(9) Masalah

2.8K 110 5
                                        

Ya seperti part sebelumnya, kali ini bakal Autor Pov terus

Selamat membaca, semoga suka

Versi baru

***

Setelah pembicaraan antara teman-temannya Caca tadi, bel sekolah berbunyi.

Kring...kring...kring

"Jamnya Bu Ratna kosong, Beliau baru WA gue katanya agak telat dan suruh baca buku dulu," kata Alva.

“Oke,” jawab semua orang di kelas 12 MIPA 2dengan riang.

Saat ini di kelas itu tidak ada yang menjalankan perintah dari Bu Ratna, mereka malam sibuk dengan kegiatan mereka sendiri-sendiri ada yang ngegosip, nonton film, baca novel, foto-foto dan lain-lainnya.
Memang kelas mereka kosong tapi mereka tidak pernah yang namanya heboh di dalam kelas.

“Ada yang nggak masuk?” tanya Ria, sekretaris kelas.

Semua orang menengok ke kanan dan ke kiri untuk menghitung dan memperhatikan siapa yang tidak masuk.

“Ada, Alvin, dia izin,” jawab Brian.

“Tumben, biasanya dia paling full,” balas Ria.

Setelah itu mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka. Sampai di mana suara Talia terdengar.

"Hai semua, aku mau tanya ni, boleh nggak?" tanya Talia di depan kelas.

“Apa?” tanya beberapa orang.

"Di sini ada gak sih yang berstatus pengusik hubungan orang?" tanya Talia santai.

Tapi tidak dengan Caca, Caca hanya memperhatikan tingkah Talia dengan muka datar sedatar, datarnya.

“Lo, tanya sama siapa?” tanya Edo.

“Sekelaslah,” jawab Talia.

“Ada nggak guys?” tanya Talia.

“Ada, tu si Caca,” jawab Vita.

Reflek Cafina menundukkan kepala dan menahan air matanya jatuh, dia udah mencoba menahan emosi tetapi kali ini Talia udah bikin emosi itu meluap dan Caca hanya bisa menangis untuk melampiaskan emosinya.

“Lo gila ya, Tal?” tanya Ria.

“Kenapa?” balas tanya Talia.

“Loh ngasih pertanyaan nggak mutu kayak gitu, nggak berkelas banget,” jawab Ria.

“Maksud, Lo apa?” tanya Talia.

“Udahlah, Tal. Pagi-pagi nggak usah cari perkara,” lerai Alva.

Talia berdiri menghampiri Caca.

“Lo ngomong yang nggak-nggak ‘kan, keteman sekelas,” tuduh Talia.

"Lo maunya apa?" itu bukan suara Caca melainkan Retha sahabat Caca.

"Mau gue?,gue cuma mau dia sadar akan status dia," balas Talia dengan menatap Caca.

“Emang status, Lo sama Alvin apa?” tanya Retha lagi.

“Gue pacarnya,” jawab Talia.

“Bangun, Tal. Mimpi lo nggak banget,” balas Brian.

“Gue emang pacarnya dia,” kata Talia.

“Gue lebih tinggi dari pada dia pengusik hubungan orang,” sambung Talia sambil menunjuk Caca.

"Lo, tu ya bener-bener gak punya hati," kali ini Brian angkat bicara.

"Oh," balas Talia dengan senyum mengejek

"Heh, Lo. Nggak usah sok polos deh," teriak Talia sambil nunjuk Caca.

"-_-"

Caca ke luar dari kelas, Talia menyusul Caca.

"Dasar gak tau diri," teriak Talia lagi sambil berjalan ke arah Caca.

"Apa?" tanya Caca dengan muka datar.

"Hah, Lo. Masih bilang apa?, Lo. Emang nggak punya harga diri ya. Lo,itu udah mengusik hubungan gue sama Alvin," teriak Talia lagi dan lagi tepat di depan muka Caca.

"Emangnya Alvin berpaling dari, Lo?,gak kan," balas Caca dengan muka datar dan nada dingin.

"Awas ya, Lo. Gue akan hancurin kebahagiaan Lo lagi," kata Talia.

"Kenapa sih, Tal. dulu Lo belum puas, udah buat gue kayak gitu," teriak Caca dengan air mata yang menetes.

"Puas?, ha puas?, nggak ada kata puas untuk gue," teriak Talia.

Setelah itu Caca berlari meninggalkan Talia, Caca memilih duduk di bangku taman. Caca menunduk untuk menutupi air matanya.

"Tuhan,kenapa lagi ini," lirih Caca dengan menangis.

***

Segitu dulu ya, teman-teman :)

Kalau kepo,tungguin part selanjutnya ya

Oh iya jangan lupa vote ya

Sukoharjo

Revisi : 17/06/2020

Alca || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang