(45) Yang Ditunggu

2K 73 2
                                    

Selamat membaca :)

****

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, ya hari ini adalah hari kelulusan siswa dan siswi SMA Upra. Sore ini siswa dan siswi dan orang tua mereka sudah berkumpul bersama di Aula SMA Upra. Termasuk juga dengan Alvin, Caca, Retha, dan Brian.

"Selamat sore, bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak semua," sapa kepala sekolah, yang tidak lain adalah Budi.

"Selamat sore," balas mereka.

"Saya selaku kepala sekolah di sini, mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu sekalian dan saya juga sangat berterimakasih kepada anak-anakku semua yang telah mau berusaha belajar untuk mendapatkan nilai yang baik dan kali ini saya akan mengumumkan kepada anak-anak semua kalau semua siswa dan siswi di SMA Upra ini 100% lulus," kata Budi.
Aula tiba-tiba riuh karena kesenangan semua murid kelas 12.

"Cukup sampai di sini dan saya persilakan untuk bapak Beni untuk ke depan," kata Budi.

Beni maju ke depan.

"Selamat sore," sapa Beni.

"Sore," balas semua.

"Saya Beni Pratama, terima kasih untuk bapak dan ibu sekalian dan terima kasih untuk anak-anak semua, saya bangga sekolah ini bisa maju seperti ini. Saya masih ingat betul seperti apa awal sekolah ini dulu dan sekarang waw luar biasa," kata Beni.

"Saya akan panggilkan sahabat saya yang mau membantu saya untuk mendirikan sekolah ini, bapak Putra silakan ke depan," kata Beni.

Putra maju menghampiri Beni.

"Selamat sore semua, ya seperti yang disampaikan bapak Beni tadi, jadi saya tidak akan mengulanginya lagi, hemat waktu karena saya yakin anak-anak semua sudah tidak krasan dengan acara ini, kalian sudah tidak sabar untuk memasuki acara hiburan, benar atau tidak?" tanya Putra.

"Benar, Pak," jawab semua anak.

"Baik, kali ini saya akan mengenalkan anak kami, mereka juga lulus tahun ini, untuk semua saya harap supaya tidak kaget," kata Beni.

"Alvin dan Cafina sini kalian!" perintah Putra.

Alvin dan Caca saling tunjuk untuk maju ke depan duluan. Vanesa datang langsung menarik mereka berdua menuju depan.

"Alvin adalah anak saya dan Caca adalah anak Bapak Putra, selama ini Alvin dan Caca tidak mau membuka identitas mereka, jadi silakan untuk Alvin dan Cafina memperkenalkan diri," kata Beni.

"Kalian pasti tahu saya, ya saya Alvin Lethano Pratama, anak MIPA 2, seperti yang disampaikan oleh papa saya tadi, saya di sini menyembunyikan identitas saya," kata Alvin.

"Saya Cafina Putri Utama, siswi baru dan satu kelas dengan Alvin, seperti yang dikatakan Alvin saya di sini menutup identitas saya," kata Caca.

"Dan rumor tentang Caca menjadi pengusik antara hubungan saya sama Talia itu sama sekali tidak benar, saya sama sekali tidak menjalin hubungan apapun dengan dia,” sambung Alvin tegas sambil menatap tajam Talia.

Sejak mengetahui fakta tadi, bibir Talia pucat, keringat dingin keluar, takut itu yang Talia rasakan ditambah juga dengan tatapan tajam Alvin.

"Ini saja, silakan masuk keacara hiburan," kata Putra.

Beni, Putra, Alvin, dan Caca kembali keposisi duduk tadi.

***

Setelah itu mereka menikmati acara dan hidangan yang sudah disediakan.

"Selamat sore semua, saya Vanesa. Maaf mengganggu waktu Anda sekalian, tapi saya minta waktunya sebentar karena saya akan menayangkan salah satu bukti yang benar-benar penting," ucapan Vanesa yang menarik perhatian semua orang.

Alca || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang