23 || blurred lines

2.7K 248 30
                                    

2 3

b l u r r e d   l i n e s

more than friends but less than a couple

✿ㅡ✿

exo's dorm, jongin's bedroom
2015

AKU TERBANGUN OLEH gerakan pada tempat tidurku; ditambah dengan suara nyaring yang sudah akrab di telinga.

"Wake up! Wake up!" Soojung memekik, saking girangnya sampai ia perlu mengulang kalimat itu berkali-kali.

Kelopak mataku bergetar membuka, dan pemandangan yang kutemukan berhasil membuatku berpikir bahwa aku sedang berada di surga.

Soojung berdiri menjulang di atasku, kedua tangannya terbentang ke samping saat ia melompat-lompat kecilㅡmembuat pernya berderak meskipun itu sulit untuk didengar karna sebuah musik klasik terputar memenuhi ruanganㅡrambut panjangnya berjatuhan di kedua sisi wajahnya saat ia menunduk, kaos kaki pastelnya tinggi sebelah, dan tentu saja hoodieku sudah diklaim lagi.

Aku berbaring pada punggungku dan mengangkat tangan untuk mengucek mata, belum ingin bangun tapi tidak ingin melewatkan pemandangan ini juga.

Lompatannya sempat terhenti saat ia menangkap gerakanku, "Wake up, sleepyhead." Ia setengah memekik, sebelum kemudian kembali melompat kecil sambil sesekali menggoyangkan pinggulnya mengikuti lantunan musik.

"What are you doing in my room?" Aku akhirnya membuat suara, berusaha terdengar sejengkel mungkin meskipun sebenarnya aku tidak keberatan jika harus terbangun seperti ini selamanya.

"Junmyeon oppa let me in," Jawabnya singkat, masih sibuk menggerakkan tubuhnya ke segala arah tak peduli bahkan jika mereka tidak sesuai irama. Tudung hoodienya sudah merosot ke bawah akibat gerakan yang ia lakukan. Aku hanya berharap tempat tidurku cukup kuat karna jujur saja aku juga tidak berniat untuk memintanya berhenti.

"Kenapa kau memakai hoodieku?"

Ia sempat berhenti untuk menatap hoodie yang ia kenakan, barulah saat itu aku sadar bahwa dadanya naik turun dan rambutnya berantakan; namun, bukannya pucat, wajahnya malah masih berseri-seri. Terakhir kali Soojung bertingkah seperti ini adalah saat ia memberitahuku bahwa ia mendapat tawaran drama pertamanya.

"Oh," Tuturnya, tertatih-tatih. "Karna aku ingin."

Kepalanya kemudian terputar ke pemutar piringan hitamku saat musiknya terhenti, ekspresinya kecewa namun buru-buru ia melompat dari tempat tidur untuk memutar lagu lagu lain. Aku jadi teringat bagaimana ia membuatku menyukai lagu klasik dan barang antik dengan menghadiahiku pemutar piringan hitam beserta koleksi favoritnya pada ulang tahunku yang ke-20. Entah bagaimana dia tahu bahwa aku akan menyukainya sebelum aku bahkan pernah mendengarkan satu.

"Ada apa denganmu hari ini?" Aku bertanya lagi saat ia mulai berputar, mengikuti lantunan musik yang kembali mendominasi ruangan. "Kau kelihatan senang."

"Apa kau selalu banyak bertanya seperti ini?" Tanyanya, kepala terentak ke depan dan ke belakang.

Well, tidak jika kau tidak tiba-tiba muncul di kamarku pada pagi buta sambil melompat-lompat. Aku ingin berkata, tapi kuurungkan niatku karna sepertinya ia tidak bakal mendengarku juga.

"Kemarilah dan menari bersamaku," Cicit Soojung.

Aku menatapnya dengan mata menyipit, berusaha memberinya tatapan jangan harap tapi ia masih terlalu sibuk dengan dunianya untuk menyadari keberadaanku.

24 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang