Hai, hai!
Seperti biasa, jangan lupa untuk vote, komen dan tandai typo, ya.
SELAMAT MEMBACA
■■■"Siapa cowok berani itu, Nin? Gue bakal undang dan kita akan rayain pesta besar-besaran." Ilham bertanya hebo. "Akhirnya setelah 13 tahun ada juga yang bisa melawan si Nanzia ini. Siapa dia, Nin? Kenalin ke gue!"
"Fajar."
Seketika semua terdiam. Nanzia memalingkan wajahnya sedangkan Ilham terdiam dengan mulut yang terkunci rapat. Nindia menatap Ilham dan Nanzia bergantian.
Kenapa semua mendadak diam?
Nindia pikir mungkin dia salah bicara, tapi masa iya? Emang ada yang salah dengan Fajar?
Oke, memang dia sudah melakukan beberapa hal yang cukup jahat padanya atau sering memberikan umpatan dan kata-kata kasar lainnya ke Nanzia. Juga beberapa kali -atau selalu- membuat Nanzia marah besar.
Dan apakah karena alasan itu Nindia membuat suasana menjadi secanggung ini?
"A-aku mau makan buah apel itu. Kelihatannya sangat enak."
Memikirkan bagaimana cara agar suasana menjadi cair kembali, Nindia lebih memilih mengalihkan pembicaraan dengan meminta apel yang kemungkinan besar dibelikan Ilham.
"Apel? Oh, apel ini?" tanya Ilham sambil mengambil apel yang dimaksud Nindia.
"Hm, iya," jawab Nindia dengan senyum yang dibuat seceria mungkin. "Ini dari kamu?" tanya Nindia ketika apel itu sudah di tangannya.
"Kok tahu?" Ilham bertanya dengan nada menggoda.
"Serius Ilham ...."
"Iya, iya. Itu dari gue. Tahu dari mana?"
"Feeling." Nindia menjawab dengan senyum yang menggemaskan.
Melihat itu Ilham kembali mengusak anak rambut Nindia membuat gadis itu merenggut kesal.
Nanzia memperhatikan mereka dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedikit lega gadis itu sudah tidak membahas perihal Fajar lagi. Namun, lebih dari pada itu, Nanzia merasa lebih baik karena kini sudah ada orang yang bisa menjaga Nindia selain dirinya. Dan Nanzia yakin, orang itu tidak akan mengecewakan kepercayaannya.
Jaga kepercayaan gue, Il.
●●●
Hari ini Nindia sudah boleh masuk sekolah dan tentu saja dia datang bersama dengan kembarannya, Nanzia.
Satu hal yang paling Nindia syukuri saat dia sakit, hubungannya dengan Nanzia sudah membaik. Malah yang ada, Nanzia semakin perhatian padanya.
"Istirahat nanti aku jemput."
Itulah yang Nanzia katakan selepas ia mengantar Nindia di kelasnya pagi tadi.
Bel istirahat sudah berbunyi 7 menit yang lalu, namun orang yang Nindia tunggu belum juga memunculkan batang hidungnya.
3 menit lagi.
Tekad Nindia dalam hati. Jika dalam waktu 3 menit Nanzia belum juga muncul, maka Nindia akan ke kantin seorang diri.
Dalam waktu yang sama tapi di tempat yang berbeda. Tampak seorang gadis tengah mengerjapkan matanya. Mencoba membiasakan netra itu dengan cahaya yang ada di ruangan tersebut. Sakit di kepalanya membuat ia meringis pelan.
Apa yang terjadi?
"Wow, udah bangun, ya?"
Sebuah suara menyapa indra pendengarnya. Segera saja dialihkannya atensi miliknya untuk melihat siapa yang sudah mencari masalah dengan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Yang Hilang Kembali✓
Teen FictionCover by @jelyjeara_ ----- Bagaimana jadinya jika ternyata kamu memiliki seseorang yang selama ini tidak pernah kamu ketahui keberadaannya? Bagaimana jadinya jika ternyata dia adalah separuh dari jiwamu yang selama ini hilang? Bagaimana jadinya jika...