28 || sweet payback

2.4K 278 56
                                        

2 8

s w e e t   p a y b a c k

those conversations you skip sleep for

✿ㅡ✿

jongin's car
june 24th, 2018

"BAJAAAK! EHEHEHE," TUTURKU sambil menyodorkan ponsel Jongin ke depan wajahnya.

Alisnya sempat menyatu selama sepersekian detikㅡtak tahu menahu apa yang baru saja kulakukanㅡsebelum kemudian ia mengalihkan tatapannya dari jalanan ke layar. Sontak, kedua matanya langsung membelalak, dan aku sampai harus mengingatkannya bahwa ia sedang menyetir dulu atau ia bakal melepaskan kemudi hanya untuk merebut ponselnya.

"Jungaaah!" Ia merengek begitu usahanya gagal.

Deret gigiku nampak saat aku nyengir. Kuangkat daguku, bangga akan kecerdikanku sendiri sambil menonton ulang videonya lagi.

"Sekalian, Sayang," Aku mengulurkan tangan untuk mengelus bahunyaㅡniatku ingin menenangkan, tapi wajah Jongin yang memerah menandakan kalau usahaku tidak berhasil. "Yang kayak gini, tuh, harus di post."

"Ah, tapi malu!" Kutepis dia saat tangannya terbentang lagiㅡguna merebut ponselnya dari genggamanku tapi dengan cekatan aku bermanuver.

Kedua mataku masih terpaku pada layar, tidak bisa melewatkan satu pun gerakan yang ia lakukan tak peduli sudah berapa kali aku menontonnya. Lagian, di antara banyaknya behind the scene yang ia rekam di ponselnya, ia malah memilih yang paling biasa untuk diunggah. Aku sudah menyuruhnya untuk sekalian mengunggah video yang di sebelahnyaㅡbehind the scene juga, tapi yang satu ini lebih spesial karna kebetulan kamera menangkapnya saat ia sedang freestyle dancing mengikuti musik yang diputarㅡtapi dia malah menolak dan hanya menjulurkan lidahnya kearahku. Maka rasakan kekuatan Jung Soojung dan ibu jarinya.

"Malu darimananya, sih?" Tuturku lambat-lambat, fungsinya agar ia tahu bahwa aku serius. "Keren, tau."

Meskipun tidak bisa dibilang bahwa aku sudah puas menonton videonya, tapi aku tetap mengalihkan perhatianku ke kolom komentarㅡsekadar memeriksa.

"Pacar siapa dulu?" Godaku sambil mengulurkan tangan lagi, hanya saja kali ini untuk bermain dengan daun telinganya.

Aku sangat terkejut saat menemukan mobil Jongin terparkir di dekat lokasi syutingku tadi. Pasalnya, ia sama sekali tidak bilang bahwa ia akan menjemputku, apalagi jadwalnya juga lumayan padat belakangan ini. Saat kutanya kenapa, ia hanya menjawab dengan, kau bilang kau merindukanku?

Kalau sudah begini, rasanya kepingin langsung dinikahin aja, kan. Atau setidaknya melompat ke dalam pelukannya, juga boleh, tapi aku tidak bisa berkutik mengingat masih banyak staf yang berlalu lalang. Mereka tidak menyadari bahwa itu adalah Jongin saja aku sudah bersyukur.

Itu pasti mencurigakan, kan, untuk melihat sebuah mobil asing terparkir di sekitar lokasi syuting yang tidak sembarangan orang bisa berada disini? Beruntung tidak ada satu pun kru yang menghampirinya untuk menanyakan keperluannya datang kemari. Jika begitu, mau tidak mau ia harus menurunkan jendelanya dan tinggal rahasia Tuhan apakah mereka bakal menyadari wajahnya atau tidak.

Hembusan napas yang keluar dari mulutnya sempat kuanggap sebagai tanda bahwa ia sudah menyerah, tapi nyatanya aku salah saat tiba-tiba ia berkata, "Kalau begitu, pinjam dulu sebentar."

"Mau apa lagi?" Tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari layar. "Nggak boleh dihapus." Percuma, toh, sudah ada ratusan ribu yang menonton. Pasti sudah banyak juga yang menyimpan video ini ke ponsel mereka.

"Balas dendam," Jawabnya dalam satu tarikan napas, seolah apa yang baru ia katakan itu masuk akal.

Serta merta, tawaku pun meledak.

"Kemarikan dulu sebentar," Tak mengerti akan apa yang sedang kutertawakan, Jongin hanya menatapku dengan aneh tanpa benar-benar berusaha meraih ponselnya. "Ponselku, Soojung."

Itu membutuhkan waktu beberapa detik bagi tawaku untuk akhirnya mereda. Kulepaskan daun telinganya untuk menyeka sudut mataku yang kini mulai menitikkan air mata.

"Mana ada orang bilang-bilang dulu kalau mereka mau balas dendam, sih?" Kupegang dadaku, guna mengatur napas yang sedari tadi keluar secara tak karuan.

Aku tidak begitu paham apa yang ia maksud dengan balas dendam, tapi jika itu berarti bahwa ia akan mengunggah videoku saat sedang menari juga, maka usahanya bakal sia-sia lagi. Pasalnya, aku tidak pernah menari jika bukan untuk promosi album kami, boro-boro melakukan freestyle. Selain itu, memangnya dia sudah lupa dengan kebiasaannyaㅡyang suka asal unggah foto ke akun instagramkuㅡdulu sebelum dia memiliki akunnya sendiri? Justru dengan aku membajak akunnya bisa disebut sebagai bentuk balas dendamku, jadi sekarang kita impas. Tapi kubiarkan saja dia lolos kali ini, toh, dia juga tidak memiliki satu pun video diriku sedang menari di belakang kamera.

"Lagipula, aku tidak pernah menari seperti ini, Jongin, apa yang bakal kau unggah?"

"Siapa bilang aku bakal mengunggah videomu yang sedang menari?"

Ia sempat menoleh untuk menatapku sebelum kemudian tatapannya terjatuh ke spion. Seringai yang mengembang di wajahnya membuat senyumku luntur.

"Lantas?" Aku memegang pegangan pintu, tiba-tiba merasa cemas. "Video apa yang bakal kau unggah?"

"Hmm," Kini giliran dia yang mengangkat dagunya tinggi-tinggi, sementara aku susah payah menahan postur tubuhku agar tetap tegakㅡbakal gengsi kalau dia tahu aku takut. "Pilih satu."

Alisku menyatu, baru ingin menanyakan maksudnya saat tiba-tiba suaranya terdengar lagi, "Semua videonya berisi kau sedang menyanyi, sih, tapi latarnya berbeda-beda; jadi, pilih satu. Ada yang di dapur, saat kau sedang membuatkanku sarapan," Ia mulai menghitung dengan jari. "Padahal aku meletakkan ponselku di atas meja waktu itu tapi kau tidak sadar sama sekali. Ada juga yang di balkon, saat kau sedang mewarnai kukumuㅡkalau yang ini aku mengambilnya dari belakang, jadi hanya siluetmu yang nampak. Atau haruskah kuunggah yang di kamar saja? Yang kita sedang menonton film tapi kau malah sibuk menyenandungkan soundtracknya?"

Aku hanya menatapnya selama beberapa detik, sebelum kemudian mendengus dan memutar kedua bola mataㅡberusaha terlihat tidak terpengaruh. Rasanya tidak mungkin aku bernyanyi sesering itu sampai Jongin dapat merekamnya secara diam-diam. Tapi jika dilihat dari kedua matanya yang mantap, kelihatannya ia tidak sedang main-main.

Alih-alih menyangkal, aku malah langsung menyibukkan diri dengan menjelajah galerinyaㅡberusaha menemukan video yang sedaritadi ia banggakan. Dan aku tahuㅡdari betapa tenang posturnyaㅡkalau ia sudah menyimpan video itu di suatu tempat yang berkata sandi, sudah dapat mengira bahwa aku bakal langsung menghapusnya jika aku secara tak sengaja menemukan mereka.

Maka kuhabiskan sisa perjalanan kami dengan mencoba menebak passwordnya, sambil sesekali mengancamnya jika ia berani mengunggah satu pun video itu. Jongin hanya membalasku dengan terkekeh, dia juga akan mengintip melalui bahukuㅡuntuk melihat sudah sejauh mana usahakuㅡsaat mobil kami terhenti; terjebak macet. Sementara aku sibuk mengetik semua kemungkinan-kemungkinan yang terlintas di benak, Jongin sibuk mendaratkan kecupan di pelipis dan bahuku sambil berkata, "Semangat nebaknya."

Padahal, jika kulihat-lihat, ia sepertinya juga sudah berubah pikiran dan tidak terlalu keberatan dengan video yang kuungah; karna keesokan harinya ia memutuskan untuk mengunggah video yang serupa. Dasar labil, tapi terserah yang baru punya instagram, deh.[]

[A/N] mau tauu dong awalnya kalian bisa suka sama kaistal gimana?

kalo aku awalnya tau soojung dulu sih baru jongin, sekitar pertengahan 2016. udah gitu sebelnya, pas mereka masih dating aku belum ngeship mereka banget, ga ngehate juga tapi kaya biasa aja gituloh. baru ngeship pas udah putus, nyebelin gak sih?! sekarang kalo diingetinget nyesel banget parah :(

24 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang