(8) Datangnya Masalah

2.9K 111 8
                                    

Part ini masih khusus Caca Pov ya
Selamat membaca :)

Versi baru

***

"Masalah selalu terjadi kapan pun dan dimanapun"

***


Keesokan Paginya

Jam alarm di kamar gue berbunyi dan gue yanh merasa terganggu akhirnya bangun dan matiin alarm itu dan gue lihat jam ternyata udah jam 05.00. 

"Udah jam 5 aja, sholat dululah," kata gue.

Gue jalan ke kamar mandi untuk cuci muka, gosok gigi, dan wudhu. Dilanjutkan sholat subuh, selesai sholat gue langsung mandi dan bersiap untuk pergi sekolah.

Gue turun ke bawah dan sarapan.

"Pagi, Bunda, Ayah, Kak Andra," sapa gue.

"Pagi, Ca," jawab mereka.

"Ayah sama kakak mau kemana?, kok ada koper di situ?" tanya gue sambil nunjuk koper-koper itu.

"Ayah sama kakak mau ke luar kota, ada keperluan di sana," jelas Ayah.

"Sampai kapan,Yah,Kak?" tanya gue.

"Sekitar satu minggu lebih dikit, Dek," jawab Kak Andra.

Gue cuma ngangguk.

"Nanti berangkat sendiri gak papa kan, Ca?" tanya Ayah.

"Iya gak papa, Yah," jawab gue.

Lalu kita sarapan, setelah sarapan gue, papa sama kakak berangkat.

"Yah, Kak, Bun, Caca berangkat dulu ya," pamit gue.

"Iya," balas mereka.

"Ayah sama Kakak hati-hati di sana ya," kata gue sambil menahan tangis.

"Iya, Sayang," balas Ayah.

"Iya kakak pasti kangen sama kamu, kamu juga hati-hati di sini," sambung kakak gue.

"Iya, Kak, Kakak pulang bawa cewek ya," kata gue sambil cengiran khas gue.

"Hmm," jawabnya.

"Ya udah Assalamu’alaikum," salam gue sambil mencium punggung tangan mereka

"Wa’alaikumussalam," jawab mereka.

Gue ke sekolah naik ojek online, nggk butuh waktu lama buat gue sampai di sekolah.

Saat gue masuk gerbang sekolah, ada beberapa teman-teman beda kelas gue yang menatap gue tidak suka.

"Itukan yang ngusik hubungannya Alvin dan Talia,"

"Iya tu anak baru,"

"Cantik-cantik kok ganggu hubungan orang,"

Itu yang gue denger dari beberapa anak-anak yang berpapasan dengan gue.

Ini pada kenapa sih?-tanya gue dalam hati

Setelah gue masuk kelas, semua teman-teman gue pada ngelihatin gue dengan tatapan bingungnya ada juga beberapa dari mereka yang menatapku tidak suka.

Bodoamatlah-batin gue.

"Reth, pada kenapa sih?" tanya gue.

"Emm..gimana ya, Ca, Lo lihat sendiri aja deh di papan pengumuman," jawab Retha.

"Emang apaan sih," kata gue mulai kesal.

"Lo lihat papan pengumuman aja," balas Retha.

"Ok," balas gue dengan melangkahkan kaki keluar kelas untuk menuju papan pengumuman, saat di sana gue lihat ada foto gue dan Alvin pas Alvin nolongin gue kemarin dan lebih parahnya lagi tulisan diatas foto itu.

DASAR PENGUSIK HUBUNGAN ORANG *CAFINA PUTRI UTAMA*

lah salah gue apa,orang Alvin cuma mau nolongin gue-batin gue.

"Udah lihat, Ca?" tanya Retha saat gue udah kembali ke kelas.

"Udah, apa Lo juga mau nge-," jawab gue yang dipotong sama Retha.

"Nggak akan, gue selalu ada buat lo, Ca," kata Retha.

"Gue juga Ca, gue sama Retha akan selalu ada buat Lo, jika suatu hari nanti banyak yang benci sama Lo karena gue sama Retha tahu yang sebenarnya," kata Brian yang tiba-tiba dating.

"Makasih ya, Ret, Bri," kata gue sambil senyum.

"Sama-sama," jawab mereka sambil senyum.

“Ca, yang di papan pengumuman itu nggak benarkan?” tanya Alva.

“Nggak, pasti ada yang nuduh Caca,” jawab Retha.

“Gue juga mikirnya gitu suh,” balas Alva.

Alva berdiri di depan kelas.

“Manteman, bisa merhatiin gue sebentar?” tanya Alva.

Semua teman-teman kelas menghadap depan walau masih setengah yang datang.

“Gue mau tanya apa pendapat kalian tentang berita nggak mutu di mading itu,” kata Alva.

“Menurut kalian itu berita benar apa enggak? Ada yang percaya kalau Caca beneran ngelakuin itu?” tanya Alva.

Beberapa orang terlihat mengangguk. Saat ini juga sudah hampir full, kecuali Talia dan temannya.

“Yang percaya boleh keluar sebentar,” kata Alva.

Ada kira-kira enam orang yang keluar dan lainnya tetap stay di tempat.

“Untuk yang masih di dalam, makasih banget, gue sebagai ketua kelas di sini nggak suka lihat salah satu teman kita dituduh kayak gini, kita harus kerja sama untuk mencari kebenaran ini, kasus ini memang cukup mudah, tapi kalau dibiarkan ya bisa melebar,” kata Alva.

“Iya, Va. Ada ya orang yang tega nuduh orang kayak gitu, nggak ngakal banget, sama yang percaya-percaya itu, mereka mikir pakai apa,” balas Lita.

“Nah maka dari itu, kita cari tahu sama-sama, tapi diem-diem aja, siapa tahu pelakunya di kelas ini,” kata Alva.

“Siap,” balas semua.

“Buat kalian makasih banyak ya karena masih percaya sama gue,” kata gue.

“Iya, Ca. Kita tahu lo itu anak baik-baik,” balas Lita

***

Segitu dulu ya

Oh iya, habis part ini aku mau bikin autor pov terus jadi nggak papa ya.

Kepo sama kelanjutannya?
Vote dulu dong, biar makin semangat updatenya

Terima kasih

Sukoharjo
Revisi : 13/06/2020


Alca || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang