Haiii
Jangan lupa vote, komen dan tandai typo, ya!
SELAMAT MEMBACA
■■■Nindia menatap Nanzia penuh dengan senyuman. Sedangkan Nanzia hanya menatapnya datar. "Jangan natap aku gitu, Zi. Aku janji deh akan jaga diri baik-baik," ujarnya tak lupa dengan senyum lebarnya.
"Duduk," perintah Nanzia.
Nindia tetap tersenyum sambil menuruti perintah saudaranya itu. Dengan penuh perasaan Nanzia membuka kepangan rambut Nindia yang mana hal itu membuat Nindia bersuara. "Zia mau ngapain?" tanya Nindia kaget.
"Diam," ujar Nanzia datar.
Dengan wajah kesal, Nindia menuruti perintah Nanzia yang menyuruhnya diam. Nanzia pun mulai mengubah gaya rambut Nindia. Walau hanya sekedar menambah gelombang di rambut Nindia.
"Jangan ikat rambut kamu seperti tadi," ujar Nanzia.
"Iya," jawab Nindia pelan.
Setelah mendapatkan jawaban dari adik kembarnya, Nanzia membuka lemari pakaiannya dan mengambil satu pasang kemeja dan rok sekolah. "Ini pakai," ujar Nanzia
"Aku udah—"
"Pakai," tegas Nanzia membuat Nindia mendengkus kesal. Walau terlihat enggan, Nindia tetap mulai mengganti seragamnya dengan seragam yang diberikan saudara kembarnya.
"Udah," ujar Nindia membuat Nanzia menoleh.
Setelah meneliti penampilan saudaranya itu, Nanzia berjalan mendekat dan memeluknya. "Aku akan menyusulmu," ujar Nanzia membuat Nindia melepas pelukan itu.
"Maksud Zia apa?" tanya Nindia
●●●
Nanzia melangkahkan kaki menuju ruang kepala sekolah. "Permisi," ujarnya ketika sudah berada di dalam ruangan tersebut.
"Nindia Virginia?" panggil kepala sekolah tersebut dengan nada heran. Nanzia tersenyum kecil, kemudian maju beberapa langkah. "Silahkan duduk," ujar kepala sekolah tersebut. "Ada perlu apa ke ruangan saya?"
Sebelum Nanzia menjawab, sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.
"Maaf, saya sedikit terlambat. Tadi saya menerima telepon terlebih dahulu." Itu adalah suara Hendra yang membuat seringai di wajah Nanzia melebar. "Saya Hendra Pramono," ujar Hendra sambil menjabat tangan kepala sekolah.
"Oh Tuhan, astaga Pak Hendra Pramono pemilik perusahaan besar itu?" tanya kepala sekolah dengan nada terkejutnya "Silahkan duduk, Pak," ujar kepala sekolah seraya bangkit dari duduknya dan mempersilahkan Hendra dengan begitu sopan. "Nak Nindia silakan keluar sebentar, Bapak sedang menerima tamu penting. Ketika waktu istirahat kembalilah kemari."
Melihat itu Hendra lantas angkat bicara. "Maaf, Pak. Ini anak saya, Nanzia Violina Pramono. Saudara kembarnya Nindia Virginia Pramono," jelas Hendra membuat kepala sekolah itu kaget.
"Oh Tuhan!" Kepala sekolah berseru kaget.
Hendra tersenyum. "Begitulah, Pak. Memang dari kecil mereka tidak ingin berada di sekolah yang sama," alibi Hendra. "Wajar banyak yang tidak tahu jika mereka kembar."
Kepala sekolah tersebut mengangguk mengerti. "Jadi kedatangan Bapak kemari ada apa, ya?"
"Anak saya, Nanzia, akan mulai bersekolah di sini mengikuti adiknya. Ini berkas-berkas yang sudah kami siapkan. Kami sudah mengurusnya di bagian administrasi. Silahkan Bapak periksa terlebih dahulu," jelas Hendra serasa memberikan berkas yang dimaksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Yang Hilang Kembali✓
Teen FictionCover by @jelyjeara_ ----- Bagaimana jadinya jika ternyata kamu memiliki seseorang yang selama ini tidak pernah kamu ketahui keberadaannya? Bagaimana jadinya jika ternyata dia adalah separuh dari jiwamu yang selama ini hilang? Bagaimana jadinya jika...