Hai, hai!
Jangan lupa tandai typo, ya!
SELAMAT MEMBACA
■■■"Nindia Virginia. Lahir pada tanggal 18 april. Sekolah di SMA Bakti Nusantara." Nanzia menghentikan ucapannya sebentar, menutup matanya dan kembali berkata. "Gadis yang memiliki wajah sangat mirip denganku. Siapa Nindia?"
Tubuh Rahayu dan Hendra kembali menegang. Cukup lama keheningan kembali menyelimuti mereka, namun Hendra dengan cepat menguasai keadaan.
"Kita bicarakan ini di ruang keluarga saja."
Mereka pun bangkit dan duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. Hendra tidak ikut duduk. Namun ia berjalan masuk ke dalam kamarnya dan Rahayu. Tak berapa lama kemudian ia keluar dengan sebuah album foto ditangannya. Album itu tidak sebesar album foto lain yang selama ini Nanzia tahu, album itu berukuran lebih kecil dan seingat Nanzia ia tidak pernah melihat album itu sebelumnya.
"Bukalah." Hendra berkata sambil memberikan album itu kepada Nanzia.
Dengan pelan Nanzia membukaalbum itu. Betapa kagetnya Nanzia melihat foto-foto di dalam album itu. Ada dua bayi yang sama persis, Nanzia tebak baru berumur beberapa hari. Dan hal yang menarik adalah tulisan di bawah foto itu.
Dua malaikat kecilku, Nanzia Violina Pramono dan Nindia Virginia Pramono.
Tangan Nanzia bergetar. Kembali ia membuka lembar album selanjutnya, ada dua bayi yang memakai pakaian berwarna merah muda, tampak salah satu di antara mereka tertawa dan satunya lagi menutup mata.
Si adik Nia tengah tertawa, berbeda dengan Si kakak Zia. Mungkin Si kakak malu.
Di foto lain tampak kedua bayi itu tengah tertidur dengan salah satu di antara mereka memeluk saudaranya.
Si kakak Zia sayang banget deh sama Si adik Nia, lihat aja Si kakak meluk adik Nia penuh sayang. Tetap saling menyayangi kedua malaikat, Mama Papa.
Nanzia tersenyum dengan mata berkaca-kaca membaca catatan itu, rasa rindu tiba-tiba datang. Rindu yang teramat sangat. Hingga gadis itu sampai pada sebuah foto. Itu adalah foto yang keempat. Tampak kedua bayi itu mengenakan pakaian yang Nanzia tebak adalah pakaian pesta. Terlihat salah satu di antara mereka menarik pakaian saudaranya.
Aduh, si Adik Nia bikin gemes narik-narik baju Kakak Zia. Takut Kakak Zia tinggalin, ya?
Itu adalah foto terakhir yang berada di album itu. Ternyata hanya ada empat foto.
Wajah Nanzia pucat dengan keringat di pelipisnya. Tubuh gadis itu bergetar hebat. Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Nanzia. Perasaannya pun tak menentu. Kali ini, Nanzia tidak bisa berpikir dengan baik.
"Kamu sudah mengerti, Nak?" tanya Rahayu dengan mata yang sudah basah dengan air mata. "Zia, Zianya Mama." panggil Rahayu dengan nada bergetar.
"Zia?" tanya Nanzia.
"Zia, Nanzia. Mama, Mama tidak memanggil kamu dengan nama Zia itu lagi karena hal itu akan mengingatkan Mama dengan saudaramu, saudara kembarmu, adikmu, Nia. Nindia Virginia Pramono," jawab Rahayu membuat mata Nanzia terbelalak kaget.
Tetes air mata kembali keluar dari kedua manik indah Nanzia. "Ba-bagaimana bisa?" tanya Nanzia dengan suara bergetar.
"Hari itu, di foto terakhir yang kamu lihat. Hari itu keluarga Pramono diundang ke pesta teman bisnis Papa. Tentu saja dengan rasa bangga Papa dan Mama membawa kalian yang saat itu baru berusia 3 bulan. Kami disambut dengan penuh rasa hangat oleh keluarga yang menyelenggarakan pesta tersebut. Namun, kejadian yang tidak kami inginkan terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Yang Hilang Kembali✓
Teen FictionCover by @jelyjeara_ ----- Bagaimana jadinya jika ternyata kamu memiliki seseorang yang selama ini tidak pernah kamu ketahui keberadaannya? Bagaimana jadinya jika ternyata dia adalah separuh dari jiwamu yang selama ini hilang? Bagaimana jadinya jika...