13. The War Will Begin

10.4K 695 4
                                    

Hai, hai!

Jangan lupa vote, komen dan tandai typo, ya!

SELAMAT MEMBACA
■■■

Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa bersorak senang tentu saja. Nanzia segera menyimpan buku yang ia gunakan tadi dan segera bangkit untuk keluar kelas. Namun, sebuah tangan mencekal lengannya, memaksa ia berhenti dan berbalik menatap siapa pelaku itu. Terlihat wajah menyebalkan Fajar yang melempar seringainya kepada Nanzia.

"Lepas!" Nanzia berujar tegas membuat seluruh pasang mata menatap ke arah mereka.

"Kalau gue nggak mau?" tantang Fajar dengan seringai yang makin lebar.

Nanzia tidak ingin membuang waktunya hanya untuk meladeni tingkah bodoh Fajar. Maka, segera saja kaki kanannya menginjak keras salah satu kaki Fajar hingga membuat genggaman Fajar melemah bersamaan dengan erangan kesakitan terdengar. Hal itu dimanfaatkan Nanzia untuk segera membebaskan diri dan berbalik menuju kelas Nindia.

"Sialan!" umpat Fajar melihat punggung Nanzia yang mengecil.

●●●
"Nin, ke kantin yuk!" ajak Aleta membuat Nindia menatapnya.

Nindia tersenyum sesaat. "Bentar, ya? Aku selesaiin catatan ini dulu." Gadis itu kembali melanjutkan catatannya.

Aleta tersenyum melihat itu. Dengan gerakan pelan Aleta mengambil tempat duduk di sisi kosong Nindia. Suara langkah kaki menuju ke arah mereka membuat Aleta menatap siapa gerangan orang tersebut. Betapa kagetnya Aleta melihat sosok yang sangat mirip dengan sahabatnya.

"Nanzia?" panggil Aleta ragu.

"Hm."

Gumanan khas Nanzia berhasil membuat Nindia mendongak. Benar saja, kembarannya sudah berada di sampingnya, berdiri dengan wajah menahan kesal.

"Zia? Kok di sini? Bagaimana bisa?" tanya Nindia seraya bangkit dari duduknya.

"Laper. Ayo ke kantin."

Tak menghiraukan pertanyaan Nindia, Nanzia segera menarik lengan Nindia dan Aleta untuk menuju kantin. Selama perjalanan menuju kantin, Nindia dan Aleta menghujani Nanzia dengan berbagai pertanyaan yang hanya dijawab dengan gumaman tak jelas yang mana tentu saja hal itu membuat keduanya kesal setengah mati.

"Aku aja yang pesan. Kalian mau apa?" tanya Nindia.

"Samain aja deh," ujar Aleta.

Nanzia tidak menjawab. Gadis itu hanya mengangguk, isyarat jika dia setuju dengan ucapan Aleta untuk memesan menu yang sama. Melihat itu, Nindia segera berbalik untuk memesan makanan dan minuman mereka.

Sambil menunggu Nindia, Aleta kembali menghujani pertanyaan kepada Nanzia. "Nan, jangan bilang kamu pindah ke sini? Aku tebak iya!"

"Hm," gumam Nanzia sambil mengangguk.

"Demi apa?" seru Aleta kaget.

"Demi Nia," jawab Nanzia asal.

"Astaga, aku nggak nyangka—"

"LO BUTA?!" Teriakan itu membuat semua pasang mata melihat sosok yang berteriak.
"JALAN PAKE MATA!"

Nanzia menajamkan pandangannya sebelum bangkit dan menghampiri sosok tersebut. Terlihat Fajar yang marah dengan minuman yang tumpah, tak lupa pula Nindia yang menunduk dengan kemeja yang basah. Tanpa perlu penjelasan Nanzia jelas bisa menebak apa yang terjadi.

"LO EMANG BEGO ATAU PURA-PURA BEGO, EH? MINUMAN GUE TUMPAH, ANJIR!" bentak Fajar lagi membuat Nanzia dengan cepat menendang Fajar hingga membuat pria itu terjatuh.

Ketika Yang Hilang Kembali✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang