Selamat membaca :)
*****
Lima keluarga sudah berkumpul bersama di rumah Beni, mereka tampak bahagia karena hari ini adalah hari dimana mereka akan pergi ke TW, sesuai apa yang direncanakan dulu.
"Nggak sabar ke sana," celutuk Kelvin.
"Iya, Kak," balas Brian.
"Ok jadi kita ke sana memakai tiga mobil aja apa gimana?" tanya Beni.
"Tiga mobil juga nggak papa," balas Deri papanya Brian.
"Kalau begitu siapa yang ikut mobil ayah?" tanya Putra.
"Aku, Yah," jawab Caca dengan semangat.
"Nggak Caca, orang tua sama orang tua, kamu sama kakak kamu aja," kata Putri.
"Loh kok gitu sih, Bun," gerutu Caca.
"Ya kamu mau kalau di perjalanan cuma bahas masalah orang tua?" tanya Putri.
"Yaudah deh, Bun," jawab Caca.
"Gini saja Put, gue sama Arum, Deri, dan Nita, kamu sama Putri, Beni, Risa, Budi, dan Risna," usul Dodi papinya Retha.
"Boleh juga, gimana yang lain?" tanya Putra.
"Setuju," jawab para ibu-ibu.
"Ya udah, aku pakai mobilku aja, terus kamu pakai mobilmu ya," kata Putra.
"Ok," balas Dodi.
"Bentar deh, kenapa para tuan dan nyonya hanya memikirkan mereka sendiri, terus anak-anaknya yang imut-imut ini gimana?" tanya Caca.
"Kalian bagi sendiri aja," balas Putra.
"Aku sama Brian ikut mobil papi aku aja, terus sisanya satu mobil," kata Retha.
"Bener," sambung Brian.
"Ya udah, Caca, Alvin, Andra, Vanesa, Kelvin, Dewi sama Vania, naik mobilnya papa yang muat banyak," kata Beni.
"iya, Pa/Om," balas mereka.
Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil yang sudah dibagi dan berangkat menuju puncak.
Dalam berjalan tentu penuh dengan canda tawa, apalagi di mobil yang dikendarai Kelvin, mereka diam saat tidur saja.
"Gimana, Ndra. Mau punya baby cowok apa cewek?" tanya Kelvin sambil menyetir.
"Sedikasihnya ada, Kak. Gue sama Vanesa terima apa adanya," jawab Andra.
"Gue doain muga-muga cepat isi," kata Kelvin.
"Aamiin," tidak hanya Andra yang menjawab, tapi semua yang dimobil itu ikut mengamini.
"Caca mau kuliah di mana?" tanya Kelvin.
"Mau di Inggris dan rencananya ke college dulu, Kak. Nanti baru ke Univ," jawab Caca.
Dibalik mimpi Caca yang tinggi pasti juga butuh perjuangan berat. Tiga tahun di SMA untuk mempelajari banyak materi yang hanya dipakai untuk 8 jam. Dia bangga dengan dirinya sendiri walau jalan tiga tahun itu tidak mulus. Malas dan bosan adalah musuh terberatnya, dia berusaha untuk melawan dua hal itu dan sampai akhirnya saat tes masuk salah satu college dia berhasil lolos.
Tentu tidak hanya Caca. Alvin, Brian, dan Retha juga sama mengalami itu, walau mereka memiliki cerita dan tantangan sendiri-sendiri, tapi pada akhirnya mereka berhasil memperjuangkan salah satu mimpi mereka.
"Ngirit biaya ya," kata Kelvin.
"Iya, biaya hidup di sana juga nggak murah," balas Caca.
"Bentar lagi ada yang pisah, muga aja nggak uring-uringan," kata Kelvin menggoda adiknya yang duduk di kuris paling belakang dengan Caca.
Alvin tidak menanggapinya, dia stay cool dengan earphone hitam yang menggantung di telinganya.
Caca sebenarnya tahu godaan itu juga untuk dia, tapi dia memilih diam dari pada terus digoda.
Di mobil itu hanya ada percakapan yang ditimbulkan dari kakak-kakak Alvin dan Caca dengan suara radio yang tidak terlalu keras.
Caca yang mulai bosan akhirnya mengambil handphonenya, dia juga berusaha untuk mengusir rasa ngantuknya.
Dia membuka akun instagramnya dan mulai menjelajahi sambil sesekali menguap. Alvin yang berada di sampingnya tahu, jika temannya itu sedang menahan kantuk.
Karena tidak mau di goda sang kakak, Alvin berinisiatif mengirim pesan kepada Caca.
Alvin
Kalau ngantuk tidur!Caca mendapatkan pesan itu menoleh ke arah Alvin dan menganggukkan kepala. Dia mulai menutup mata dan bersandar pada kursi.
Alvin yang melihat itu langsung melepas bantal lehernya dan menberikan kepada Caca.
Caca menerima dengan senang hati.
"Makasih," kata Caca tanpa suara yang dibalas anggukan kepala oleh Alvin.
****
Hola semua :)
Jangan lupa vote dan coment 🤗😊Sukoharjo
Revisi : 25/10/2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Alca || Selesai
Roman pour Adolescents•Versi baru• Berawal dari ketidak sengajaan untuk saling mengenal satu sama lain. Kemudian terjadi suatu kesalah pahaman yang diciptakan oleh seseorang yang sangat membencinya, sampai dimana kenyataan menamparnya dan terbit suatu rasa asing yang men...