"Mari kita berpesta." ucap appa.

"Untuk apa kita berpesta eomma?" tanya ku kepada eomma karena tiba tiba ingin membuat pesta.

"Aigooo..... Bukankah kau mendapat juara hmmm.... Appa dan eomma akan merayakannya. Kajja kita ambil bahan bahan chagi..." ajak eomma sambil menarik tangan ku lembut dan menuntunku dengan hati hati agar aku tidak terjatuh dari tangga.

Namun nihil. Saat itu aku terpeleset dan jatuh tergelincir. Eomma juga ikut terjatuh karena menopang berat badan ku.

Eomma bangun dan memeriksa kaki ku. Kaki ku sangat sakit appa yang mendengarku menangis langsung meloncat dari atas rumah pohon yang terbilang lumayan tinggi itu.

Mereka sangat mengkhawatirkan ku. Appa langsung menggendongku dan membawa ku kemobil.

Appa langsung saja menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi membelah jalanan kota Seoul.

"CHAGIYAAAAA....."
Seketika aku tersadar dari lamunanku saat seseorang berteriak di telingaku.

Dan itu membuat telingaku sedikit berdengung akibat teriakannya.

Aku melihat orang yang meneriakiku. Wajahnya terlihat kesal.

"Oppa... Kau mengagetkanku dan kau hampir saja merusak telingaku." ucapku sambil mengerucutka bibir sebal.

Yaa... Orang yang berteriak tadi adalah Jimin oppa.

"Salah sendiri. Dari tadi kau aku ajak berbicara dan aku selalu memanggilmu kau tidak merespon ku. Apa yang sedang kau lamunkan?" tanya nya.

Aku hanya cengengesan karena aku melamun dan membiarkannya berbicara sendirian.

"Hehe... Mhiane oppa. Apa yang kau ceritakan tadi oppa? Aku tidak mendengarnya." tanyaku

Dia menghiraukanku dan membuang mukanya karena kesal kepada ku.

Aigoo... Jika dia seperti ini kenapa dia sangat menggemaskan???

Yakk.... Apa yang sudah ku pikirkan?? Dia adalah namja byuntae. Yang sudah mengambil sesuatu yang sudah aku jaga dengan bertahun tahun.

Aigoo.... Kenapa pipiku memanas saat mengingat itu???

.
.
.

Dia kembali menatapku.

Mendekat ke arahku. Aku hanya bisa was was tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aku terus mundur. Namun dia juga terus maju agar semakin dekat dengan ku.

Hingga aku terpojokkan di dinding rumah pohon ini.

Rumah pohon ini tidak terlalu besar. Jadi dia bisa dengan mudah memojokkanku.

Dia semakin mendekat. Dan dia mendekatkan wajahnya hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang menerpa kulit wajah ku.

Aku hanya diam terpaku menatap indahnya namja ciptaan Tuhan ini. Dengan segala kesempurnaan nya.

Dia semakin dekat. Dekat. Dekat.

Dan.

"YAAAKKKKKKKKKKK............"

TBC

Mhiane. Typo bertebaran.

Jangan bosan ne.. Maaf kalau gak jelas 😅

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak😊

My Byuntae Boss [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang