09. Nanzia dan Nindia

12.6K 753 6
                                    

Hai, hai!

Jangan lupa vote dan komen. Juga, tolong tandai typo, ya!

SELAMAT MEMBACA
■■■

Nanzia menjalankan mobilnya keluar area sekolah dengan Aleta yang duduk di kursi kemudi. Aleta menatap Nanzia takut-takut. Entahlah, Aleta juga tidak mengerti. Namun bagi Aleta, 'Nindia' saat ini bukanlah sahabatnya, tetapi sosok asing yang baru dikenalnya.

"Hm?" gumam Nanzia seakan bertanya.

Aleta gelagapan dengan gumanan itu. "Aa?"

"Tanya aja," ujar Nanzia seakan tahu kalau Aleta ingin bertanya.

"Aku..." Aleta sangat ingin bertanya, tetapi ia ragu. Takut jika pertanyaannya menyinggung. "Kita akan kemana?" Akhirnya dari sekian banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan, hanya itu yang keluar.

"Rumah gue," jawab Nanzia seraya memelankan mobilnya karena sudah masuk area rumahnya.

Aleta menatap halaman rumah Nanzia dengan penuh keterkejutan. Ini bukan rumah Nindia yang ia kenal. Rumah ini seperti rumah yang sering ia lihat di televisi. Nanzia menghentikan mobilnya. Kemudian keluar yang diikuti Aleta.

"Nindia ...," panggil Aleta ragu. Nanzia berhenti, kemudian berbalik. "Kamu yakin? Maksudku, ini ... Rumah ini ...." Aleta tergagap.

Nanzia hanya memberikan senyum kecil dan segera menarik tangan Aleta untuk masuk. "Aku pulang," ujar Nanzia dengan suara agak besar.

"Selamat datang, Nona."

Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya memberi hormat. Aleta berdiri penuh keterkejutan dan tanda tanya akibat itu. Jika kalian membayangkan adegan seperti dalam drama. Itu benar. Adegan-adegan yang biasa Aleta lihat dalam drama, benar-benar ia lihat secara langsung.

"Nia?" tanya Nanzia.

Seolah mengerti dengan maksud Nanzia. Salah satu pelayan menjawab, "Ada di kamarnya, Nona."

Nanzia mengangguk dan memerintahkan kepada pelayan untuk melayani Aleta, selaku tamu di rumah ini.

"Tunggu," ujar Nanzia kepada Aleta.

Para pelayan membungkuk sebentar setelah Nanzia melangkahkan kaki ke lantai kedua.

Aleta duduk dengan ragu. Pandangannya menelusuri ruangan itu. Sangat mewah. Aleta bahkan tidak pernah bermimpi bisa menginjakkan kaki ke rumah semewah ini. Aleta orang kaya. Tetapi ternyata Nindia lebih kaya dibandingkan dengan dirinya.

Namun, ada satu pertanyaan yang berkecambuk di pikiran Aleta, "Bagaimana bisa?" Aleta berulang kali ke rumah Nindia dan yang ia tahu Nindia tinggal dengan bibinya di rumah yang sederhana. Sekarang, Nindia mengajaknya ke rumahnya yang sangat besar dan mewah.

Ini bukan rumah! Ini istana!

"Aleta! "

Panggil seseorang yang membuat Aleta kembali ke alam sadarnya. Orang itu seketika memeluk Aleta dan tentu saja hal itu membuat Aleta bingung. Tadi Nindia sangat dingin dan kaku, sekarang Nindia meneriaki namanya dan memeluknya seolah belum bertemu.

"Nindia, kamu kenapa?" tanya Aleta bingung.

"Aku baik-baik saja, kok. Hanya saja aku nggak nyangka kamu bisa ada di sini," ujar Nindia jujur.

"Hah?" Aleta melongo kaget dengan pernyataan itu. Tadi Nindia berbicara menggunakan panggilan "lo-gue" dan teramat singkat. Sekarang Nindia berbicara dengan "aku-kamu" dan tidak sesingkat tadi.

Ketika Yang Hilang Kembali✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang