Hai, hai!
Jangan lupa vote, komen dan tandai typo, ya.
SELAMAT MEMBACA
■■■"Gue ahli untuk mengirim orang ke Rumah Sakit."
Ucapan Nanzia membuat ketiga lelaki itu tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Nanzia sudah tahu pasti akan seperti ini, tetapi dia malah bersedekap dada menatap mereka dengan tatapan remeh.
"Apakah cewek ini melawak?" tanya Si gemuk yang kembali di tanggapi oleh kedua temannya dengan tawa.
"Hey, jika lo memang takut maka pilihan terbaiknya adalah menyerahkan diri dan kita akan bersenang-senang. Bukan membuat lelucon seperti tadi," ujar Si kumis membuat Nanzia menatapnya dengan tatapan meremehkan.
"Ayolah, serahkan diri lo saja dan kita semua akan merasakan yang namanya surga dunia," tambah Si pendek.
Nanzia menatap mereka malas. "Gue kasih kalian 2 pilihan."
"Sudahlah lo—"
"Pertama." Perkataan Si kumis terpotong karena Nanzia melanjutkan ucapannya. "Mundur dalam keadaan sehat."
"Ap—"
"Kedua." Kembali ucapan Si gemuk terpotong. "Mundur dalam keadaan sakit."
"Hey! Apa maksud lo?" tanya Si kumis marah.
"Jadi pilihannya?" tanya Nanzia santai.
"Melawan atau menyerah?"Atas nama harga diri seorang pria, Si kumis memberikan tatapan tajam kepada Nanzia yang malah terlihat sangat santai.
"Tentu saja kami akan ngelawan lo! Dan jika lo kalah, bersiaplah untuk menyerahkan diri lo secara tidak terhormat." Si Kumis bersuara lantang.
Nanzia mengedikkan bahunya secara santai.
"Rul, dia cewek." Si pendek bersuara.
"Sayang banget, gue nggak akan lihat lo sebagai cewek di sini. Yang gue tahu lo adalah lawan gue," ujar Si kumis membuat Si pendek dan Si gemuk sedikit kaget.
"Itu yang gue mau!"
Tanpa di sangkah Si kumis mulai melancarkan serangan kepada Nanzia yang dengan sigap menangkisnya.
"Boleh juga." Si kumis berkata membuat Nanzia berdecak remeh.
Perkelahian antara Si kumis dan Nanzia berlangsung cukup sengit. Seperti yang diucapkan oleh Si kumis tadi, dia memang benar-benar melawan Nanzia layaknya orang kesetanan.
Tetapi telak, Nanzia adalah orang yang cerdik. Sekali ia menendang, Si kumis langsung terduduk dengan darah segar mengalir di hidung dan mulutnya.
"Udah gue bilang. Gue ahli dalam mengirim orang ke Rumah Sakit." Nanzia berdiri santai tanpa luka.
Berbeda dengan Si kumis yang sudah babak belur dengan lebam sana-sini.
"APA YANG KALIAN LIHAT? SERANG DIA!" teriak Si kumis marah.
Si gemuk dan Si pendek segera berlari mendekati Nanzia yang dengan cekatan langsung menendang mereka hingga terduduk.
Sial! Keduanya langsung bangkit lagi dan mulai menyerang balik. Dengan waktu yang sedikit lebih lama dibandingkan melawan Si kumis, Nanzia berhasil melumpuhkan Si gemuk dan Si pendek.
Tak jauh berbeda dengan kondisi Si kumis, kedua temannya itupun mendapat lebam diwajah mereka. Terlebih Si pendek yang memegang kaki kanannya.
"Mungkin tendangan gue tadi akan membuat tulang kaki lo sedikit bermasalah." Nanzia berujar santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Yang Hilang Kembali✓
Teen FictionCover by @jelyjeara_ ----- Bagaimana jadinya jika ternyata kamu memiliki seseorang yang selama ini tidak pernah kamu ketahui keberadaannya? Bagaimana jadinya jika ternyata dia adalah separuh dari jiwamu yang selama ini hilang? Bagaimana jadinya jika...