42 || life bar delulu version

2.3K 277 47
                                    

4 2

l i f e   b a r   d e l u l u   v e r s i o n

the truth may be untold but never unrevealed

✿ㅡ✿

2018
soojungie apartment

"APA? KENAPA?" SOOJUNG hampir terjatuh keatas sofa karna Jongin tiba-tiba menarik ujung kemejanya waktu dia lewat.

"Ini," Kata Jongin, agak kurang jelas berhubung dia masih mengunyah sisa popcornnya. Mereka baru saja selesai binge-watching beberapa film kesukaan Soojung jadi baru sekarang Jongin memiliki kesempatan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia maya. Mereka lupa kalau episode life bar yang ada Soojungnya sudah mulai ditayangkan dari beberapa jam yang lalu. Jadi Jongin agak terkejut saat dia membuka naver dan langsung berjumpa dengan sebuah video yang menggunakan Soojung sebagai clickbaitnya dan sesuatu seperti pantang balikan dengan mantan sebagai judulnya. Mereka sudah merencanakan 'ini' bersama agensi mereka memang tapi tidak ada yang mengingatkan keduanya kalau episodenya sudah ditayangkan. "Berhasil, sepertinya."

Jongin tidak pernah berkata setuju terhadap kesepakatan ini. Pasalnya, dia sudah merasa terlalu sering dilindungi oleh Soojung di saat itu adalah dia yang seharusnya memenuhi peran tersebut untuk sang gadis. Hubungan mereka pasti bakal terkuak lagi entah kapan dan pada saat itu tiba orang-orang pasti bakal mencaci maki Soojung karna telah melakukan pembohongan publik dengan mengatakan berkali-kali bahwa dia berprinsip untuk tidak balikan dengan mantannya. Lagipula sebenarnya sang gadis tidak berbohong, kok, ia memang memiliki prinsip seperti itu, tapi bedanya dia belum putus dari Jongin jadi itu bukan Jongin yang sedang ia bicarakan; itu saja.

Namun Soojung melihat betapa riskannya posisi Jongin saat ini dengan membernya yang sudah berencana hiatus guna mengikuti kegiatan wajib militer dan meninggalkannya dengan karir yang entah bakal dibawa kemana tanpa EXO. Tak ada yang dapat menjamin kesuksesannya jika dia debut solo atau tergabung dalam sebuah subunit bersama membernya yang lain; jadi, penggemar setia merupakan salah satu aspek yang sangat Jongin butuhkan di saat-saat seperti ini. SM berpikir kalau dia berisiko untuk kehilangan hal tersebut berhubung hubungan asmaranya bersama Soojung kini mulai muncul lagi ke permukaan. Itulah kenapa mereka meminta Soojung untuk mengatakan hal-hal tersebut secara langsung di televisi nasional setelah sebelumnya tidak berhasil menghentikan para shipper mereka waktu sang gadis hanya mengatakannya di sebuah interview majalah.

"Oh, ya?" Tanya Soojung, langsung antusias. Pasalnya ia sudah mengerti seberapa bebal dan fanatiknya para shipper mereka jika mengingat betapa banyaknya yang masih bertahan bahkan setelah keduanya secara resmi dikabarkan putus. Dia agak merasa bersalah juga karna telah melakukan ini, tapi terkadang cara mereka dalam menunjukkan dukungan agak terlalu terang-terangan sampai itu membahayakan karir idolanya sendiri. Kalau keduanya bukan berada di bawah naungan industri Korea, sih, beda cerita, ya. "Coba lihat."

Memberikan ponselnya kearah sang gadis, yang rambutnya sudah kelewat panjang malah menjatuhkan kepalanya di punggung sofa dan menghembuskan napas panjang. "Tidak harus seperti ini." Ia merengek lesu.

"Lho, kok, begini?" Protes Soojung tiba-tiba saat ia sedang asyik membaca komentarnya. "Kenapa mereka jadi menyalahkanmu seperti ini?"

Ia memang melihat kalau ada beberapa yang masih menyalahkan dirinya sendiri karna telah mengungkit masalah lama, tapi tidak sedikit juga yang malah membelanya dan mengatakan bahwa dia layak mendapatkan yang lebih baik daripada Jongin. Padahal Soojung sudah berusaha mengatakannya sebisa mungkin tanpa menjelekkan nama Jongin, kok.

"Aku pantas mendapatkannya memang. Tidak seharusnya aku membiarkanmu menyetujui untuk melakukan hal ini dari awal."

Merasa kesal karna Soojung pikir mereka telah selesai membicarakan masalah ini dan telah sampai pada sebuah kesepakatan, ia pun mencubit iga Jongin dengan gemas. "Ih, ngomong apa, sih? Bukan itu, ini lihat, nih."

Masih ogah-ogahan, Jongin pun merangsek mendekat dan menyandarkan dagunya di pundak sang gadis; mata terpaku pada layar ponsel yang akan secara perlahan Soojung scroll ke bawah. Barulah pada saat dia mengerti apa yang kekasihnya sedang katakan sedari tadi, tatapannya langsung berbinar-binar.

"Oh???" Ia menarik dagunya untuk kemudian menatap Soojung tepat di mata. Keantusiasan Jongin tak payah membuat sang gadis seribu kali lebih bingung. "Bagus, dong, kalau begitu? Jadi hatenya kita bagi dua?"

Begitu mengerti maksud di balik semangatnya, Soojung ingin tertawa tapi dorongan untuk memutar bola matanya lebih besar jadi dia melakukan yang terakhir. Salah satu alasan kenapa Jongin sangat menentang skenario ini adalah karna dia sudah dapat menebak kalau mereka akan menumpahkan semua caci maki mereka terhadap Soojung karna sang gadis telah mengungkit masalah lama, jadi untuk melihat kalau ternyata dia mendapatkan hate juga karna orang-orang pikir dia tidak memperlakukan Soojung dengan benar itu cukup mengejutkan; di saat yang sama, melegakan. Setidaknya kini Soojung tidak perlu memikul beban itu seorang diri.

Saat keduanya masih sibuk membaca komentar yang lain, tiba-tiba Jongin menemukan satu yang membahas kebersamaan mereka di Paris dan sontak langsung menyembunyikan wajahnya di leher sang gadis.

"Jika waktu itu aku berhati-hati di Paris dan tidak membajak instagrammu untuk mengunggah story itu, mungkin mereka tidak akan seheboh ini, ya?"

Mengingat hal tersebut, sang gadis hanya terkekeh kecil. Jongin memang jadi semangat memamerkan hubungan mereka belakangan ini, entah kenapa. Katanya, sih, karna dia merasa tidak enak dan menyesal berhubung ia tidak cukup melakukannya sewaktu publik masih menganggap mereka pacaran. Tapi menurut Soojung pribadi, bentuk kalau Jongin bangga menyebutnya sebagai pacarnya tidaklah dilihat dari seberapa sering dia memamerkan sang gadis ke khalayak ramai—jatuhnya norak, malah—tapi lebih ke perlakuan yang dia lakukan baik di tempat tersembunyi maupun di tempat umum. Lagipula Soojung mengerti kok posisi mereka sebagai idol, tidak bisa sembarangan pamer pacar kemana-mana, jadi Jongin menjadi dirinya sendiri saja sudah lebih dari cukup bagi sang gadis.

"Jangan khawatir," Soojung menoleh ke samping, gerakan tersebut tak payah membuat Jongin mengangkat kepalanya guna membalas tatapan kekasihnya. "Jika dilihat dari reaksi orang-orang, sepertinya setelah ini kita bebas mau memberikan kode sefrontal apapun, toh, mereka tidak bakal termakan juga, kan? Sudah keburu mempercayai kata-kataku yang di life bar semua."[]

[a/n] di publish juga akhirnya.

btw aku nulis begini bukan berarti kalo aku beranggapan mereka beneran kaya gini ya di belakang panggung, aku gak sebebal itu hehe. omongan si mbak udah cukup jelas sih menurut aku, cuman emang akunya aja yang sengaja mencari celah dan keambiguan dari kata-katanya. jadi ini murni harapan aku untuk mereka, gak ada salahnya mendoakan yang baik-baik, kan?

terus buat kalian yang masih percaya kalo mereka masih jadian, sok mangga, aku juga masih berharap, kok. gak ada yang tau kedepannya bakal gimana. cuma hati hati aja ya, peduliin diri kalian sendiri juga, jangan terlalu 'ngambis' ngeshipnyaa❤️

24 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang