Selamat membaca :)
****
Sementara di tempat lain, diantara dua cewek, ada satu yang sedang menatap tajam ketiga keluarga yang sedang belanja bersama.
"Kayaknya Alvin sama Caca udah baikan deh, Tal," kata Vita.
Ya mereka berdua adalah Talia dan Vita, dua sejoli pembuat masalah.
"Kelihatannya, tapi ini enggak bisa dibiarin," desis Talia.
"Bukannya ini udah terlalu jauh ya, Tal?" tanys Vita.
"Nggak, sebelum gue puas nggak akan ada kata berhenti," jawab Talia.
"Gue udah cukup merasa bersalah sama Caca, Tal," kata Vita.
"Ya udah kalau memang lo nggak mau, nggak usah deket-deket gue lagi dan gue nggak akan bantuin lo buat dapetin Brian," balas Talia.
"Gue emang cinta sama Brian, tapi gue nggak mau jadi kayak gini, Tal. Udah yuk, kita jemput kebahagiaan kita sendiri aja," kata Vita.
"Gue udah bilang enggak ya enggak!" balas Talia dengan keras, sampai beberapa pengunjung menengok ke arah mereka.
"Terserah lo deh, Tal. Gue ke sini cuma mau cari kebaya buat besok, kalau lo mau yang lain urus aja sendiri," kata Vita sambil meninggalkan Talia.
"Gue ikut lo," balas Talia.
"Sebenarnya gue udah bener-bener muak sama dia, andai saja Kak Rian nggak nyuruh gue buat nemenin pujaan hatinya, gue nggak akan dipandang jahat sama teman-teman. Kak Rian juga kenapa bisa suka sama cewek macem dia," gerutu Vita di dalam hati.
Siapa Rian?, Rian adalah kakak sepupu Vita yang saat ini sedang menempuh pendidikannya di negara orang. Rian memang menaruh rasa kepada Talia sejak dia masuk ke SMA Upra, tapi Rian belum ada keberania untuk mengungkapkan itu semua sampai dimana dia tahu jika Talia suka sama Alvin yang sudah Rian anggap sebagai adik tanpa KK.
Flashback on
Hari ini adalah hari dimana Rian pergi meninggalkan tanah air untuk menempuh pendidikan di negera orang.
Pagi ini semua keluarga Rian yang juga termasuk Vita sedang menemani Rian di bandara, mereka bersama melepas orang yang paling disayang di keluarga itu.
Saat masih menunggu Rian mengajak Vita berbicara.
"Vit, kakak mohom sama kamu, tolong kabari kakak tentang Talia, walaupun Talia udah pindah dan mungkin jauh dari sini," kata Rian.
"Kalau udah tahu jauh, gimana Vita tahu kabar dia," balas Vita sedikit tidak suka.
"Ya setahumu saja, tapi entah kenapa kakak punya firasat kalau Talia akan kembali ke sini," kata Rian.
"Hmmm, gue usahain," balas Vita.
"Makasih ya dan kakak harap kamu mau berteman dengannya," kata Rian.
"Vita usahain, Kak," balas Vita.
Flashback off
Itu tadi sedikit kisah tentang Rian dan Vita. Jadi selama ini Vita hanya menunjukkan topeng di depan semua orang, Vita adalah orang baik yang malas mencari masalah, tapi karena rasa sukanya kepada Brian dia mau melakukan apapun yang Talia rencanakan karena Talia berjanji akan membantunya untuk mendapatkan Brian.
Tapi Vita mulai jenggah dengan topeng yang dia pasang sendiri, dia mulai muak dengan semuanya sampai dia benci dengan dirinya sendiri.
Dan mulai kemarin setelah aksinya dengan Talia yang membawa Caca ke gudang, dia memutuskan untuk berhenti dan bilang apa adanya kepada kakak sepupunya.
Saat ini Vita sama sekali tidak menindahkan Talia yang berjalan di sampingnya, tujuan dia saat ini hanya satu mencari kebaya lalu pulang.
****
Setelah selesai denga urusan membayar Vita dan Talia keluar dari salah satu butik yang ada di mal ini.
Vita yang memang kebelet mengajak Talia untuk ke toilet. Ternyata di toilet juga ada Caca.
Vita masuk ke salah satu bilik toilet, sedangkan Talia berdiri menghampiri Caca.
.
"Tunggu aja," bisik Talia di telinga Caca."Mau apa lagi, Tal?" tanya Caca.
"Tunggu aja, nggak usah banyak becot (aku samarin ya)," jawab Talia.
Caca mendengus dan keluar dari toilet, dia lagi tidak mood untuk berantem dengan Talia.
Setelah Caca keluar dari toilet Talia memandang dirinya di cermin sambil tersenyum miring.
Tidak lama nada dering telepon terdengar, Talia mengambil hpnya di tas. Ternyata yang menelponnya adalah papanya.
"Halo, Pa," Talia.
"Nak, jangan buat aneh-aneh ya," Papa Talia.
"Nggak kok, Pa," Talia.
"Perasaan Papa nggak enak di sini, pokoknya kamu jangan aneh-aneh kayak dulu lagi, kalau sampai Papa akan turun tangan," Papanya Talia.
"Iya, Pa. talia nggak macem-macem kok, Cuma sedikit bermain saja," Talia.
"Dasar dengerin papa jangan, Tal," papanya Talia. Tanpa membalas ucapan Papanya, Talia langsung saja mematikan sambungan telepon itu.
Sementara di dalam bilik kamar mandi, Vita bisa mendengar percakapan Talia dengan seseorang di telepon yang ternyata papanya.
"Dia memang udah nggak waras, pokoknya gue udah nggak mau lagi dan gue bakal ngomong semuanya ke Kak Rian" kata Vita lirih.
Setelah itu Vita keluar dan mencuci tangannya sebentar lalu keluar untuk menghampiri Talia yang berada di tempat duduk depan toilet.
Vita memutuskan langsung pulang walau Talia memaksa dia untuk makan terlebih dahulu.
****
Segini dulu ya, Guys
Jangan lupa vote dan coment
Terima kasih :)
Sukoharjo
Revisi : 13/10/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Alca || Selesai
Teen Fiction•Versi baru• Berawal dari ketidak sengajaan untuk saling mengenal satu sama lain. Kemudian terjadi suatu kesalah pahaman yang diciptakan oleh seseorang yang sangat membencinya, sampai dimana kenyataan menamparnya dan terbit suatu rasa asing yang men...