14 || baby steps

4.1K 298 15
                                    

1 4

b a b y   s t e p s

his love roared louder than her demons

✿ㅡ✿

exo's dorm
second half of 2015


TIDUR SANG GADIS terganggu saat sebuah ketukan terdengar di pintu. Membuka mata, Soojung menemukan layar tv yang bertengger di depan mereka masih menyala sementara seluruh lampu sudah padam. Volumenya rendah, tapi telinganya masih berhasil mendeteksi acara apa yang sedang tayang.

Sementara itu, bisa ia rasakan bagaimana napas Jongin menerpa bagian belakang rambutnya, sebelah tangan bersandar pada pinggangnya, sementara kaki mereka terjalin guna menciptakan kehangatan yang sekarang terasa langka.

Kami pasti ketiduran tadi, batinnya berkata.

Salah sendiri kenapa asrama EXO harus memiliki sofa yang begitu nyaman.

Baru saat ia hendak kembali ke dalam dunia mimpi-lah, ketukan itu muncul lagi, tiba-tiba mengingatkannya dengan seseorang yang sedang menunggu di depan pintu. Maka, meraih ke belakang, ia menarik kaos Jongin, berusaha membangunkannya.

"Jongin," tuturnya lesu, kedua mata tertutup rapat.

Soojung bisa merasakan dada bidang sang pria di punggungnya, dalam hati mensyukuri fakta bahwa beberapa member EXO yang lain sedang berlibur ke rumah masing-masing sehingga mereka sendirian sekarang. Itu pasti akan terasa sangat canggung jika orang lain melihat mereka dalam posisi ini.

"Jongin," suara Soojung terdengar lebih menuntut, berbanding lurus dengan irama yang muncul dari pintu.

"Hmm," Balas Jongin, yang kini malah memendamkan hidungnya lebih dalam ke sela-sela rambut sang gadis.

"Ada orang, di depan." Soojung mengumumkan. "Bukakan pintunya."

Baru pada saat itulah telinga Jongin mendeteksi bunyinya. Suaranya seperti milik Junmyeon, tapi sulit untuk memastikan jika ketukan demi ketukan muncul melatar belakangi.

Menarik perut Soojung ke pinggangnya, ia malah bersiap-siap untuk tidur lagi saat berkata, "Mereka punya kunci."

Gerakan Jongin hampir membuatnya terperanjat, tapi Soojung belum sadar benar untuk memberikan reaksi yang tepat. Lagipula itu bukannya seperti ia keberatan juga. Sebenarnya mereka sudah sering ketiduran setiap kali menghabiskan waktu bersama di apartemen Soojung, tapi biasanya Jongin akan membopongnya ke dalam kamarnya sementara dirinya bakal tidur sendiri di sofa.

Soojung memiliki firasat kalau Jongin tidak akan melakukan itu lagi setelah mereka tahu seberapa nyamannya tidur di sebelah satu sama lain.

Lagi-lagi, suara ketukan menarik Soojung dari pikirannya, sekarang sudah mulai menyebalkan di telinga. "Jongin, berisik." Ia merengek.

Maka, sambil mengeluarkan desahan panjang, Jongin melompat keluar dari sofa dan berjalanㅡtanpa membuka matanyaㅡmenuju pintu depan. Ia bersumpah bakal mengutuk siapapun yang berani mengganggu waktunya bersama Soojung, tapi kemudian nyalinya ciut saat ia berpapasan dengan Junmyeon.

Kepala Sehun menyembul di belakangnya, terlihat seperti sudah siap menerkam Jongin kapan saja.

Tapi Jongin pikir, ia lah yang lebih dirugikan. "Berapa kali harus kuingatkan kalian untuk membawa kunci?"

Alhasil, sebuah pukulan menyambut bagian belakang kepalanya saat ia berjalan mendahului mereka ke dalam asrama. "Kami bawa, dasar bodoh. Kau yang tidak mencabut kuncinya dari dalam."

24 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang