24. Penjelasan Nanzia

9.4K 593 7
                                    

Hai, hai!

Jangan lupa vote, komen dan tandai typo, ya!

SELAMAT MEMBACA
■■■

"Aduh... Ini kenapa Nia bisa pingsan seperti ini?" Suara Rahayu memenuhi ruang kamar yang bertuliskan Nindia V. Pramono di pintu kamar.

Sesekali terlihat wanita dua anak itu menghela napas lelah. Apakah ada seorang ibu yang akan baik-baik begitu melihat anaknya pulang dalam keadaan tidak sadarkan diri? Jika ada, maka maaf saja. Rahayu bukan Ibu yang seperti itu.

"Apakah perlu kita ke rumah sakit saja? Mama khawatir dengan keadaan Nia. Oh Tuhan! Di mana handphoneku? Aku harus segera menelpon Alda." Rahayu mulai mengutak-atik isi tasnya untuk menepukan benda persegi itu.

Dan setelah menemukannya segera saja ia menelpon seseorang yang dimaksud.

"Hello? Alda? Bisa kamu ke rumahku sekarang? Anakku sakit. Oke. Baiklah. Aku tunggu."

Nanzia hanya menatap datar apa yang dilakukan Mamanya. Mungkin ia terlihat baik-baik saja. Tetapi sesungguhnya, ada banyak kata-kata yang menari-nari di dalam pikirannya.

Laura.

Satu nama yang membuat Nindia seperti ini, bukankah sudah ia katakan bahwa dia adalah orang yang berbahaya. Maka, jangan kaget.

●●●
Setelah mendengar bahwa Nindia sakit, Ilham dengan segera melarikan motornya menuju rumah keluarga Pramono.

"Den Ilham? Silahkan masuk."

Tanpa ragu, Ilham segera masuk dan bertanya di mana Nindia.

"Ada di kamarnya, Den."

Dengan cepat ia berlari menuju ruang kamar Nindia. Di sana sudah tidak ada Rahayu, hanya Nanzia yang kini duduk sambil memegang tangan Nindia.

"Nan ...," panggil Ilham dengan suara yang lemah.

Tidak ada gerakan berarti yang Nanzia perlihatkan. Gadis itu masih tetap menatap wajah yang sangat mirip dengan wajahnya.

"Hey." Ilham memegang pundak gadis itu. "Cerita ke gue. Apa yang terjadi?"

Nanzia menghela napas pelan.

"Laura."

Nama itu membuat Ilham mengernyit tak mengerti. Tetapi tunggu! Itu nama yang cukup familiar di telinganya. Di mana ia pernah mendengar nama itu? Dan siapa Laura?

"Tunangan Fajar."

Ah, pantas saja ia merasa nama itu tidak asing. Rupanya karena Laura itu adalah tunangannya Fajar.

Tunggu

Tunangan Fajar

"Tunangan Fajar? Apa maksud lo? Gue nggak ngerti. Apa hubungannya si Laura itu dengan Nindia?" tanya Ilham dengan raut wajah bingung yang terlihat jelas di wajahnya.

Nanzia bangkit dari duduknya dan kini beralih menatap Ilham.

"Ke kamar gue."

●●●
Di sinilah mereka duduk di atas ranjang milik Nanzia.

"Jelasin ke gue. Ada apa? Apa yang terjadi sebenarnya? Lebih tepatnya, apa yang udah gue lewati selama ini?" tanya Ilham cepat.

"Alasan gue pindah ke BakNus adalah karena gue ingin ngelindungi Nia," ujar Nanzia membuat Ilham terdiam.

"Nia nggak mau pisah ama Aleta. Dan gue nggak akan tinggal diam saja jika Nia akan tetap sekolah di sana. Nia nggak sekuat gue, seperti yang lo lihat tadi gimana lembutnya Nia. Dia nggak sebangsat gue."

Ketika Yang Hilang Kembali✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang