Part 20

2.9K 145 0
                                    

Happy reading

Jimin dan Jiyeon bergabung dengan yang lainnya yang sibuk dengan kegiatan mereka masing masing di ruang tengah.
Mereka asyik dengan gamenya.

Ya... Mereka semua membawa video game sebelum menginap disini.

Jadi mereka memainkan itu.

"Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian semua."

Deg.....

Seketika jantung Jiyeon berpacu dengan cepat saat Yoongi ingin mengatakan sesuatu.

Jiyeon takut jika Yoongi mengatakan tentang apa yang di lihat nya tadi di dapur.

Karena Yoongi terkadang sangat menyakitkan jika berbicara. Ya.. Karena dia manusia es.

"Ash... Hyung. Aku dulu. Aku juga mau mengatakan sesuatu." kata Namjoon mencoba menghentikan perkataan Yoongi.

"Arrasso... Apa yang ingin kau katakan??" tanya Yoongi dengan senyum hangatnya.

"Aku besok akan ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan ku." kata Namjoon.

"Jinjja??" tanya para sahabatnya dengan serempak.

"Ne.. Dan aku mendapat beasiswa. Karena kejeniusan ku." jawab Namjoon dengan wajah riangnya.

"Aigoo.... Uri dongsaeng.. Kabar mu sangat membuat kami bahagia. Kejar mimpi mu ne... Hyung bangga dengan kejeniusanmu." kata Yoongi sambil mengusap surai Namjoon sayang.

"Ne hyung.. Gomawo." ucap Namjoon dengan senyum manisnya hingga memperlihatkan dimplenya.

"Ahh... Hyung. Tadi katanya kau ingin mengatakan sesuatu??" tanya Namjoon ke Yoongi.

"Ne. Aku sekarang menjadi produser lagu.." kata Yoongi

"Mwo?? Jinjja hyung??" tanya yang lain

"Ne.. Dan aku menjadi produser mu Hosiki." kata Yoongi

"Woah... Daebakk...." kata yang lain tidak percaya.

Sedangkan Hoseok melongo mendengarkan ucapan Yoongi

"Hyung.. Jinjja?? Kau akan menjadi produser ku??" tanya Hoseok. Yang belum yakin dengan ucapan Yoongi.

"Ne... Aigooo..... Hilangkan wajah keterkejutanmu Hosiki..." kata Yoongi sambil mengacak surai Hoseok.

Hoseok langsung saja memeluk Yoongi..

"Gomawo hyung." kata Hoseok.

Yoongi dan yang lain dibuat bingung dengan perkataan Hoseok. Dan memandang Hoseok seakan bertanya 'untuk apa?'

"Ahh... Jadi beberapa hari yang lalu aku bicara dengan PD Nim, CEO BigHit ent. kalau aku ingin produser lagu ku adalah sahabat Ku Yoongi hyung. Karena Yoongi hyung sangat pandai membuat lagu seperti Namjoon." kata Hoseok menjelaskan.

"Woah... Jinjja? Jadi kau yang menyuruh CEO mu menjadikan ku produser lagu mu?? Pantas saja ada email masuk. Dan aku langsung di terima bekerja. Padahal aku belum melamar kerja. Gomawo Hosiki." ucap Yoongi dengan senyum manisnya.

"Aniya.. Aku yang harus mengucapkan terima kasih. Karena hyung mau menerima pekerjaan itu." kata Hoseok memeluk Yoongi.

"Arrasso... Jadi Namjoon. Jam berapa kau besok berangkat?? Kami semua akan mengantarmu." kata Yoongi sambil melirik ke arah Namjoon.

"Jam 8 pagi hyung." jawab Namjoon.

"Baiklah. Kajja kita pulang ke rumah Namjoon untuk mempersiapkan barang barang yang akan di bawa Namjoon besok." kata Jin kepada temen temannya.

"Kajja.." ucap mereka serempak.

"Jiyeon ah. Kau juga ikut ne???" ajak Namjoon..

"Ne op..."

Drrtt drrtt

Ucapan Jiyeon terpotong saat merasakan ponselnya bergetar.

Jiyeon melihat layar di ponselnya yang menunjukkan nomor yang tidak di kenal

Jiyeon ragu akan mengangkatnya atau tidak. Namun dia penasaran dan menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Yeobboseyo" sapa Jiyeon
"Ah... Annyeong agassi..." salam seorang pria di seberang sana.
"Ne... Nugu??" tanya Jiyeon
"Mhiane agassi. Jika saya mengganggu. Tapi semua karyawan membutuhkan mu di hotel." ucap orang di seberang sana.
"Hotel?" tanya Jiyeon
"Ne.. Karena orang tua agassi telah tiada. Jadi agassi yang akan menggantikan profesinya." kata orang tersebut
"Ah.. Arrasso. Aku akan kesana." kata Jiyeon sambil memutuskan sambungan telepon.

"Nugu??" tanya Jimin
"Karyawan eomma dan appa. Emm... Mhiane oppa. Aku tidak bisa bersama kalian. Karena ada yang akan saya urus di hotel." kata Jiyeon dengan raut wajah merasa bersalah.

"Gwencana.. Itu pasti sangat penting.. Pergilah." kata Jin.

"Ah.. Ne oppa gomawo." ucap Jiyeon.

Akhirnya mereka semua keluar dari rumah Jiyeon. Begitu pula dengan Jiyeon.

Jiyeon mengendarai mobilnya ke hotel untuk bertemu dengan karyawannya.

Dan mereka akhirnya berpisah karena tujuan mereka berbeda.

.
.

Jiyeon telah tiba di hotel. Ya hotel ini adalah hotel yang didirikan oleh ayahnya.

Saat Jiyeon sampai. Semua karyawan memberikan hormat kepada Jiyeon.

Tibalah Jiyeon di ruangan ayahnya dahulu.

Jiyeon mengedarkan pandangannya mengingat saat dia masih kecil dahulu dia sering bermain di ruang ayahnya.

Tok tok tok

Jiyeon tersadar saat seseorang mengetuk pintu ruangan ayahnya yang sekarang akan berganti menjadi ruangannya.

"Masuklah." ucap Jiyeon

Tak lama seorang karyawan wanita masuk.

"Agassi.. Sekarang agassi yang akan mengurus segala sesuatu disini termasuk cafe cafe dan restourant yang didirikan orang tua agassi. Karena itu semua masih menyangkut tentang Hotel ini. Park Hotel." ucapnya panjang lebar.

"Apa kau sekretaris appa??" tanya Jiyeon.

"Ne agassi.. Saya akan memberikan kunci ruangan berkas berkas tuan Park." kata orang tersebut dan memberikan kunci sebuah ruangan.

"Ruangannya di sana agassi" kata orang tersebut.

Jiyeon menerima kunci tersebut dan menuju ruangan yang di tunjukkan oleh orang itu.

"Gomawo. Seperti eonnie jangan memanggilku seperti itu. Panggil saja saya Jiyeon jika sedang berdua." kata Jiyeon dengan senyum nya..

"Ne.. Agas.. Emm.. Jiyeon." kata orang tersebut

"Kau seperti appa mu. Dan tidak pernah berubah." lanjut orang tersebut.

Jiyeon menoleh ke orang tersebut dan menatapnya.

Wanita tersebut mendekat dan mengulurkan tangannya.

"Heera. Song Heera.."

"Ne?"

T

B

C

Mhiane kalau typo bertebaran..
Semoga suka.
Jangan lupakan jejak😊

My Byuntae Boss [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang