20. Bukan Dia, Tapi Dia

9.5K 654 5
                                    

Hai, hai!

Aku hanya mau bilang jika setelah ini, aku bakal slow update. Namun, bukan berarti aku bakalan hiatus, ya. Aku hanya sedikit lebih sibuk dari biasanya. Aku sedang KKN saat ini. Mohon dimaklumi, ya.

OKE! Seperti biasa, jangan lupa vote, komen dan tandai typo!

SELAMAT MEMBACA
■■■

"Nan, bener nggak sih kalau nama kecil Nindia itu Nania?" Setelah bertanya seperti itu, Bagas terdiam. Menyadari sesuatu.

Nanzia tidak menjawab. Gadis itu memalingkan wajahnya yang membuat Bagas terdiam dengan mata terbelalak kaget. Menyadari satu hal yang telah terlewatkan.

"Nan?" ulang Bagas dengan suara yang cukup pelan hingga nyaris tak terdengar sambil menatap Nanzia dengan tatapan tak percaya.

Flashback On :

"Fajar, kamu pernah jatuh cinta nggak?" Bagas duduk di samping Fajar dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. Kini keduanya berada di kamar Fajar dengan seragam putih biru yang masih melekat.

"Masih kecil main cinta-cintaan aja." Fajar tetap fokus pada cemilan ringannya, tak memperdulikan Bagas yang kini menatapnya kesal.

"Tuan Hermawan yang terhormat kita ini sudah SMP, jadi nggak masalah kalau udah punya pacar," balas Bagas penuh percaya diri.

"Iya, SMP kelas 7."

"Bodoh amat! Yang penting udah SMP." Bagas tetap ngotot pada pendiriannya.

"Emang kamu udah punya pacar?" tanya Fajar.

"Belum, sih." Bagas melempar cengiran lebarnya.

"Nah, terus?"

"Kan banyak yang suka sama kamu, kakak kelas juga ada. Tapi kamu cuek. Ya, aku penasaran aja kalau kamu itu pernah jatuh cinta atau belum," jelas Bagas maksud dan tujuannya."Kalau belum aku cariin pacar!"

Fajar terdiam. Sebelum kemudian senyum kecil terlihat di wajah tampannya."Pernah."

"Pernah pacaran?" Pekik Bagas tertahan.

"Bukan! Pernah jatuh cinta!" Dengan penuh kekesalan ia memukul pelan kepala Bagas.

"Nah! Kalau pernah jatuh cinta artinya pernah pacaran." Bagas tetap mempertahankan argumennya.

"Bukan. Aku pernah jatuh cinta tapi belum pernah pacaran." Koreksi Fajar membuat Bagas mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Sama siapa?" tanya Bagas ingin tahu.

"Perempuan," jawab Fajar.

"Ya iya. Aku tahu. Maksud aku itu namanya siapa?"

Sambil tersenyum, Fajar menjawab, "Nan."

"Hah?" tanya Bagas tak mengerti.

"Namanya Nania. Tapi biasa dipanggil Nan. Lucu, ya?"

Flashback Off.

"Nan, itu nama lo?" tanya Bagas membuat Nanzia menoleh tak mengerti. "Nanzia, nama panggilan kecil lo itu Nan?" Bagas memperjelas maksud pertanyaannya.

Nanzia mengalihkan pandangan, memilih tak menjawab.

"Nan," panggil Bagas, kali ini nada suaranya lebih tegas. "Nania itu nama lo atau nama Nindia?"

Nanzia membeku. "Kenapa Nania?" tanya Nanzia mencoba untuk mengulur waktu.

Ketika Yang Hilang Kembali✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang