Part 42

2.1K 112 0
                                    

Happy reading

Jimin dan Jiyeon mengucapkan terima kasih kepada sahabat mereka.

"Selamat bersenang senang, malam pertamanya. Jangan lupa untuk menceritakannya k..."

"Yakk... Appo." kata Namjoon sambil mengerucutkan bibirnya.

Membuat semua orang di atas pelaminan tertawa akibat tingkah Namjoon yang menggemaskan.

"Salah sendiri. Itu privasi. Bagaimana bisa kau meminta Jimin menceritakan. Dasar namja byuntae." kata Yoongi sinis.

Yaa... Yoongi lah yang memotong ucapan Namjoon dan menjitak kepalanya.

"Hehehe... Kan aku penasaran, hyung." kata Namjoon.

"Yaishh... Minta jatah sana sama kekasih mu Nara." kata Yoongi.

Nara yang mendengar itu, langsung menunduk malu, menyembunyikan rona merah di pipinya.

Sedang Jiyeon, dia membulatkan matanya. Tidak percaya dengan omongan Yoongi.

"MWOOO!!!!"

Pekik Jiyeon tidak percaya. Sedangkan Nara merutuki mulut Yoongi yang bicara Seenaknya, sambil menundukkan kepalanya.

"Bisa kau jelaskan sekarang Nyonya Jung?" tanya Jiyeon, sambil menatap Nara tidak percaya. Dengan menekannya kata 'Jung'

"Ekhmm..." Namjoon berdehem kemudian

"Jad.."

"Aku bukan bertanya dengan mu, Tuan Kim." kata Jiyeon datar, memotong ucapan Namjoon

"Yaish... Baiklah. Aku memang sudah memiliki hubungan dengan Namjoon oppa. Kami meresmikan hubungan ini saat masuk di Universitas. Dan sebenarnya kami sudah saling mengenal saat masih sekolah, di tingkat akhir." jelas Nara.

"Whooah... Daebak. Kau bahkan sudah lama mengenalnya. Dan kau menyembunyikannya? Apa kau takut aku akan merebut calon kekasihmu, hmm??" tanya Jiyeon datar, lagi?

"An.. Tidak seperti itu, Jiyeon ah. Aku.. Aku tidak mungkin. Ber.. Berfikir seperti itu. Dengan, teman ku sendiri." kata Nara gugup.

Ya.. Jika Jiyeon sudah marah, dan berbicara datar. Maka tidak ada yang berani melawannya. Dia seperti singa betina, jika sudah marah.

"Hahahahahahaha............" seketika tawa Jiyeon meledak.

Membuat semua orang yang berada di sana bingung. Dan menjadi pusat perhatian para tamu undangan yang masih belum pulang.

Menyadari itu, Jiyeon mengecilkan suaranya.

"Kenapa tegang begitu? Aku hanya bercanda. Aku tidak mungkin marah kepada sahabatku sendiri." kata Jiyeon, sambil menahan tawanya.

"Kau tau? Jika kau marah seperti itu. Kau sangat menyeramkan. Kau seperti singa betina yang kelaparan." kata Nara geram

Mendengar ucapan Nara. Seketika gelak tawa, tak bisa di hindari. Sedangkan Jiyeon, yang di tertawai. Mengerucutkan bibir.

Cup..

Secepat kilat Jimin mengecup bibir Jiyeon, di hadapan teman temannya.

Rona merah menjalar di pipi putih Jiyeon, akibat serangan mendadak dari Jimin.

Sedangkan yang lain, tersenyum kikuk karena perbuatan Jimin. Sambil mengusap belakang leher mereka.

"Ekhmm.." Jiyeon berdehem untuk mengatasi rasa malu dan gugup nya.

My Byuntae Boss [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang