(38) Percakapan

2.2K 74 0
                                    

Selamat membaca

•Versi Baru•

****

Di kamar hotel yang sudah dipesan Andra.
Andra dan Vanesa sedang berbincang-bincang.

"Aku enggak nyangka, kalau kamu bakal jadi istri aku," kata Andra sambil mengelus kepala Vanesa yang sedang bersandar di dadanya.

"Aku juga enggak nyangka," balas Vanesa.

"Hati aku nggak pernah berubah untukmu," kata Andra.

"Nggak tahu kenapa dulu waktu SMA aku bisa suka sama kamu, pas kamu udah lulus kita nggak pernah ketemu dan kemarin waktu kamu periksa mama, aku  udah ngerasain kalau itu kamu," balas Vanesa.

"I love you," kata Andra sambil mengecup kening Vanesa.

"I love you too," balas Vanesa sambil mencium pipi Andra.

“Terima kasih,” kata Andra.

“Terima kasih juga,” balas Vanesa.

*****

Sementara di kamar Caca, Alvin, Retha, dan Brian, mereka sedang mengobrol bersama.
Caca dan Retha duduk di kasur atas sambil senderan di kepala ranjang, sedangkan Brian dan Alvin duduk di kasur bawah dengan bersender di kasur atas.

"Emm, seminggu lagi kelulusan kita," kata Caca tiba-tiba.

"Iya, enggak terasa ya kita udah mau lulus," lanjut Retha.

"Emm, kalau kita kuliah beda univ gimana?, kok kayaknya enggak enak gitu ya," kata Caca.

"Iya, benar sih, kayak gimana gitu, tapi ya mau gimana lagi, kitakan punya jalan sendiri-sendiri,” balas Brian.

"Ya gue milih tetap di Indo, dan kalian milih ke luar. Dah kita bakal jauh," kata Retha.

"iya," sambung Caca.

“Gue nggak tahu gimana nanti pisah sama kalian,” kata Brian.

“Kita Cuma pisah untuk kuliah, Bri. Pas liburan bisa ketemu,” balas Retha.

"Iya, sekarang kita pikirin masa depan dulu aja, kalau seumpamanya kita pisah, enggak papa, tapi jangan sampai lupain kebersamaan kita," kata Caca.

"Iya," balas Retha.

“LDR sama kalian bertiga dong. Wkwkwk,” kata Caca.

“Hahaha, ternyata nggak Cuma pacaran yang bisa LDRan,” balas Retha.

“Nggak papa raga kita yang LDRan, tapi aku harap hati kita selalu bisa dekat,” kata Alvin.

“Aamiin,” balas Caca, Retha, dan Brian.

"Eh, Ca. Lo masih ada urusan sama Talia?" tanya Retha.

"Gue pribadi udah nggak ada urusan, tapi nggak tahu sama tu orang. Gue juga bingung kenapa ada ya orang yang seneng banget nyebar kebencian, padahal kalau dia baik atau mungkin bisa bicara baik-baik sama gue, gue akan terima kok. Tapi ya udah dia lebih memilih jalan kayak gitu, gue nggak bisa ngelarang," jawab Caca dengan pandangan mata yang menatap dinding putih bersih di atasnya.

Pikirannya terbang kembali ke masa lalu, dimana ketika dia pertama kali bertemu dengan Talia yang ternyata anak baru di SMA itu. Caca dulu sempat pernah mengagumi kecantikan Talia yang unik, tapi raga kagum itu sirna ketika dia tahu sifat asli dari seorang Talia.
Setelah itu mereka memutuskan untuk tidur.

"Gila bener tu anak, keras kepala dan berambisi yang cukup memfatalkan untuk seseorang," kata Brian.

"Gue sendiri juga bingung sama dia, dia dulu adalah sahabat yang berhati lembut, baik, pengertian sama gue, tapi gue nggak tahu itu beneran apa cuma setingan. Dan puncak yang bikin gue bingung adalah ketika dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan kembali dengan jiwa yang berbeda," kata Alvin.

"Gue sih yang emang dari dulu nggak deket dan nggak suka sama dia hanya bisa berharap semua dia cepat sadar. Bodo amat sadarnya dengan cara apa, tapi gue berharap dia sadar dengan cara yang sepadan dengan apa yang dia lakuin ke Caca atau mungkin kebanyak orang," kata Retha.

"Hust... Retha perkataan adalah doa, bicara yang baik-baik saja ya, bisa saja kata yang kamu ucapkan adalah doa untuk dirimu," kata Caca menegur Retha.

"Siap, Ca. Maaf ya," balas Retha.

"Yaudah Guys, dari pada pusing mikirin dia, yang buat lelah hati dan lelah pikiran. Sebaiknya kita tidur," kata Retha.

"Hmm," balas Brian dan Alvin.

"Oke, selamat malam semua," kata Caca.

"Malam," balas mereka.

"Lampunya dimatiin enggak?" tanya Brian.

"Jangan," teriak Caca dan Retha.

"Kenapa?" tanya Brian.

"Gue nggak bisa tidur, kalau lampu mati," ucap Caca dan Retha bersamaan.

"Iya jangan lo matiin tu lampu, gue juga agak susah tidur," kata Alvin.

"Ya udah tapi gue hidupin lampu depan kamar mandi aja ya, biar nggak terlalu terang," kata Brian.

"Ok," balas semua.

Setelah itu mereka tidur.

Terkadang apa yang kita lihat belum tentu sama dengan apa yang sebenarnya terjadi. Jadi jangan mudah untuk menyimpulkan suatu hal, pikirkan semuanya dulu dengan matang-matang :)

****

Halo guys, maaf ya baru bisa up

Jangan lupa Vote dan Coment

Terima kasih :)

Sukoharjo
Revisi : 13/09/2020

Alca || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang