4 3
j o n g i n ' s s t u b b l e
his stubble against her skin
•—•
pretty recent
soojung's apartmentHachoo.
Menghembuskan napas panjang, seketika Jongin langsung menghentikan pergerakannya dan menarik diri. Ini sudah bersin ketiga Soojung dari semejak mereka berciuman. Padahal itu adalah sang gadis yang menginterupsi kegiatan sang pria dengan mengecup kecil ujung bibirnya saat Jongin sedang fokus bermain video game, tapi disaat Jongin sudah tidak tahan dan memutuskan untuk memenuhi keinginannya, itu malah Soojung juga yang merusak suasana.
Melihat jarak yang tercipta di antara mereka, buru-buru sang gadis mengeratkan pelukannya pada leher sang pria untuk kemudian mengincar bibirnya lagi. Tak kuasa, usahanya pun sia-sia karna Jongin sudah keburu menahan tangannya di sofa.
"Aku cukuran dulu deh, ya?" Bisiknya lunglai, bimbang karna di satu sisi dia masih ingin melanjutkan aktivitas mereka sebelumnya tapi di sisi lain tidak ingin berhenti di tengah jalan juga hanya karna rambut halus di sekitar bibirnya kerap membuat Soojung bersin-bersin.
"Ih, ih, jangan," Rengek sang gadis, tetap pada pendiriannya. "Biarin gini aja, gantengan gini."
"Tapi kamunya bersin-bersin gini, loh?" Jongin akhirnya menyerah dan menopang tubuhnya dengan satu siku, masih sambil mengatur napasnya guna meredam gairah yang sempat menggebu-gebu. Soojung hobi merusak suasana memang. "Setengah-setengah kan nggak enak."
"Iya, iya, nggak lagi," Tawar Soojung sambil memainkan ujung jarinya di rahang sang kekasih. "Sini kamunya."
Itu membutuhkan sekitar tiga detik bagi Jongin untuk menatap Soojung tepat di mata, seperti sedang menimbang-nimbang dan memberinya peringatan. Namun sentuhan lembut yang dihantarkan oleh ujung jemari sang gadis dan bagaimana penampilannya sekarang pun tak payah membuat pertahanan sang pria goyah juga.
Berbaring lurus di bawahnya, Soojung mungkin akan terjatuh ke lantai jika pinggang Jongin tidak mengapit tubuhnya erat ke sofa. Rambutnya—yang kini sudah panjang sebahu—pun terurai lemas di sekitar wajah, membingkai kecantikannya dengan sedemikian rupa. Pipi dan bibirnya merona, masih membuat sang pria tidak percaya kalau dia memiliki pengaruh sebesar itu terhadapnya.
Ada yang berbeda dari ciuman mereka kali ini. Biasanya itu selalu kecupan-kecupan ringan yang akan diselingi oleh canda tawa dari keduanya, tapi sekarang Jongin sampai harus meremas pinggang Soojung agar tangannya tidak bergerilya ke tempat lain. Dan alih-alih suara tawa, itu malah suara erangan dan desahan yang terdengar.
Sampai kemudian,
Hachoo.
Pagutan mereka pun terlepas untuk yang kesekian kalinya.
Merasa bersalah, Soojung menutup mulutnya dengan kedua tangan, menatap Jongin—yang kini sedang menyatukan dahi mereka—dengan hati-hati, sudah menantikan amarah yang bakal muncul. Pasalnya, itu adalah dia yang meminta Jongin untuk memanjangkan kumisnya, tapi gara-gara permintaannya pula momen mereka jadi terganggu seperti ini.
Napas keduanya memburu, tapi untuk beberapa alasan yang jelas napas sang pria terdengar lebih berat daripada biasanya. Ia bahkan belum melepaskan genggamannya pada pinggang sang gadis, masih butuh pegangan karna dia masih belum pulih dari apa yang terjadi sebelumnya.
"Jongin—"
"Cukurin aku besok pagi," Ujar Jongin setelah mendaratkan sebuah kecupan terakhir dan berguling ke sebelah Soojung untuk berbaring pada punggungnya.[]
[a.n] MAAF
KAMU SEDANG MEMBACA
24 hours
NouvellesThere's indeed a love story going on behind closed doors. [kumpulan kaistal oneshoots dengan background idol life] ©2018 #1 in fx #1 in kaistal #11 in oneshoots || 09/08/18 #32 in short story || 27/06/18 #70 in oneshot || 07/01/19