Hai, hai!
Aku balik lagi.
Jangan lupa vote dan komen, ya! Jika ada typo, tolong ditandai juga.
SELAMAT MEMBACA
■■■Ilham menatap malas kepada sepupunya yang saat ini tengah berbaring santai di atas ranjang miliknya. Ini sudah menit yang ke 15 ketika pemuda itu berbaring dengan kelopak mata yang tertutup.
"Jar, lo ke sini ini mau ngapain sebenarnya?" Akhirnya Ilham membuka suaranya. Namun tidak ada sahutan dari sepupunya itu. "Terserah, Jar! Gue mau makan dulu."
Ilham bangkit dan berjalan keluar kamar. Bunyi pintu tertutup itu membuat Fajar membuka mata. Helaan napas lelah terdengar, Fajar larut dalam pikirannya.
Nanzia benar-benar mengambil alih pikirannya, ada rasa bersalah yang Fajar rasakan kepada gadis itu. Namun, entahlah ... perasaan Fajar tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Onyx Pria itu dialihkan ke seluruh isi kamar, hingga pandangannya terhenti di sebuah foto. Fajar bangkit dari ranjang dan berjalan mendekat. Di foto itu terdapat Ilham dan seorang gadis.
Yang menjadi titik fokus Fajar saat ini adalah gadis itu.
"Ini Nanzia atau Nindia?"
Benar, Ilham dan gadis itu tampak sangat akrab. Melihat bagaimana Ilham mencubit sebelah pipi gadis itu sehingga membuat sang empunya pipi memasang ekspresi kesal.
Namun, kembali lagi ke pertanyaan. Di foto itu Nanzia atau Nindia?
"Ah! Ini pasti Nindia."
Benar, pasti gadis itu adalah Nindia. Mengingat bagaimana ekspresi Nanzia yang sangat kaku dan datar, gadis itu tidak mungkin memasang tampang konyol seperti saat ini.
"Ngapain lo?"
Sebuah suara dari arah pintu membuat Fajar sedikit kaget. Di sana terlihat Ilham yang mulai berjalan mendekati Fajar. Pria itu melihat apa yang tengah Fajar lihat. Seulas senyum lebar terpampang di wajah tampan pemuda itu.
"Lo kenal gadis ini, 'kan?" tanya Ilham.
Fajar masih diam. Tatapannya terpaku di wajah Ilham yang terlihat sangat cerah.
"Maksud gue, lo kenal Nanzia dan Nindia, 'kan? Si kembar?"
Fajar mengangguk membenarkan. Memang ia kenal dengan keduanya, sangat kenal malah.
Ilham terkekeh. "Coba tebak, siapa yang di foto ini? Nanzia atau Nindia?"
Sekali lagi Fajar tatap foto itu sebelum suaranya mengeluarkan satu nama yang ia yakini pasti benar.
"Nindia."
Saat itu pula suara tawa dari sepupunya terdengar, Ilham tertawa mendengar jawaban Fajar.
"Bukan. Lo salah!" Ilham mencoba meredam tawanya. "Ini Nanzia."
"Nggak mungkin!" Fajar menggeleng tak percaya.
"Elah, dibilangin. Gue yang udah sahabatan dari TK ama dia. Ini foto yang kita ambil beberapa bulan lalu, saat Nanzia lagi main ke rumah gue."
Fajar terdiam mematung.
Apa tadi?
Sahabat? Dari TK?
"Sengaja foto ini gue pajang karena di sini Nanzia masang ekspresi langka. Sayang aja dia belum lihat, kalau dia tahu gue pasti bakalan dijadiin samsak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Yang Hilang Kembali✓
Teen FictionCover by @jelyjeara_ ----- Bagaimana jadinya jika ternyata kamu memiliki seseorang yang selama ini tidak pernah kamu ketahui keberadaannya? Bagaimana jadinya jika ternyata dia adalah separuh dari jiwamu yang selama ini hilang? Bagaimana jadinya jika...