52 || clash of the princes

3.1K 248 41
                                    

5 2

c l a s h   o f   t h e   p r i n c e s

she always knew that it was possible to love two people at once; because you could love them in different ways

2025
maldives

"Hey, noona,"

Matahari sudah hampir terbenam, mulut ombak sudah bergulung semakin dekat dengan pantai, tapi aku dan Jongin baru sekarang memiliki kesempatan untuk mendatangi meja anak-anak NCT. Tamu kami cukup banyak dan tidak sedikit juga yang meminta selfie dulu saat kami datang untuk menyapa.

Aku menyunggingkan senyumku saat menemukan seonggok daging yang sialnya tinggi, pucat bagai porselen, dan nyengir begitu arogannya—seolah dia yakin kalau dirinya terlihat seperti baru melangkah keluar dari film Disney—di paling belakang barisan. Sengaja kusisakan Jaehyun untuk yang terakhir. Dia juga tidak mengelak waktu aku menyapa teman-temannya terlebih dulu, tahu percakapan kami akan lebih panjang; tidak enak dengan yang lain jika kami harus menghambat antrean.

"Congratulations on your wedding," Bisiknya sambil memelukku erat, saking eratnya kedua kakiku sampai tidak menapak di tanah selama beberapa detik.

Padahal belum lama dari semenjak terakhir kali kami bertemu, tapi berani sumpah tubuhnya makin besar saja. Aku yakin kepalanya akan menyentuh langit-langit jika dia tidak berhenti tumbuh.

Entah kapan tepatnya kami mulai dekat. Tapi aku mengerti apa yang dirasakan Yoona waktu dia bilang dia jadi ingin menjagaku semenjak orang-orang bilang kami mirip. Kasusku dan Jaehyun hampir sama; tapi kebetulan bukan secara fisik saja kami mirip, secara keseluruhan dia benar-benar mengingatkanku pada diriku sendiri. Kami memiliki hobi yang sama bahkan terkadang aku akan melihat pembawaannya dan terkejut dengan kemiripan yang kami miliki. Itu hanya butuh satu kali perkenalan oleh Amber dan sisanya remains a history.

"I'm so happy for the both of you." Lanjutnya begitu pelukan kami terlepas, kali ini sambil melirik ke belakang, ke arah Jongin yang masih terlalu asyik bertegur sapa dengan Mark untuk dapat menyadari tatapannya.

Meskipun begitu, aku tetap mengikuti arah pandangnya dan menoleh ke belakang. Acara resepsi kami sudah berlangsung dari sebelum makan siang jadi tidak heran jika rambut Jongin sudah berantakan dan kemejanya sudah mencuat keluar dari segala sisi. Aku sendiri yakin penampilanku tidak lebih baik daripada dirinya. Poniku sudah berjatuhan kemana-mana sedaritadi sampai Jongin perlu beberapa kali merapikannya untukku. Dan kalau itu bukan karna jas Jongin yang ia sampirkan pada pundakku, aku yakin orang-orang sudah dapat melihat dengan jelas seberapa kusutnya gaunku sekarang.

Tersenyum syukur akan nikmat yang kumiliki, aku menghembuskan napas panjang dan mengembalikan tatapanku ke Jaehyun—yang sekarang sudah menatapku dengan mata menyipit.

"Apa?" Tanyaku jengkel.

Alih-alih menjawabku, ia malah mendesah dan bergumam pada dirinya sendiri, "Ah, what should I do to bring back your sanity, sis?"

Pura-pura tidak mengerti, aku hanya mengernyit seraya mengalihkan pandangan. "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

Jaehyun mendecak, "Sepertinya aku harus belajar banyak dari Jongin hyung bagaimana caranya membuat wanita tergila-gila seperti kau sekarang ini."

24 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang