(1) Hari Pertama

8.6K 217 10
                                    

Hai semua,ini cerita pertama yang aku buat ya, jadi kalau ada kekurangan autor mohon maaf
Dan maaf kalau banyak typo.

Versi baru

***

Autor pov

05.00 am

Terlihat seorang gadis remaja yang masih tertidur pulas di balik selimutnya, saat masih nyaman dengan mimpinya, alarm berbunyi dan mengharuskan dia untuk bangun, tapi tidak dengan gadis ini dia hanya mematikan alarm dan kembali kedalam mimpi.

05.30 WIB

Tok..tok..tok (anggap saja suara ketukan pintu).

"Caca,bangun sayang udah jam setengah enam, kamu hari ini pertama masuk sekolah baru lho," kata wanita paruh baya.

Merasa tidurnya terganggu gadis yang bernama Caca itu akhirnya bangun.

"Iya Bun, Caca bangun," jawab Caca dengan mengucek mata.

Caca Pov

Gue masih tidur nyenyak di dalam selimut dan masih nyaman dengan alam mimpi gue,tiba-tiba.

Tok..tok..tok,suara ketukan pintu terdengar di telinga gue.

"Caca,bangun sayang udah jam setengah 6,kamu hari ini pertama masuk sekolah baru lho," dan gue mendengar suara yang tidak lain adalah bunda gue.

Tidak mau mendengarkan omelan bunda di pagi hari, akhirnya aku bangun.

"Iya Bun, Caca bangun," balas gue sambil mengucek mata.

Tidak ada sautan dari bunda, gue langsung ke kamar mandi ambil air wudhu dan sholat subuh. Setelah sholat subuh gue pergi ke kamar mandi lagi dan mandi.

Tidak butuh waktu lama hanya kurang lebih lima belas menit gue mandi, masih waktu normal, 'kan. Setelah itu gue siap-siap untuk sekolah, lebih tepatnya sekolah baru gue. Saat ini gue lagi berhadapan dengan cermin di depan gue, gue membenahi jilbab dan berusaha buat nyemangati diri sendiri dan berusaha melupakan kejadian itu.

Gue turun untuk sarapan bersama.

"Pagi Ayah, Bunda, Kakak," sapa gue kepada semua.

"Pagi juga Sayang," jawab ayah dan bunda gue bersamaan.

"Pagi juga Adekku paling cantik," balas kakak gue yang tidak lain kak Andra.

"Makasih, Kak," kata Gue.

"Tapi boong," balas Kak Andra.

Sebelum gue membalas, suara bunda sudah melerai.

"Udah-udah Caca mau makan apa?" tanya bunda.

"Caca mau roti aja, Bun," jawab gue, emang ini salah satu kebiasaan gue, kalau sarapan males makan nasi.

"Caca di sekolah baru ini, kamu harus giat belajar ya, lupakan kejadian yang sudah berlalu," nasihat kakak gue.

"Siap pak dokter," jawab gue sambil hormat.

"Ada-ada aja kamu, Ca," kata ayah tercinta gue.

"Hehehe," cengiran khas gue muncul.

Setelah sarapan habis, gue berangkat sekolah diantar kakak gue, sama seperti biasanya saat gue masih di sekolah lama. Sebenarnya gue pengen banget berangkat sekolah naik motor, tapi ayah belum mengizinkannya karena banyak alasan.

"Yah, Bun. Caca sama kakak berangkat dulu ya," pamit gue sama ayah dan bunda.

"Iya, Andra hati-hati bawa mobilnya," perintah ayah.

Alca || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang