0 9
i n a b i t
how lucky am i to have something that makes saying goodbye so hard
✿ㅡ✿
soojung's apartment
march 2018
"BABY," SUARA JONGIN terdengar dari dapur. "Apa ini?"Aku meletakkan piring terakhir di rak dan berjalan ke ruang tamu, beserta dengan segelas jus di tangan. Ia berdiri disana, sudah siap pergi, tapi terhenti saat sebuah benda kecil berwarna hitam menarik perhatiannya.
"Polaroid," balasku sambil lalu, kemudian menjatuhkan diri di atas sofa. "Itu kamera yang kugunakan untuk mengambil foto yang kutunjukkan padamu kemarin."
Tak ada balasan darinya membuatku mendongak dari ponselku, hanya untuk menemukan Jongin masih mengobservasi benda itu seolah baru pertama kali ia melihatnya. Dan entah bagaimana, aku tidak ingin mempercayai hal itu.
"Aku sudah bilang padamu kalau aku membeli kamera baru di Itali," Lanjutku. "Itu dia."
"Bagaimana cara kerjanya?"
Sontak, sebuah dengusan lolos dari mulutku. Reaksiku membuatnya menoleh, tapi kelihatannya ia tidak sadar kalau ia seharusnya sudah tahu menahu perihal polaroid pada tahun 2018.
"Maksudmu kau belum pernah melihat itu?" Jelas sekali kalau aku terkejut dari bagaimana nadaku naik beberapa oktaf.
Jongin mencuri pandang kearahku, kemudian menggeleng. Kupuji dia karna tidak kelihatan malu. Aku sadar kalau Jongin memang sedikit gaptekㅡdia bahkan menghapus akun instagramnya karna tidak mengerti bagaimana cara menggunakannyaㅡtapi tidak kukira kalau dia kudet juga.
Pacar siapa, sih?
Meletakkan gelas jusku diatas meja, aku melompat dari sofa dan merebut kamera itu dari genggamannya.
"Ini mencetak foto langsung jadi, Jongin," Aku harus mendongak untuk menatap matanya. "Aku yakin kau pernah dipotret dengan salah satu kamera seperti ini saat photoshoot atau di backstage."
Kemudian kudorong punggungnya sehingga kini kami berdiri satu meter lebih jauh. "Biar kutunjukkan bagaimana cara kerjanya padamu, berposelah untukku."
Dia berdiri dengan canggung, kemudian menggaruk tengkuknya saat tidak tahu harus melakukan apa. "Uhhh."
"Just, do nothing." Kuposisikan lensa kameranya di depan mataku, barulah saat itu sebuah ide muncul di kepala. "You'll look cute either way."
Timingnya tepat, karna begitu aku menjepret, senyumnya merekahㅡakibat dari rayuanku barusanㅡsebegitu indah seolah itu bisa mendamaikan perang dunia.
Jongin menyadari taktikku, tapi tak mengatakan apa-apa dan hanya mengacak rambutku. Kujulurkan lidahku padanya, kemudian kuberi dia aba-aba untuk menunggu sampai hasilnya keluar. Jongin mengintip melalui bahuku saat aku mengambil kertas film yang kini sudah terdapat gambar dirinya disana, ekspresinya begitu berharga hingga membuatku ingin mengambil gambar lain.
Ia kemudian menggumamkan kata oh panjang saat memori tertentu terlintas di benaknya. "Mereka pernah memotoku menggunakan ini di acara ulangtahunku!" Senyumnya lagi-lagi merekah saat ia merebut fotonya dari tanganku dan menatapnya dengan kagum.
"Biar kucoba," Semangatnya menggebu-gebu, dan seketika kamera itu sudah hilang dari genggamanku. Belum berselang beberapa detik, lampu sorotnya sudah menerjang mataku dari jarak dua jengkal.
![](https://img.wattpad.com/cover/137732011-288-k834422.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
24 hours
Historia CortaThere's indeed a love story going on behind closed doors. [kumpulan kaistal oneshoots dengan background idol life] ©2018 #1 in fx #1 in kaistal #11 in oneshoots || 09/08/18 #32 in short story || 27/06/18 #70 in oneshot || 07/01/19