23. Awal

9K 597 1
                                    

Hai, hai!

Jangan lupa vote dan komen, ya. Tandai typo juga, oke.

SELAMAT MEMBACA
■■■

Nindia melangkahkan kaki menuju kelasnya, bel masuk memang belum berbunyi. Hanya saja ia merasa tidak nyaman dengan keadaan kantin yang ramai. Ingin rasanya ia segera menenggelamkan kepalanya di atas meja dan tidur sejenak walau hanya beberapa menit.

Iya, walau hanya beberapa menit.

Mata Nindia mulai terpejam. Kepalanya memang terasa sakit. Beberapa waktu belakangan ini kejadian demi kejadian yang terjadi membuat beban di pikirannya bertambah.

Mulai dari kedatangan Nanzia yang ternyata adalah kembarannya, kematian Bibi Suciani, kehadiran Mama dan Papa, kepindahan Nanzia ke sekolahnya, hingga Ilham dan Fajar.

Untuk Fajar sendiri, selama ini memang ia selalu menjadi bahan kerjaannya Fajar. Namun, entah bagaimana tiba-tiba saja sikap Fajar berubah. Tutur kata yang melembut, sikap yang perhatian, dan perlakuan Fajar padanya layaknya seorang kekasih kepada kekasihnya.

Bukankah ini gila?

Tak berhenti sampai di situ, Laura yang ternyata adalah tunangannya Fajar datang dan membuat aksi hebo dengan kembarannya.

Bukan hanya itu, beberapa hari belakangan ini juga sikap Nanzia berubah. Tepatnya setelah debat panas dengan Fajar beberapa waktu lalu.

Oh Tuhan, ingin rasanya ia beristirahat sejenak. Lelah sungguh.

Brak

Bunyi pukulan keras di samping mejanya membuat kepala Nindia terangkat untuk melihat apa yanh terjadi.

Laura.

Gadis itu berdiri angkuh di depan Nindia sekarang dengan posisi bersedekap dada.

"Ada apa?" tanya Nindia membuat Laura berdencih remeh.

"Ada apa?" ulang Laura dengan nada mengejek yang jelas. "Lo tanya ada apa, hah?"

Nindia masih diam di tempatnya, ia tahu pertanyaan Laura itu tidak untuk dijawab.

"Dengan kejadian kemarin lo masih belum ngerti? Lo harusnya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya!" ujar Laura sinis.
"Lo dan kembaran lo itu sangat mengganggu!" Tunjuk Laura kasar tepat di kening Nindia.

"Sebenarnya apa yang coba kamu katakan?" tanya Nindia seraya bangkit dari duduknya. Kepalanya benar-benar sakit sekarang.

"Nggak usah sok polos lo! Oh, atau jangan-jangan selama ini lo hanya orang yang bersembunyi di bawah ketiak kembaran lo yang sok jagoan itu, heh?" Laura menatap Nindia dengan pandangan merendahkan "Gue peringatin ke elo! Jauhi Fajar! Dia itu tunangan gue dan lo dengan rendahnya mencoba untuk dekatin dia? Sadar diri dong!"

"Aku tidak!" bantah Nindia dengan sisa tenaga yang ada. Sakit dikepalanya mulai menggila

"Alah! Sok lo! Gue datang bukan untuk mendengar rengekan lo tapi gue datang untuk peringatin lo! Jika tidak—"

Bruk

Sebelum Laura melanjutkan ucapannya, tubuh Nindia jatuh. Gadis itu pingsan.

Tentu saja Laura kaget bukan main. Dan lebih parahnya lagi tepat saat itu ada seseorang yang masuk ke dalam kelas itu dan melihat bagaimana tubuh Nindia yang terbaring di lantai tepat di depan Laura yang berdiri kaget.

"Nindia!"

Aleta segera berlari menghampiri tubuh Nindia di lantai.

"Oh Tuhan, Nindia ... Nindia ...."

Ketika Yang Hilang Kembali✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang