(28) Pembicaraan

2.3K 79 1
                                    

Selamat membaca

•Versi Baru•

*******

Tidak terasa sudah satu minggu berlalu dan berarti USBN sudah selesai. Alvin, Caca, Brian, dan Retha senang luar biasa karena merekan tinggal menunggu Ujian Nasional saja.

"Huh, akhirnya selasai juga Ujian Sekolahnya ," kata Retha sambil bernafas lega.

"Iya dan nggak kerasa satu minggu lagi kita Ujian Nasional," balas Caca.

"Eh, Lo bertiga mau kuliah di mana?" tanya Brian.

"Gue sih mau kuliah di indo aja, biar melokal," jawab Retha.

"Hmm mungkin kalau nggak Inggris ya di Indo aja ," kata Caca.

"Lo mantepnya di mana?" tanya Retha kepada Caca.

"Gue pengen kuliah di Inggris, tapi gue nggak tahu ortu gue bisa ngizinin gue apa enggak, mereka masih khawatir sama kejadian dulu," jawab Caca.

"Semoga Om Putra sama Tante Putri ngizinin, Lo. Aamiin," doa Retha yang dibalas oleh semua.

"Kalau gue disuruh sama bokap buat kuliah ke USA" jawab Alvin yang dari tadi diam.

"Lha, Lo sendiri mau ke mana?" tanya Retha.

"Kata Ibu gue, gue di suruh kuliah ke luar negeri, ya udah gue milih ke USA aja, cari pengalaman,” jawab Brian.

"Oo, gitu, lumayan ya bisa belajar sambil cari pengalaman," balas Retha.

Setelah itu mereka membicarakan hal-hal lain dan mereka juga belajar bersama.

Ketika bercerita dan belajar, Alvin selalu saja mencuri pandang ke Caca, bukan tanpa alasan, Alvin hanya heran kenapa Caca bisa tetap ceria walau masalah menimpanya. Alvin juga masih merasa tidak enak atas kejadian kemarin. Dia sama sekali tidak berniat untuk membentak Caca, tapi apa daya dia yang dikuasai emosi. Alvin ingin sekali meminta maaf, tapi dia rasa ini belum tepat waktunya.

"Alvin…Alvin, kalau mau minta maaf, minta maaflah. Jangan ditunda-tunda nggak baik,”-autor.

Brian yang sebenarnya sadar dengan kegiatan yang dilakukan sahabatnya itu hanya tersenyum, entah kenapa dia bisa merasa senang. Retha yang melihat Brian tersenyum akhirnya angkat bicara.

“Bri, lo kenapa dah senyum-senyum sendiri?” tanya Retha.

“Hah, nggak kok,” jawab Brian.

“Nggak usah boong,” kata Retha.

“Nggak, gue tadi liatin cewek cantik,” balas Brian.

“Wih siapa, Bri. Kasih tahu dong,” kata Retha.

“Dia di depan gue,” balas Brian.

“Mana?” tanya Retha, sambil menengok ke kanan dan kiri.

“Retha, Retha. Kenapa diri lo tolol banget, yang dimaksud Brian cewek cantik di depannya itu elo, siapa lagi coba,” kata Caca.

“Oh ya?” tanya Retha belum sadar.

“Eh, maksudnya,” kata Retha setelah dia sadar.

“Udah lupain aja,” balas Brian.

“Hmm, jangan buat gue baper deh, Bri,” kata Retha.

“Hm,hm,hm. Banyak nyamuk,” celetuk Caca.

“Apadah, Ca,” balas Retha.

Setelah itu mereka kembali belajar dan sesekali mengobrol.

Memang persahabatan antara laki-laki dan perempuan tidak akan berjalan selamanya.

Rasa cinta datang karena terbiasa, rasa itu tidak bisa dipaksa untuk berlabuh dimana, dia bisa memilih sendiri pelabuhan yang bisa membuatnya nyaman dan terus berkembang.

******

Terima kasih sudah mau membaca ceritaku, jangan bosan ya, hehehe.

Jangan lupa vote dan coment

Terima kasih

Sukoharjo

Revisi : 07/08/20

Alca || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang